Zenith dan Efialtis dari kejauhan melihat sesuatu berbentuk setengah lingkaran, benda yang mengapung di langit cerah itu terlihat begitu indah.
"Woah, apa itu?" Efialtis terpana dengan apa yang dilihatnya. Namun, ia mulai berpikir bagaimana cara untuk mendekatinya.
Sembari berjalan, Zenith tiba-tiba menawarkan sesuatu. "Efialtis, apa kamu mau aku ajari cara bergerak melalui ruang?"
Efialtis dengan ekspresi bingung kemudian bertanya apa maksud Zenith. "Memang nya bisa? Kalau bisa tolong ajari saja langsung!"
"Baiklah! Perhatikan baik-baik!" Zenith dengan antusias mulai bersiap. Perlahan energi dalam dirinya menipis dan mulai berubah menjadi sebuah jarum yang amat tipis.
Zenith kemudian berkata pada Efialtis. "Setelah seperti ini, satu-satunya yang perlu kau lakukan adalah bergerak."
Sesaat setelah mengatakan hal tersebut, Zenith tanpa suara menghilang begitu saja layaknya memang tidak pernah ada siapapun disana.
Efialtis tersentak lalu dengan cepat menoleh ke sekitarnya. "Hei? Aku disini."
Zenith telah berada di belakang nya menekan pipi Efialtis dengan jari telunjuknya. Efialtis tak bisa berkata-kata setelah melihat dengan jelas kecepatan yang dapat di capai Zenith.
"Woah!! Itu keren!" Matanya berbinar saat melihat Zenith telah berada di belakang nya tanpa dapat di sadari.
"Oke, sekarang kau coba." Ia kemudian di suruh oleh Zenith untuk langsung mempraktekkan nya.
Meski sempat merasa ragu karena tidak mengetahui apa resikonya, Efialtis akhirnya mencobanya setelah di dukung Zenith.
"Ayo! Kau pasti akan langsung bisa karena kau adalah jenius!" Seru Zenith menyemangati Efialtis.
Efialtis kemudian bersiap menggunakan cara yang sama persis dengan cara Zenith sebelum nya. Namun, saat melihat energi Efialtis Zenith dapat dengan jelas merasakan sesuatu yang aneh dari energi nya.
'Ini aneh, energi nya bukanlah 'Tears Of Desainer' tapi... ini api! Dan juga berwarna perak.'
Zenith kemudian dengan panik berusaha menghentikan Efialtis. "Tunggu!!"
Efialtis telah masuk ke sisi lain ruang dan telah berada di antara ruang dan waktu. Saat Efialtis berada di dalam ruang Zenith merasa khawatir.
Ia kemudian menoleh ke sekitar mencari Efialtis. "Kakak! Aku berhasil!! Tapi kenapa aku berakhir seperti ini?"
Efialtis dalam sekejap telah berada di atas Zenith dan saat Zenith melihat tubuhnya, ia mendapati tubuh Efialtis yang berubah menjadi layaknya kobaran api perak.
Zenith terkejut melihat wujud Efialtis. Namun, ia tetap menjaga ketenangannya lalu berkata pada Efialtis. "Sepertinya efek samping nya berbeda bagi setiap orang tapi itu tidak apa-apa kok."
Efialtis yang seluruh tubuhnya kini hanyalah plasma yang memiliki kesadaran, merasa bingung dengan apa yang di maksud Zenith.
Ia kemudian melayang ke hadapan Zenith lalu bertanya sembari menyilangkan lengannya. "Lalu bagaimana ini?"
"Umm... kurang lebih... aku tidak tahu." Kata Zenith memutar matanya.
Setelah mendengar alasan Zenith yang begitu tidak masuk akal, Efialtis yang awalnya hanya bingung menjadi panik bukan main karena takut tak bisa kembali normal.
"Terus gimana ini!!? Kan tidak mungkin aku hidup seperti ini!!!" Teriak Efialtis sembari terbang kesana kemari, memikirkan bagimana caranya kembali normal.
"Hei, tenanglah! Aku tahu kau merasa panik tapi tahan dulu, coba kau benturkan seluruh atom di tubuhmu agar bisa keluar dari tubuh plasma itu." Kata Zenith menenangkan Efialtis yang sedang dalam kepanikan.
