"Ibu..." Ning Shoukai memanggil ibunya. Air matanya pun mulai menetes.
Ruan Chu baru saja terbangun, melirik ke ayah dan ibunya. Ia tersenyum lemah kepada mereka.
"Mengapa kalian berdua menangis?" Ruan Chu bertanya dengan nada lembut. "Laki-laki tidak boleh menangis."
"Jika aku tidak bisa menangis karena istrinya, aku tidak peduli disebut laki-laki." Ning Zhaofeng mencium tangan istrinya.
"Ya, Ibu. Saya sedih melihat ibu begitu lemah seperti ini." Ning Shoukai menatap ibunya.
Bai Xifeng datang. Dia tersenyum saat melihat Ruan Chu sudah terbangun. Dia mendekati tempat tidur Ruan Chu. Ruan Chu ingin berdiri untuk berterima kasih kepada Bai Xifeng.
"Jangan coba-coba berdiri sekarang. Kalau tidak, lukamu akan terbuka lagi." Bai Xifeng menekan bahu Ruan Chu agar ia tetap berbaring.
"Ibu, tolong ikuti instruksi Tuan Bai." Ning Shoukai khawatir ketika Bai Xifeng menyebutkan bahwa luka ibunya bisa terbuka lagi.
"Ya. Tolong berbaring." Ning Zhaofeng menyatakan.