Efialtis The Immortal

"Apa itu?" Zenith membalas dengan senyuman hangat.

Mereka sedang duduk di suatu tempat yang berada di luar alam semesta. Efialtis dengan wajah suram mengubah pakaian nya menjadi lebih tipis sampai memperlihat seluruh otot di tubuhnya.

Sementara itu Zenith dengan kaus dan celana pendek membuat Efialtis sedikit terkejut lalu bertanya. "Kakak itu... seorang wanita?"

Zenith dengan santai menanggapi. "Kenapa memangnya? Apa kamu mau melihat ku sebagai objek?"

Tidak paham dengan maksud Zenith, Efialtis kembali bertanya. "Objek? Apa maksudmu?"

Mengangkat kedua pundaknya sembari tersenyum, Zenith menyuruh Efialtis untuk kembali ke topik sebelumnya. "Tadi kamu mau ngobrol apa? Dan kenapa kamu juga membawa Zornyx kemari?"

Zenith kemudian melirik Zornyx yang menaruh cangkirnya dengan tangan gemetar, melihat pakaiannya begitu formal Zenith menebak Zornyx sedang merekrut Efialtis.

"Aku membawa Zornyx karena merasa harus saja. Dan hal yang ingin aku ceritakan adalah tentang seluruh keanehan selama aku berada di planet sebelumnya." Kata Efialtis kemudian mejelaskan semua hal yang dianggapnya aneh.

Zenith dengan serius mendengarkan Efialtis begitupula Zornyx yang ikut membaca pikiran Efialtis. Namun, saat mendengar isi kepalanya, Zornyx dapat mendengar banyak sekali suara di kepala Efialtis.

'Ini aneh, setiap orang hanya memiliki satu suara jiwa tapi... ya, biarlah, lagipula itu Efialtis.' Rasa bingung Zornyx menghilang begitu mengingat kalau itu adalah Efialtis.

"Hal aneh pertama adalah emosi dan kepribadian orang-orang di sekitar ku yang selalu berubah-ubah seperti mengalami error di otak mereka. Terutama Nessie yang entah mengapa selalu khawatir meski sebelumnya sudah tahu kalau aku itu hampir abadi." Ungkap Efialtis sembari memikirkan seluruh kejadian di kepalanya.

Zenith yang mendengarkan kemudian memotong dan bertanya. "Bukankah itu juga berlaku padamu? Sifat mu itu padahal seperti anak kecil tapi kau bertingkah seperti orang yang berbeda di hadapan keluarga dan rekan mu?"

"Kalau itu, sederhananya hanya karena aku merasa curiga dengan Nessie dan yang lainnya. Namun, alasan utamanya adalah karena dia." Ia kemudian menunjuk Zornyx yang berada disebelahnya.

Saat Zenith menoleh ke arahnya, Zornyx sangat panik dan segera menjelaskan kronologinya. "Aku tidak bermaksud buruk!! Itu karena aku ingin menjadikannya teman tapi aku sedikit mengetesnya dengan semua ingatan buruk makhluk hidup! Itu saja!!!"

Melihat reaksi Zornyx, Zenith kembali menoleh ke arah Efialtis dan menanyakan apakah itu benar. Efialtis kemudian menganggukkan kepalanya saat melihat Zornyx yang memohon dengan sangat.

"Baiklah ke keanehan kedua. Aku ingat sebuah sisik yang di berikan Erys itu memberikan sebuah penglihatan atau lebih tepatnya 'hal yang ingin dilihat' oleh ku." Kata Efialtis menyandarkan tubuhnya.

Berpikir beberapa saat Zenith menyadari sesuatu. "Apakah Mengeluarkan aura atau aroma aneh?"

"Kalau di pikir-pikir lagi, ya! Sisik itu memang mengeluarkan aura ungu dan beraroma seperti yah... aku tidak tahu darimana aku bisa tahu tapi aromanya seperti uranium." Ungkap nya juga ikut bingung.

Zenith tampak mengerti apa yang terjadi lalu mengungkapkan sesuatu sembari tertawa kecil. "Haha, yah, ini memang hanyalah skenario yang diciptakan hanya untuk mu Efialtis tapi skenario ini telah di kacau kan oleh pembuatnya sendiri karena terlalu takut rencananya mengalami kegagalan."