Mengikuti saran Zenith Efialtis kemudian menenangkan diri lalu dengan energi yang meluap-luap dalam tubuhnya, ia mengerakkan salah satu atom di tubuhnya hingga membentur atom lainnya.
Terdiam beberapa detik, tubuh Efialtis dalam sekejap menjadi normal kembali membuatnya jatuh ke tanah karena mendapat kembali massa tubuhnya.
Merasa senang, Efialtis kemudian bertanya pada Zenith kenapa dirinya bisa kembali ke wujud asalnya.
"Sederhana nya, tubuh plasma atau sering di sebut tubuh astral itu adalah fenomena dimana atom pada sesuatu menjadi terhenti dan membuat objek tersebut tak memiliki massa dan dapat menembus objek lainnya tanpa kesulitan sama sekali. Oh, objek yang ditembus juga akan seketika membeku." Kata Zenith dengan serius.
Efialtis dengan santainya membalas. "Mudahnya aku menjadi kaya 'hantu', ya?"
Kesal dengan perkataan Efialtis, Zenith menanggapi perkataan Efialtis dengan senyuman yang dipenuhi kekesalan. "Bisa tidak, setidaknya! Kamu menghargai penjelasanku? Efialtis."
Menyadari rasa kesal Zenith, Efialtis segera membungkuk lalu meminta maaf dan memuji penjelasan Zenith. "Ah! Maaf!! Karena penjelasan mu juga aku jadi dapat mengerti. Terima kasih!! Kakak!"
"Idih." Zenith menatap sinis pujian dan permintaan maaf Efialtis.
Setelah melalui suasana canggung itu selama beberapa menit, Zenith menghela nafas lalu mengajak Efialtis untuk mencari rombongan mereka yang mungkin sudah sangat jauh.
Efialtis dengan cepat mengangkat kepalanya lalu mengangguk dan berkata. "Kalau begitu ayo gunakan cara itu."
Zenith setuju, tapi saat mereka sedang bersiap. Zenith tiba-tiba bertanya pada Efialtis. "Kamu mau menamai teknik ini tidak?"
Meski sedikit bingung tapi Efialtis segera menjawab dengan memberikan nama teknik itu. "Bagaimana kalau... GodSpeed? Karena kecepatan ini hampir menyentuh kecepatan yang dapat di capai cahaya."
Termenung beberapa saat, Zenith mengangguk dan langsung menggunakan GodSpeed mendahului Efialtis.
"Oi!!" Efialtis segera menggunakan GodSpeed juga dan memasuki sisi lain ruang, saat ia melihat Zenith dengan cepat ia berada di samping Zenith, secara beriringan bergerak ruang dan waktu yang sangat lentur itu.
Sisi lain ruang dan waktu itu adalah sebuah 'tempat' yang hanya diisi oleh kegelapan dan garis putih yang memiliki kelenturan tingkat tinggi layaknya sebuah benang. Namun, saat Efialtis tak sengaja merobeknya, garis itu dengan cepat kembali normal.
Tak lama kemudian terbesit sebuah ide di benak Efialtis untuk menggunakan garis itu sebagai titik tumpuan untuk menambah kecepatan dengan hukum aksi dan reaksi.
Efialtis kemudian menginjak salah satu garis itu lalu menekannya menggunakan energinya dan seketika melesat melewati Zenith yang berada di depan.
Terkejut, Zenith segera menyadari Efialtis menggunakan garis sebagai titik tumpu saat melompat. Setelah melirik kebelakang dan Zenith melihat sebuah distorsi ruang di belakangnya. 'Sialan, awas saja kalau sudah sampai. Aku pasti akan menghukum mu!'
Mereka akhirnya sampai di tempat Nessie dan Semuanya sedang beristirahat dan merawat Itterom juga Shisyl yang masih sedikit ketakutan.
Tanpa suara mereka berdua muncul, Efialtis muncul dalam wujud plasmanya dan mngapung di udara, begitupula Zenith yang mengapung diudara meski tak dalam wujud plasma.
