WebNovelAMALTHEA58.33%

penyerangan

Setelah makan malam yang tidak mengenakan bagi Amalthea, disinilah dia menatap pemandangan malam dari menara pack. Di blackmoon pack ada satu menara yang sudah tidak terpakai lagi, tempat itu yang digunakan oleh Amalthea untuk menatap keseluruhan wilayah pack.

Baginya tempat ini adalah tempat yang tenang, jika siang ia akan pergi ke Padang bunga tulip yang berada ditengah hutan lain halnya kalau malam karna jika malam ia akan ke menara pack menatap seluruh wilayah.

"Rasanya menenangkan sekali" katanya sembari menutup mata menikmati udara malam hari.

Membuka mata, lalu mengedarkan tatapannya ke seluruh wilayah pack yang dikelilingi hutan yang tampak gelap di malam hari.

"Sepertinya akan turun hujan" Amalthea menatap langit yang tampak gelap di hiasi petir.

Amalthea ia ingin kembali namun langkah kakinya terhenti saat di kejauhan ia melihat burung-burung bertebaran seperti melarikan diri, tatapannya mengernyit heran, kembali ia tajamkan pandangan matanya pada sesuatu yang sepertinya mengarah pada pintu gerbang belakang pack.

Tatapan mata Amalthea berubah panik saat menyadari bahwa segerombolan rogue menuju ke arah pack.

"Penyerangan" teriaknya, dalam situasi seperti ini kadang membuat Amalthea merasa tidak berguna karna untuk menggunakan mindlink saja ia tidak bisa.

Dengan cepat Amalthea menuruni tangga, berlari secepat yang ia bisa melewati jalan setapak untuk bisa sampai ke pack house, jarak antara pack house dengan menara cukup memakan waktu 10 menit dan membuat Amalthea harus bergegas.

Langkah kakinya berhenti tepat didepan pintu pack house yang dijaga oleh warrior, dengan terengah-engah ia menatap kepada mereka dengan panik.

"Rouge menyerang" teriakkannya membuat semua orang yang berada dalam pack house bergegas keluar menatapnya penuh tanya.

"Alp-ha ad-a penyerangan" ujar Amalthea terbata-bata saat melihat para alpha berdiri didepannya.

"Bicara yang jelas Thea" pinta Luna Catlin menatap khawatir pada Amalthea yang terlihat gemetar antara panik dan ketakutan.

"Rogue menuju kesini, tepatnya di gerbang belakang" jelas Amalthea sembari menunjuk arah belakang pack house.

Ucapan Amalthea membuat alpha Derrick langsung memerintahkan pada Daren dan semua warrior untuk bersiap sedangkan para alpha sudah mengikuti alpha Derrick kedalam pack house mereka harus membuat strategi untuk melawan para Rouge.

"Tenangkan dirimu Thea" ujar Luna Catlin memegang tangan Amalthea yang terasa begitu dingin. Disana didepan pintu pack house tersisa Amalthea, Luna Catlin, Anabelle dan juga dominik. Dominik menatap datar pada Amalthea, ia masih tidak menyangka memiliki mate yang begitu penakut membuatnya membuang tatapan menatap ke arah hutan yang tampak tenang. Sedangkan Anabelle hanya memutar matanya muak melihat ibunya yang terus menghibur Amalthea.

"Dasar lemah" maki Anabelle berjalan pergi.

Dominik melangkah ke arah gerbang belakang, menatap pintu gerbang yang sedikit lagi akan roboh, ada seringai kejam menghiasai wajahnya yang tampan. Dominik terlihat tidak sabar bermain-main dengan para anjing liar itu.

"Anjing bodoh" makinya sebelum berubah menjadi serigala hitam bermata merah yang begitu besar dan gagah.

Disebelahnya berdiri Sebastian sih calon Beta, Sebastian menatap pada sang pewaris tahta kerajaan wolf yang terlihat beringas menunggu untuk membunuh para Rouge.

"Ah dia mulai lagi" bisiknya pelan tak ingin membuat sang pewaris mendengar suaranya.

Auuuuuu

Suara Auman serigala membuat malam yang iringin hujan itu semakin mencekam saat pintu gerbang didepannya itu hancur diiringi segerombolan serigala liar yang berlari memasuki kawasan pack yang langsung di sambut dua serigala besar yaitu dominik dan Sebastian.