"Apakah yang kamu maksud itu Yarks?" Tanya Efialtis.

Sembari terus tertawa Zenith membenarkan perkataan Efialtis. "Hihihi. Iya, itu benar Yarks 'The Biggest Idiot' lah yang membuat hidupmu begitu tak mengenakkan."

Efialtis dan Zornyx sedikit terkejut setelah mendengar julukkan lain Yarks yang begitu aneh. "Tunggu, lalu julukannya sebagai 'The Only One Who Trusted By Gakashin' itu hanyalah kebohongan?"

Zornyx yang penasaran bertanya pada Zenith yang langsung menganggapinya. "Tidak, karena dia cukup bodoh itulah kenapa Gakashin sangat mempercayainya."

"Setelah mendengar semua ini, aku baru sadar lawan utama ku itu Yarks sebagai pelayan Gakashin ya? Ini lucu karena aku harus melawan 'pencipta' juga." Kata Efialtis terkekeh.

Zenith dengan segera membantah hal tersebut. "Kau salah Efialtis, Gakashin itu hanyalah salah satu dari dua belas pilar 'The Light Throne'."

"Y-yang benar saja? Itu sama saja mengatakan kalau Gakashin yang mendesain alam semesta hanyalah seonggok berlian." Kata Efialtis tak percaya dengan yang di dengarnya.

Begitu pula Zornyx yang telah menganggap Gakashin sebagai pencipta. "Seperti yang diharapkan dari sang pemburu mitos. Anda tahu lebih banyak dari pada saya yang seorang Beyonder pembaca ingatan."

Zenith tersenyum tipis dan bertanya pada Efialtis. "Apakah kamu ada hal yang ingin di katakan atau di tanyakan lagi?"

Setelah memikirkannya kembali, hampir semua hal memang sedikit menyakitkan tapi itu tidak masalah baginya karena setelah ia menyembuhkan lengan Cecilia dan mengeluarkan Vyzus bersama Vyzus. Sekarang ia bisa menciptakan kembali Nessie dan keluarganya melalui ingatannya.

"Apa yang kakak ketahui tentang 'The Light Throne' dan siapa saja makhluk yang menjadi pilarnya?" Tanya Efialtis dengan antusiasme terpampang diwajahnya, begitupula Zornyx yang penasaran dengan hal baru ia ketahui.

"Oh! Aku kira kamu akan menceritakan tentang bagaimana Yarks menghancurkan planet itu, yasudahlah lagipula itu pilihanmu." Zenith kemudian menceritakan sejarah 'The Light Throne' kepada keduanya.

Satu milenial sebelum Zaman Unknown Two di mulai. Ada sebuah sosok yang hadir entah bagaimana menciptakan keheningan tak berdasar, sosok itu di beri nama Soulless dan di beri julukan sebagai 'Monarch Of Solitude' karena kesendiriannya.

Soulless terus berkelana sembari menarik kehampaan dengan benang takdir, lalu ia menciptakan sebuah cahaya untuk mengisi kegelapan, daratan berwarna hijau zamrud, dan lautan perak yang tenang. Tempat itu disebut 'Beyond The World' yang menjadi awal mula penciptaan 'The Light Throne' dan para pilar yang menjaganya.

Saat 'The Light Throne' diciptakan, Soulless juga Menciptakan dua belas pilar dasar alam, mereka adalah makhluk yang diberikan tanggung jawab untuk membentuk dan memelihara alam semesta mereka masing-masing seperti yang mereka inginkan dan seperti yang Soulles perintahkan.

mereka adalah Azaban 'Harvester', Santya 'Wandering Lover', Cerods 'The Forgotten Warriors', Thesseia 'Unseen Star', Oxloq 'Speech Of Miracle', Akqe 'Wings Of Eternity', Nellaf 'Soulless Spear', Arzuk 'Kindest Disaster', Hiyo 'Living Horror', Whalen 'Eraser Of World', Norys 'Endless Death', dan terakhir Gakashin 'The Weaver'.

Kedua belas pilar itu telah melaksanakan tugas tersebut selama ratusan ribu tahun hingga sekarang dan akan segera berakhir karena kemunculan anomali yang akan menggantikannya.

"Begitulah, anomali itu kemungkinan besar adalah kamu, 'The Immortal' Efialtis." Kata Zenith sembari menunjuk kearah Efialtis.