Kemunculan keduanya sontak membuat mereka tersentak, terutama Nessie dan Vyzus yang melihat kondisi Efialtis yang sudah seperti hantu.
Efialtis kemudian berubah kembali menjadi wujud asalnya dan langsung di marahi oleh Zenith. "Hei! Apa kau sadar apa yang sudah kau lakukan? Kau hampir membuat satu planet ini menjadi kiamat!"
"Loh kenapa?" Tanya Efialtis masih belum menyadari kesalahannya.
Merasa jengkel dengan sikap Efialtis, Zenith memukul kepala Efialtis kemudian lanjut memarahinya. "Kau menggunakan benang itu seperti trampolin kan? Apa kau tahu efek sampingnya adalah membuat ruang dan waktu menjadi terdistorsi dan dalam beberapa kasus hal itu dapat membuat lubang hitam."
Setelah kembali mendengar penjelasan panjang lebar dari Zenith, Efialtis akhirnya menyadari perbuatannya dan segera meminta maaf. "M-maaf. Aku pikir itu akan langsung kembali normal karena terasa sangat elastis."
Zenith akhirnya terus memerahi Efialtis, Nessie dan Vyzus hanya bisa melihat Efialtis yang dimarahi Zenith tanpa bisa berkomentar apa-apa.
Beberapa saat kemudian Zenith yang puas memarahi Efialtis berkata padanya. "Haduh, jangan kau ulangi lagi ya! Sekarang aku harus kembali waktu ku menggunakan avatar sudah hampir habis, dadah."
Dalam sekejap hawa keberadaan Zenith menghilang dan tubuh Vyz jatuh begitu saja. Namun, saat akan mencapai tanah Vyzus segera menangkap tubuh Vyz yang pingsan mendahului Efialtis yang baru berdiri.
Nessie yang menunggu sejak tadi akhirnya mendekati Efialtis lalu memeluknya dari belakang. Dengan suara cemburu ia bertanya. "Sepertinya kau jadi sangat dekat dengan nya ya?"
Menyadari kecumburuan Nessie, Efialtis dengan senyum lembut menggoda Nessie. "Apa ini~. Nessie ku menjadi cemburu atau kah ada hal lain?"
"... Sudahlah sebaiknya kau lihat ke atas." Nessie melepaskan pelukannya lalu menyuruh Efialtis menoleh ke atas.
Tanpa pikir panjang Efialtis langsung menoleh ke atas dan alangkah terkejutnya ia saat melihat sebuah benda dengan ukuran yang amat masif melayang di langit.
"Apa-apaan itu, ukurannya sangat gila bahkan dengan jarak sejauh itu, bagaimana bisa kau tak menyadarinya, haha." Yang dilihatnya adalah sebuah pesawat luar angkasa berbentuk kubus yang saling tumpang tindih dengan luas kira-kira lebih dari enam belas ribu kilometer persegi.
Mereka kemudian melihat dari benda itu menurunkan enam buah kapsul yang sangat besar ke arah mereka. Efialtis menyadari itu adalah serangan dan menyuruh semua orang bersiap.
"Hei, kenapa kalian tidak langsung naik saja ke pesawat itu biar aku yang menangani yang akan kemari." Vyzus yang telah menaruh Vyz di rerumputan menyuruh semuanya langsung ke pesawat itu saja.
"Yang benar saja, kau lihat kan seberapa besar kapsul itu dan pasti nya didalam nya akan sangat banyak diisi entah itu monster atau manusia bersenjata." Efialtis memperangatinya untuk tak gegabah.
Namun, Vyzus dengan santainya berkata pada Efialtis. "Percaya padaku."
Tak punya pilihan lain, Efialtis mengiyakan permintaan Vyzus dan menyuruh semua orang untuk pergi ke dalam pesawat itu.
"Semuanya ayo pergi!!" Teriak Efialtis sembari mengubah tubuhnya menjadi plasma dan menggunakan GodSpeed membawa Shisyl dan Cecilia yang juga diubahnya menjadi plasma dengan kedua lengannya.
