Strategi untuk tidak terlihat

2.30 AM

YuJie terbangun dari tidur panjangnya setelah pengujian seluruh kesehatannya. Kejadian dua hari lalu membuatnya sangat lelah namun dia merasa aman.

Dalam lamunannya, pikirannya berputar kebelakang.

Perasaan aman yang bahkan dia sendiri tidak bisa mendeskripsikan nya. Baru saat ini dirinya bisa mengingat seluruh kejadian itu.

Ia hanya bingung disaat, mengapa ia terbangun dalam keadaan sudah di infus dan berbagi ruangan dengan kakak Zhang.

Apa aku pingsan lagi setelah memeluknya?

Tidak mungkin, karena saat itu dia memaksa matanya terpejam dalam pelukan itu.

Aku menarik lengan pria itu dan merangkulnya kedalam pelukanku karena refleks saja, namun saat pria itu berusaha melepas rangkulan dari lengannya, ia kembali takut, oleh karena itu dirinya dengan cepat menarik badan pria itu untuk dipeluk.

Alasan dia memeluk tubuh pria itu karena hanya itu yang bisa diraihnya,dan tentu akan sulit untuk dibuka. Bahkan sampai percobaan ke empat yang dilakukan pria itu dengan putranya. Dengan mata yang terpejam layaknya sedang tertidur sambil memeluk guling, pasti lah sulit untuk melepas guling itu.

Dalam akting tidurnya ia bisa mendengar dan merasakan kencangnya degupan jantung pria itu.

Dia deg deg an? Hehehehe

Dia tersenyum tak habis pikir.

Di sisi kirinya, kakak Zhang yang terbangun karena getaran notifikasi handphone nya. Ia melihat YuJie dari awal wanita itu sadar dari mimpinya hingga wanita itu tersenyum dan tertawa dalam keadaan melamun menatap langit langit.

Baik, kondisi otak YuJie juga harus di cek secara keseluruhan besok. Batinnya lagi.

Kemudian dia mengetuk meja yang ada disebelahnya.

YuJie tersadar dari lamunan.

"Ah, kamu terbangun kak?" Tanya YuJie dengan suara datarnya.

"Ya. Aku mendengar suara tertawa, jadi ku kira itu hantu, ternyata seorang pasien sakit jiwa yang disebelah ku." Jawabnya enteng.

"Sakit jiwa katamu?! Ini karena kesalahmu! Lihat, kerjaan ku jadi tertunda. Bagaimana jika mereka menarik sponsor dari ku, ha?" Balas YuJie mengerang lagi.

Kakak satu ini tidak bisa dibiarkan dia menang terus. Ia akan playing victim! Haha. Ucapnya dalam skenario yang dibangun didalam kepalanya.

YuJie melirik, sudah satu menit lebih kakak nya tidak menjawab. Yes berhasil . Ia yakin kakak Zhang sedang diliputi rasa bersalah. Strategi untuk tidak terlihat bersalah sangat manjur.

Kakak Zhang seketika melamun dan merasa bersalah.

Benar juga, aku yang menyuruh nya datang. Batinnya mengakui. Tapi di menit berikutnya ia membantah, agar adiknya ini tidak merasa menang, karena itu akan menjadi boomerang bagi dirinya .

"Salahku? Ya, aku memang menyuruhmu datang bersama Katty, tapi kau malah meninggalkan Katty di parkiran? Jadi, siapa yang tidak menurut sejak awal?" Ucap Kakak Zhang.

Benar juga. Sautnya dalam hati. Tapi ia tidak suka jika dirinya terus yang salah, meskipun itu kesalahannya.

Kalian tahukan Women always Right .

"Meskipun Katty bersamaku, tetap saja saat lift itu mati, aku akan histeris! Tau apa kakak tentang trauma ku?!" diakhiri dengan menarik nafas seperti akan terisak tangis.

Kakak Zhang langsung merasa bersalah. Astaga,, dia sudah terlalu jauh memarahi adiknya. Mama, Papa, aku minta maaf, karena membuatnya teringat lagi dengan trauma nya. Ucapnya dalam hati.

"A..aku bukan bermaksud begitu, hm baiklah, ini kesalahan ku. Aku menyuruhmu datang. Karena tidak mungkin kan kau akan menggunakan tangga hingga ke lantai 11 ini. Aku minta maaf..".

YuJie yang mendengar itu, bersorak senang dalam hatinya. Aktingnya berhasil! Hahahahha. Poor you brother.

