*Giovani*
Saya tidak asing dengan penderitaan dan bagaimana ia menemani saya. Pada malam-malam ketika kesunyian terasa terlalu nyaring, dan ketika beban dunia seakan menghimpit saya hingga terjatuh, ia adalah satu-satunya teman yang saya miliki.
Akan menjadi kebohongan jika saya mengatakan bahwa saya menikmati persahabatannya, tapi akan menjadi kebohongan juga jika saya berkata tidak. Terkadang, ketika malam gelap dan segala sesuatu terasa terlalu berat untuk ditanggung, kesedihan berbisik di telinga saya. Itu terasa nyaman, bahkan aman, meskipun saya tahu bahwa kata-katanya hanya setengah kebenaran.
Saya tidak tahan untuk kembali ke kamar tidur yang pernah saya bagikan dengannya, tidak ketika kamar itu begitu sepi. Saya merindukan kehangatan tubuhnya menekan tubuh saya, keamanan memiliki dirinya dalam pelukan saya di mana saya bisa memberi tahu dia seberapa besar cinta saya kepadanya sementara dia terlelap.
Tapi sekarang, saya benar-benar sendirian dengan kesedihan dan bulan.