Itterom dan Jeanne melompat di udara menggunakan energi dan kecepatan tubuh mereka, sementara itu Steky dan Samantha menggunakan energi angin juga listrik sebagai medium berpijak.
Dan Nessie yang sudah pasti menggunakan sisik yang diubahnya menjadi tombak untuk terbang menuju pesawat itu.
Vyzus dari bawah melihat semuanya telah pergi menuju pesawat luar angkasa itu, ia kemudian melepas mantel juga kemeja yang di kenakannya untuk menyelimuti tubuh Vyz yang tertidur.
Sembari menghela nafas, Vyzus berbalik mendapati kapsul itu telah jatuh ke tanah dan dari dalamnya muncul ribuan monster dengan ukuran yang bervariasi.
Mengikat rambutnya kebelakang, Vyzus berjalan menuju monster yang segera berlari ke arahnya. 'Kondisi ini seperti nya akan sangat sulit bagiku.'
Di benak nya Vyzus sedikit merasa takut. Namun, didorong dengan keinginan nya untuk melindungi Vyz, Vyzus langsung menerjang seluruh monster itu tanpa sedikit pun menujukkan rasa takut.
Sesaat kemudian Efialtis dan kedua gadis yang dibawanya telah sampai di dalam pesawat itu. "Baik, sekarang kita sudah sampai."
Efialtis kemudian menurunkan kedua gadis itu sembari mengembalikan wujud fisik keduanya. Dirinya juga tak lupa untuk menghapus ingatan buruk mereka terlebih dahulu saat melakukan GodSpeed.
Merasa sakit kepala merela berdua kemudian bertanya pada Efialtis secara serentak. "Aduh, apa yang terjadi?"
Cecilia kemudian melirik ke sekitar dan melihat Shisyl sedang merintih kesakitan di sebelahnya.
"Kak, Shisyl?! Kamu kenapa?" Tanya Cecilia yang kemudian di tanggapi oleh Shisyl dengan senyuman. "Aku tidak apa-apa."
Tak lama semua orang telah tiba di sana dengan cara yang berbeda-beda. Nessie dengan segera mendekati Efialtis untuk menanyakan rencana selanjutnya.
Efialtis yang sedang memeriksa seluruh pesawat tertawa kecil merasa tak percaya, ia kemudian menoleh ke arah Nessie dan semua orang menunggu instruksi selanjutnya.
Dengan ragu Efialtis menjelaskan rencananya. "Pertama kita akan bepencar menjadi tiga regu, lalu masing-masing dari kita akan melalui satu jalan di antara tiga jalur utama di depan, tapi satu hal yang perlu kalian ketahui di setiap jalan itu ada berbagai macam bahaya jadi berhati-hatilah. Dan juga ingat ini, tujuan utama kita adalah menghancurkan pesawat ini untuk desa kita."
Ia juga mulai mengatur regu yang akan berjalan di setiap jalan itu. "Baiklah. Regu pertama, Itterom, Jeanne, Nessie dan Cecilia. Regu kedua, Steky, Samantha, dan Shisyl. Yang terakhir aku sendiri."
Saat mendengar penjelasan Efialtis, Nessie kembali khawatir dengan Efialtis. "Gimana kalau kau tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang dapat mengakali keabadianmu?"
Efialtis dengan santainya mengubah tubuhnya menjadi plasma dan berkata. "Sekarang aku benar-benar melampaui kematian, sayang~."
Melihat kembali wujud astral Efialtis, kekhawatiran Nessie sedikit mereda. Efialtis dengan penuh semangat akhirnya menyuruh semuanya untuk bergerak.
"Ayo semuanya!! DEMI KELUARGA DAN DESA KITA!!!" Teriak Efialtis memulai penyerangan mereka.
Efialtis menggunakan GodSpeed dan mengambil jalur yang berada ditengah, sementara regu Nessie dan Regu Steky mengambil jalur di sampingnya.
Setelah berlari selama beberapa menit, regu Nessie terhenti di sebuah ruangan luas. Di ruangan itu terdapat begitu banyak manusia bersenjata lengkap dengan armor super tebal yang sedang makan siang.