Grrrrr grrrr

Suara-suara Geraman penuh dominan terdengar membuat alpha Derrick dan yang lainnya bergegas bergabung. Dapat alpha Derrick lihat kekuatan sang pewaris tahta yang begitu hebat serta sang calon Beta yang terus berada disamping sang pewaris.

"Cepat serang, jangan biarkan mereka memasuki kawasan pack lebih jauh" teriak alpha Derrick menginstruksi kepada para warrior.

Terlihat Daren dan para warrior yang lain sudah berubah dalam bentuk serigala mereka mencabik, mengigit semua Rouge yang mencoba memasuki pack.

Para alpha pun tidak tinggal diam mereka semua membabi-buta membunuh para Rouge, membuat lapangan belakang pack house dipenuhi darah dan mayat para Rouge.

Dominik terus mengigit, serta mencakar dengan beringasnya membuat bulu-bulu hitamnya bisa dengan dara para Rouge..

Auuuuuuuu

Grrrrrr

Suara dominan itu membuat semua kawasan tahu bahwa mereka memenangkan pertarungan ini, semua mata menatap dominik yang berdiri dalam bentuk serigala hitam, mata merahnya menyala dalam gelapnya malam. Dibawah kakinya sebuah kepala Rouge yang diyakini sebagai pemimpin Rouge.

Auuuuuuu

Balasan para serigala menunduk hormat menatap sang calon penerus tahta yang berdiri dengan arogan menatap mereka.

Disana ada satu-satunya serigala betina berwarna coklat yang juga menunduk hormat menatap kagum sang penerus tahta, membuat tatapan mata merah itu menatap ke arahnya, sebelum ia merubah bentuk menjadi manusia yang langsung diikuti oleh para alpha dan warrior.

Dominik tidak merasa malu dengan dirinya yang tidak berpakaian sama halnya yang lainnya namun tatapan semuanya menatap pada serigala coklat yang sedari tadi tidak berubah.

"Anabelle sedang apa kau disini" suara alpha Derrick mengagetkan mereka dan juga menjawab pertanyaan pada diri mereka.

Grrrr

Serigala coklat itu menatap pada sang alpha Derrick yang menatapnya tajam, alpha Derrick heran pada putrinya yang tidak mengenal rasa takut.

"Belle pergilah kembali" Daren mendekati adiknya ia sudah menggunakan jubah menutupi tubuh telanjangnya.

Anabelle menganggukkan kepalanya sembari berlari memasuki pack house, meninggalkan tatapan tajam dominik yang terus menatapnya.

"Hmm lebih baik" ujarnya lalu berjalan dengan jubah hitam yang melindunginya diikuti oleh Sebastian sang calon Beta.

"Terimakasih pangeran atas bantuan anda" ucap alpha Derrick menatap tulus pada dominik yang hanya menganggukkan kepalanya sembari berjalan memasuki pack house.

Amalthea menatap semuanya itu dari balkon yang mengarah pada pertarungan itu. Tatapan matanya menatap semuanya yang terjadi dari pertarungan sampai pada saat ia melihat tatapan dominik yang mengarah pada Anabelle bisa ia lihat ada tatapan kagum di mata sang mate membuatnya menyentuh dadanya yang terasa sesak.

"Untunglah semuanya selamat" ujarnya mencoba berpikir positif.

Lagi tatapannya menatap langit malam lalu berpindah menatap ke arah hutan kegelapan, seakan-akan ada suara yang memangilnya, Amalthea terus menatap ke arah hutan kegelapan yang konon katanya tidak ada yang bisa selamat tinggal atau berada disana Tampa mereka tahu bahwa ditengah hutan itu ada Padang bunga yang indah yang selalu ia datangi di siang hari.

Mata Amalthea berkilat dari abu-abu berubah menjadi biru dan itu semua disaksikan oleh dominik.

"Menarik" ujar dominik menatap penuh minat pada matenya, sedangkan Sebastian yang menatap heran pada dominik, tuannya ini tidak bisa di pahami kadang ia akan tersenyum dan terkadang ia akan terlihat begitu kejam. Benar-benar cocok disebut serigala gila.

"Hentikan pikiran bodohmu itu Bastian" tekan dominik menyadari pikirin sang calon Beta.

Sebastian yang mendengar suara sang tuan langsung bergerak tak nyaman apalagi tatapan tajam mengarah padanya membuatnya memucat.

"Baik tuan" jawab Sebastian gelagapan sembari berlari menuju kamarnya