Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

"Berikan aku tanganmu," aku menggenggam tangan Zarfa saat kami kembali ke tepi tanah yang tercemar, mengirim mana ke sistem tubuhnya. "Kenapa kau nekat masuk ke tempat seperti ini padahal kau hanya orang biasa?"


"Hah? Apa yang kamu lakukan? Kamu menyembuhkanku?" dia berkedip sambil mengayun-ayunkan tangan kami bersama-sama. "Oh, wah... rasanya seperti ada yang menuangkan mint ke dalamnya. Apa yang kamu lakukan? Apa yang kamu lakukan?"


Dia melihatku dengan mata yang berkilau penuh keingintahuan sambil melompat-lompat seperti anak kecil yang terlalu banyak mengonsumsi gula di tubuhnya. Apakah aku terlalu membangkitkan semangatnya?


"Aku mengirim mana-ku untuk meningkatkan kerja sel-selmu," aku memberitahunya. "Mereka perlu bekerja keras untuk mengeliminasi mana tercemar yang kamu telan."


"Ooh... jadi kamu juga bisa menyembuhkan..."


"Aku pendeta dan druid. Menyembuhkan itu seperti... skill dasar, bukan?"


Cewek-cewek gak boleh tumpahin teh begitu aja!