"Wah, haha. Pantas saja dia tertawa." Nessie dan Jeanne terkejut dengan apa yang mereka lihat, sedangkan Itterom dan Cecilia hanya diam melihat nya.
Para manusia itu akhirnya menyadari kehadiran mereka berempat dan segera berdiri menyudahi sesi makan siang itu.
Nessie dan Jeanne segera menyiapkan senjata mereka, sementara itu Itterom tanpa aba-aba telah berada di hadapan mereka menggunakan GodSpeed Efialtis. Ia kemudian mengayunkan tombak yang telah ia siapkan di dalam ruang dan langsung mengayunkannya, memotong sebagian besar pasukan itu. Meski ada sebagian pasukan yang mampu dengan mudah menahannya.
Menyaksikan ayahnya membantai pasukan itu hanya dengan satu serangan membuat Nessie takjub. "Aku bahkan tak yakin Efialtis akan bisa melakukannya."
"Haha, itulah suamiku!" Jeanne merasa bangga dengan suami tercintanya dan segera memerintahkan Nessie untuk langsung menerjang semua pasukan itu.
Sementara Regu Nessie melawan personil yang begitu besar. Regu Steky baru sampai di sebuah lorong gelap yang luar biasa panjang dengan banyak jembatan yang mengapung dan bercabang seperti memang sengaja dirancang seperti itu untuk menghabisi penyusup.
Steky yang dapat menggunakan elemen angin dan Samantha yang dapat menggunakan elemen petir, bukannya takut justru merasa tertantang dengan medan yang baru pertama mereka lihat. Sedangkan Shisyl yang spesialis melempar pisau dan tombak hanya menghela nafas.
Setelah Steky mengambil satu langkah maju, alarm berbunyi. Protokol keamanan menyala, senjata otomatis juga pasukan khusus muncul dari dinding, lorong, dan kegelapan seketika memenuhi setiap tempat di lorong itu.
"Waduh, ini seperti nya akan sangat sulit bagi kita benarkan? Sam? Shisyl?" Tanya Steky menoleh ke dua orang di sampingnya.
Samantha tertawa sementara Shisyl meregangkan tubuhnya, Samantha kemudian membalas perkataan Steky dengan nada mengejek. "Apa kau takut bocah?"
Steky tersenyum kesal mendengar perkataan Samantha, ia lalu berkata. "Kalau begitu, ayo langsung kita mulai."
Setelah regu Steky mengalami konfrontasi dengan begitu banyak personil. Efialtis yang bergerak seorang diri dihalangi oleh para pasukan dengan jumlah tak kalah banyak. Namun, dengan menggunakan benang putih di dalam ruang, Efialtis mengalih kan mereka semua dengan menggunakan distorsi ruang berskala besar dan hampir saja menciptakan lubang hitam.
Efialtis yang panik segera menyerap lubang hitam itu membuatnya berubah kembali ke wujud asalnya. Ia kemudian berbalik hanya untuk melihat jutaan orang itu menatap tajam dirinya.
Efialtis kemudian di serbu oleh jutaan pasukan itu dengan menggunakan senjata jarak dekat juga jauh yang di mereka miliki. Menggunakan kembali GodSpeed, Efialtis menghindari mereka semua dan langsung menuju ke suatu tempat.
Meski dapat merasakan kehadiran rekan nya, dan juga tahu mereka dapat mengatasinya dengan mudah. "Hmm... ini aneh, kenapa sebagian besar orang di dalam kapal hanya lah warga biasa yang sedang menjalani hidup."
Setelah memeriksa kembali seluruh kapal luar angkasa itu, sembari beristirahat di antara ruang dan waktu. Efialtis menemukan keanehan dengan tempat itu.
'Sepuluh juta pasukan keamanan khusus perjalanan luar angkasa, dua puluh juta penduduk sipil yang menjalani hidup normal, enam ratus peneliti dan teknisi dan dua juta koki siap untuk memasak. Apa-apaan ini? Ini seperti sebuah planet yang menampung manusia untuk terus hidup.'
Ia baru menyadari bahwa tempat itu lebih dari pesawat luar angkasa biasa, itu adalah rumah bagi manusia luar angkasa.