Merasa terkejut Zornyx bertanya. "Bolehkah saya bertanya Nona Zenith?"

"Yap, silahkan saja! Tidak usah terlalu formal." Balas Zenith menoleh ke arahnya.

"Jika yang kamu katakan benar, lalu kenapa takdir Efialtis seperti memang sengaja untuk membuatnya menderita? Bukankah anomali itu tak bisa di sentuh siapapun?" Dengan rasa penasaran dan rasa bersalah Zornyx bertanya.

Berpikir sesaat, Zenith dengan datar membalas. "Sepertinya takdir memang sedikit menjahili Efialtis karena merasa aneh saja, walau itu terasa begitu memaksa tapi aku yakin takdir punya timbal balik yang sesuai."

Setelah mendengar jawaban Zenith, Zornyx sedikit memahami perkembangan Efialtis dan menghela nafas. 'Beliau benar, Efialtis mendapatkan selalu mendapat kemampuan luar biasa setelah mengalami konfrontasi dengan para Beyonder. Tapi apa maksudnya takdir merasa aneh?'

Efialtis yang sejak tadi diam memikirkan nasib nya akhirnya angkat bicara dan mengatakan. "Aku tidak terlalu mempermasalahkannya sekarang karena aku sudah tahu bagaimana cara mengatasinya."

Bingung dengan apa yang Efialtis katakan, Zenith menanyakannya. "Apa maksudmu?"

"Coba ingat lagi, setiap aku bertemu dengan kalian para Beyonder, aku tidak tahu kenapa bisa bertemu. Aku selalu mendapatkan kemampuan yang mungkin dapat melampaui kalian itu sendiri. Contoh sederhananya aku bisa membatalkan efek kekuatan Zornyx yang memanipulasi ingatan dan rasa sakit fisik juga mental." Kata Efialtis terkekeh sembari melirik Zornyx.

Zornyx yang melihat Efialtis terkekeh saat melirik ke arahnya, membalas dengan senyuman yang tampak dengan jelas sedang menutupi rasa kesalnya.

"Tunggu dulu, aku baru saja kepikiran sesuatu tentang kenapa kita bisa bertemu, aku sendiri bisa bertemu dengan mu setelah merasakan hal energi aneh dari tempat avatar ku Vyz berada." Ungkap Zenith.

Efialtis baru menyadarinya. "Benar juga, energi yang kurasakan dari kalian 'Tears Of Desainer' itu memang berbeda dengan UnLogical milikku. Bahkan warnanya saja berbeda jauh! Meski warna kemampuan kalian memilki warna berbeda tapi warna dasarnya sama hitam dan putih yang saling melilit sementara milikku berwarna Biru gelap."

Zornyx dan Zenith sangat terkejut dengan apa yang di katakan Efialtis dan segera menanyakannya. "Apa kau bilang?"

Keduanya bertanya dengan serentak membuat tubuh Efialtis sedikit bergetar karena kaget. "Apanya?!"

"Itu! Warna energi! Kau bilang energi dasar dan kemampuan itu berbeda kan? Kenapa bisa seperti itu! Sekarang jelaskan padaku." Kata Zenith sembari menatap Efialtis dengan serius.

Menaggapi tatapan Zenith, Efialtis mengangkat kedua pundaknya dan dengan bingung berkata. "Bukankah kakak juga sudah tahu? Dari Vyz saat aku pertama kali nertemu dengannya dan mendapat energi aneh yang bernama The Essence lalu di sebut olehku sebagai UnLogical."

Lanjut Efialtis. "Dan energi itu memang memiliki sedikit kemiripan dalam cara kerja nya. Namun, energi milik kakak dan Zornyx itu sedikit lebih rumit dan kurang fleksibel berbeda dengan UnLogical yang aku gunakan jauh lebih sederhana dan dapat dengan mudah meniru ataupun membatalkan energi lain."

Setelah mendengar penjelasan Efialtis, Zenith dan Zornyx hanya bisa tersenyum merasa ngeri dengan potensi sebenarnya kemampuan Efialtis. Zenith melirik ke arah Zornyx yang kembali menyuruput teh dingin yang sebelumnya ia telah bawa.

