SUDUT PANDANG AMELIA
Meskipun kelelahan di pagi hari, saya masih merasa seakan terapung di awan. Saya begitu bergairah dan merasa tak terkalahkan. Rasanya tak ada yang bisa merusak mood saya. Semangat saya terlihat jelas hingga Clara menggoda saya tanpa henti sepanjang pagi, tapi itu tak cukup membuat saya berubah pikiran.
Saya mengikuti latihan pertama bersama remaja di pagi hari itu. Sayangnya yang mengadakan bukan Ronald, tapi instrukturnya sangat baik. Latihan itu lebih melelahkan daripada latihan bersama anak-anak dan saya dengan mudahnya menjadi orang terlemah di grup tersebut, tapi saya yakin itu akan membaik. Saya meninggalkan lapangan dengan tertatih-tatih dan bahu serta paha yang nyeri, tapi hari saya tetap terasa sempurna.
"Saya khawatir tentang kamu," bisik Serena, membuyarkan lamunan saya.