'Dan juga kenapa semua orang ini seperti tak merasa bersalah telah membunuh setiap orang di desa? Ah! Zornyx!! Kemari kau!' Seru Efialtis memanggil Zornyx.
'Apa? Apakah kamu sudah memutus kan untuk ikut?' Dengan sigap Zornyx membalas panggilan Efialtis kemudian muncul di sampingnya.
'Itu nanti saja! Sekarang, bisakah kamu memperlihatkan ku seluruh ingatan dari manusia di pesawat ini? Bahkan orang yang telah mati di sini.' Kata Efialtis sedikit mengejutkan bagi Zornyx.
Tapi dengan senang hati Zornyx memperlihatkan nya. Namun, ia meminta satu syarat. "Baiklah, tapi kamu harus mengobrol denganku selama beberapa waktu. Aku juga akan menyiapkan jamuan untuk mu. Rekan."
Segera setelah mengatakan hal tersebut, ingatan membanjiri otak Efialtis membuatnya merintih kesakitan.
Satu jam setelah Efialtis mendapatkan ingatan semua orang, Zornyx yang merasa aneh bertanya. "Kau puas?"
"Kurang lebih... terima kasih telah memberikannya, aku pasti akan menghadiri perjamuanmu." Jawab Efialtis dengan nada serius.
"Yah, kamu sejak awal memang aneh, kamu tahu itu? Oh, dan kau hanya perlu mengatakan 'Xya' maka aku akan langsung membawa mu ke tempatku." Kata Zornyx perlahan meninggalkan Efialtis.
Efialtis kembali bergerak menuju suatu tempat dan setelah sampai di tempat itu. Ia melihat seorang pria dengan jas dokter duduk sendirian di sebuah kursi yang berada di hadapan puluhan monitor yang menampilkan setiap sudut pesawat itu.
"Yo, apa kabar?" Efialtis dengan santai bertanya pada pria itu.
"Haha, kau langsung menemukanku ya? Dan kenapa aku tak merasakan kebencian apapun darimu? Efialtis." Pria itu berbalik dan menunjukkan wajahnya pada Efialtis.
Saat melihat wajah pria itu, Efialtis menyadari kantung matanya menghitam dan wajahnya menampilkan senyuman lesu. "Kau kenapa? Ignis."
Kata Efialtis mengungkap nama pria itu sebagai Ignis salah satu dari banyaknya kepribadian dalam diri Efialtis.
Ignis hanya tersenyum lalu menekan sebuah tombol yang langsung memunculkan kursi di sampingnya. "Duduk lah."
Tanpa pikir panjang ia langsung menduduki kursi itu dan duduk di samping Ignis yang terlihat sangat stress. Efialtis dan Ignis duduk bersama mengamati pertarungan yang terjadi antar pasukan Ignis dengan rekan Efialtis.
"Tidak kah kamu merasa aneh dengan semua ini, Efialtis? Aku telah membunuh seluruh penduduk desa dan-." Sebelum dapat menyelesaikan perkataannya Efialtis menyela dan berkata.
"Aku tahu semuanya Ignis. Kau bukanlah si pembunuh! Kau adalah korban." Kata Efialtis dengan mata sayu.
Ignis tersenyum lalu berkata sembari meneteskan air mata. "Maaf, tapi aku harus melakukan ini demi keluarga ku."
Suasana di antara mereka menjadi canggung dan menyedihkan sampai Efialtis bertanya. "Siapa?"
Pertanyaan itu membuat Ignis terdiam selama beberapa saat, tapi setelahnya ia menjawab. "Kalau aku sebutkan maka pesawat bahkan planet ini akan musnah."
Efialtis dengan ekspresi datar langsung berkata. "Katakan saja."
"Tapi itu akan sangat berbahaya kamu tahu itu?." Ignis berusaha memperingatkan Efialtis.
"Katakan saja, karena sedari awal aku masuk ke pesawat ini sama seperti mendatangi kematian." Ungkap Efialtis setelah menyadari sesuatu dari penglihatannya.
Bingung, Ignis langsung menanyakan maksud Efialtis. "Apa maksudmu?"