Dengan nada terisak palsu iya hanya menjawab

"hm.. tidak apa. Aku akan terus memaafkan mu."

Bermakna ganda

Artinya, telah banyak kesalahan yang dilakukan kakak Zhang dan dengan hati yang mulia, adiknya langsung memaafkan.

YuJie... Kamu sangat picik, hey. Hahahha

Dia senang, karena dia menang.

Brother zhang hanya menghela nafas panjang.

Akan terus memaafkan? Itu artinya ia sering berbuat salah pada adiknya. Ah sudahla, mereka berdua saat ini adalah pasien,dan tidak baik untuk terus berdebat, terlebih waktu dini hari!! Ucap kakak Zhang dalam pikirannya.

"Kau ingin sesuatu?" Tanya kakak Zhang, sebagai basa basi.

"Hm. Mie Kari Jepang" jawab YuJie sambil tersenyum.

"Apa lift mati kemarin membuat otakmu membeku juga ha?" Sarkasnya.

"Ya. Tentu. Aku sudah menyuruh Katty untuk reservasi di restoran Jepang. Namun karena lift itu mati, aku tidak jadi makan mie itu. Jadi, yang ku ingat terakhir hanya mie Kari Jepang. Kakak.... Aku mau mie Kari Jepang...." Dengan nada merayu diakhir.

"Zhang YuJie. Sadarlah. jangan sampai aku memanggil dokter untuk memberimu suntikan." Dia memaku, mengapa harus menyebutkan suntikan sih, kesalnya.

"Suntikan? Ah iya, aku ingin membahasnya sekarang. Aku mengingat beberapa kejadian saat lift itu mati. Dan aku sama sekali tidak mengingat bagaimana aku bisa sampai berbagi kamar dengan kakak? Karena pasti aku akan menolaknya! Apa kau menyuruh mereka memberiku suntikan? Ha? Jujurlah.." matnya menyipit curiga.

Ya, sekarang dia yakin. Sepertinya saat itu ia diberi suntikan. Karena saat dalam tidurnya, ia merasa ada banyak tangan yang menarik-narik lengannya, dan di menit berikutnya seperti ada sesuatu yang menyucuk kulit lengannya!

Ternyata kau pelakunya kakak Zhang!!

Dakwa nya dalam hati.

"Bagaimana mungkin pasien yang terbaring bisa menyuruh mereka untuk mengambil tindakan? Petugas jelas sudah mempersiapkan segalanya. Mungkin saja pria yang bersama mu yang menyuruhnya. Atau kau pingsan tanpa sepengetahuan mu" jawab kakak Zhang mengelak.

"aku tidak pingsan! Aku sadar. Aku sadar dan sangat sadar saat itu aku tidur." balas YuJie dengan yakin.

"Kau sadar tidur?! Berarti kau berpura-pura?! Dan sengaja tidur dipelukan seorang pria yang sudah memiliki anak?! Apa kau tidak sadar tentang itu?!" Balas kakak Zhang lagi curiga.

Beberapa pengalaman yang ia tau, saat kambuh, YuJie hanya akan mengurung dirinya, mendekap lututnya dan membenam wajahnya diantara lutut dan badannya sambil menangis.

Kejadian kemarin itu adalah yang pertama. Pertama kali ia melihat adiknya kambuh, tapi ia temukan, adiknya dalam posisi memeluk seseorang, terlebih lagi itu pria! . Kakak Zhang sedikit frustasi.

"Aku.. sadar? Ha? Mana mungkin aku sadar!" Jawab YuJie mengelak. Astaga, dia keceplosan!!!.

"Jujurlah... Kau memeluk pria itu dengan sadar kan Zhang YuJie....!" Dengan suara menekan.

YuJie memejam matanya sekejap, Aku stupid!

"Mana mungkin orang pingsan itu sadar!" Tegasnya lagi mengelak.

"Yasudah, berarti saat itu, kau memeluknya dalam kondisi pingsan. Jadi wajar saja kau tidak mengingat kapan dibawa ke ruangan ini!" Simpul kakak Zhang. Hahaha kali ini dia menang. Karena mana mungkin ia akan mengakui, dirinya lah yang menyuruh dokter untuk memberi adiknya suntikan.

Eh tapi,,, YuJie sangat bisa ditebak saat ia berbohong. Dan dengan lantangnya tiga kali dia menyebut kata sadar!.

Adiknya benar-benar sadar tertidur dalam pelukan pria itu!!!!

Dia kehabisan kata untuk kelakuan yang baru lagi dari adiknya ini!.