Efialtis tersenyum tipis lalu berkata. "Kau mau tahu? Yah, makhluk itu sudah merencanakan semua ini untuk membuat ku 'evolusi' menjadi lebih kuat. Kau tahu lah apa yang ku maksud."
Setelah berpikir beberapa detik, Ignis akhirnya sadar kemudian tertawa lepas. "Ah, aku baru sadar sialan. Hahaha, jadi sebenarnya kau sudah tidak ada kesempatan hidup tenang sama sekali."
Diikuti Efialtis yang ikut tertawa dan membenarkan perkataan Efialtis. "Iya, kau benar. Hahahaha, aku memang tak bisa menjalani hidup tenang. Yah, ini memang akan sangat menyakitkan tapi ini tak bisa di hindari, memang bajingan."
Ignis kemudian dengan santainya menyebutkan nama yang bertanggung jawab dengan semua ini. "Dia itu adalah seorang beyonder bernama Yarks."
Setelah mengatakan hal tersebut, tak lama kemudian Efialtis merasakan sesuatu tiba-tiba muncul di sekitarnya dan dalam jumlah yang sangat banyak.
Ignis menoleh ke arah Efialtis lalu tersenyum pahit. "Maaf, ini salah ku. Kau boleh membenci ku, aku rela."
Efialtis membalas senyuman Ignis dan berkata. "Tidak, aku tidak pernah membencimu. Aku akan membalas makhluk yang kau sebutkan barusan dengan tanganku sendiri."
Suara Efialtis perlahan menghilang bersamaan dengan seluruh tempat itu menjadi abu. Tampak setiap sudut pesawat luar angkasa itu berubah menjadi abu bersama dengan semua orang di dalamnya.
Bahkan rekan Efialtis yang masih bertarung seketika musnah menjadi kepingan partikel kecil. Sementara itu Vyzus yang telah memusnahkan para monster di bagian bawah.
Vyzus kemudian menoleh ke atas dan sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. "K-kemana pesawat itu!?"
Namun, tak lama kemudian ia merasakan sesuatu yang tiba-tiba muncul dalam jumlah besar berada di sekitarnya. Merasa ada yang aneh Vyzus segera berlari menuju Vyz yang masih tertidur.
Tapi dalam sekejap segala nya yang ada planet itu musnah layaknya tak pernah ada. Ruang kosong yang di penuhi keheningan menylimuti tempat yang sebelumnya terdapat planet itu. Di kehampaan itu kobaran api muncul dan kembali menghadirkan Efialtis ke alam semesta.
Di ruang kosong itu, Efialtis mengambang tanpa tujuan. 'Bukankah ini terlalu berlebihan? Aku merasa makhluk yang berbuat sampai seperti ini, punya dendam atau gimana?'
Di benaknya ia bertanya-tanya kenapa makhluk yang menghancurkan rekannya itu seperti terlalu berlebihan.
Efialtis kemudian mengubah tubuhnya menjadi plasma dan berkata. "XYA!"
Panggilan dari Efialtis membuka sebuah portal berwarna ungu. Ia kemudian memasukinya dan berpidnah menuju ke sebuah tanam yang berada di luar angkasa.
Di sana terdapat Zornyx yang duduk di kursi yang berada di depan sebuah meja sedang meminum teh sembari menyapa Efialtis. "Selamat datang, Efialtis. Duduklah disini."
Efialtis mendekati nya dan tanpa pikir panjang menyentuh pundaknya lalu berkata. "Marcher."
Sesaat Zornyx merasa bingung dengan prilaku Efialtis. Namun, tak lama kemudian mereka berpindah ke sebuah tempat.
"Selamat datang, Efialtis dan Zornyx. Aku tak menyangka kalian akan datang secepat ini." Mereka telah berada di kediaman Zenith dan duduk bersama di sebuah meja bundar.
"Aku mau mengobrol saja kak." Kata Efialtis dengan lesu.
Sementara itu Zornyx yang masih memegang cangkir tehnya terkejut hingga tak bisa berkata-kata.
Tangan Zornyx bergetar tak terkendali saat ia melihat Zenith. 'Yang benar saja, aku sedang berada di tempat 'Mythical Hunter', salah bicara bisa mati aku.'