Zenith dengan cepat segera menanyakan kemampuan apa yang telah di dapatkan Efialtis. "Jadi kemampuan apa saja yang sudah kau punya? Bisakah kamu tunjukan kemampuan terbaru milikmu?"

Efialtis mengangguk dan langsung mengeluarkan Nessie dari punggungnya. "Wah, ini cukup mengerikan. Padahal aku sudah mati, mati konyol pula... tapi bukannya langsung menyelamatkan semuanya kamu malah membiarkan semuanya mati hanya agar bisa menghidupkan kami kembali, bisakah kau jelaskan kenapa?"

Segera setelah Nessie keluar, ia langsung melemparkan beberapa pertanyaan dengan ekspresi masam. Merasa takut Efialtis segera menjelaskan kenapa ia melakukan hal tersebut.

"Aku gak bermaksud seperti itu kok, sungguh!! Aku hanya merasa terlalu lelah dan pasrah pada semuanya karena bagimanapun kalian itu ada sembilan orang, terlebih mau bagaimana kalian pada akhirnya akan mati karena Yarks langsung mengahancurkan seluruh planet itu!!" Jelasnya dengan panik.

Melihat reaksi Efialtis saat di introgasi Nessie, Zenith akhirnya menyadari sesuatu dan tertawa kecil. "Hehe, kamu ini benar-benar ya, meski baru sebentar dan terlihat tak peduli, kamu tetap mencintai dan menyayangi mereka selayaknya keluarga dan saudara."

Tersenyum tipis, Efialtis kemudian memeluk erat Nessie tanpa meninggalkan tempatnya duduk. Saat memeluk Nessie itulah Efialtis mengungkapkan isi hatinya yang sebenarnya sembari menahan tangisannya sekuat tenaga.

"Maafkan aku Nessie! Aku gagal menyelamatkan kalian semua dan hanya bisa membawa ingatan kalian bersama ku. Maaf sudah menjadi egois dan tak berguna. Maafkan aku-." Nessie yang kesal mendengar permintaan maaf Efialtis, memukul lembut kepalanya dan menghela nafas sembari membalas singkat.

"Aduh kau ini! Kau tahu inilah kenapa sebelumnya aku begitu khawatir padamu, selalu menutupi semuanya tanpa bisa jujur sama sekali. Aku tahu kau tak ingin membuat semuanya khawatir tapi caramu itu bodoh." Ungkap Nessie menenangkan Efialtis sembari memeluknya dengan lembut.

Hati Zenith yang dipenuhi kehampaan kini terasa hangat dan menyegarkan setelah melihat hubungan pasangan yang ada dihadapannya yang semakin erat dan romantis.

'Astaga, aku bahkan tak ingat kapan terakhir kali aku merasakan hal ini. Yah, mungkin karena aku terlalu fokus menggali rahasia Soulless dan para pilar. Haruskah aku juga mencari pasangan?' Pikirnya serius.

Sementara itu, Zornyx yang membuat Efialtis hampir gila hanya bisa terdiam sembari memegangi cangkir teh nya. Beberapa saat kemudian Efialtis melepaskan pelukannya dan mengusap matanya yang meneteskan air mata.

"Baiklah! Kak, aku sudah siap untuk kembali." Beranjak dari tempat duduknya dan dengan nada bicaranya yang percaya diri, Efialtis membuat Zenith kagum akan ketangguhan mentalnya.

"Kalau begitu hati-hati dan jangan sampai istrimu mati untuk kedua kalinya!" Zenith menjentikkan jari nya, sebuah pintu besar dengan simbol tanpa batas muncul di belakang Efialtis dan Nessie.

"Kak Zenith, Zornyx. Terima kasih telah mendengar keluh kesah ku selama beberapa jam ini dan sampai jumpa lagi." Setelah menyampaikan rasa terima kasihnya, ia akhirnya berjalan mendekati pintu itu lalu menarik gagangnya. membuka celah yang perlahan menarik Efialtis dan Nessie kedalamnya.

Setelah keduanya pergi, Zornyx berpikir keras. 'Tunggu sekarang aku berduaan dengan nona Zenith? Hanya ada kami berdua? Oh... tidak.'

Layaknya dapat membaca pikiran, Zenith segera menyingkirkan meja dan kursi yang di hadapannya lalu menciptakan sebuah sofa lalu dengan cepat memindahkan mereka berdua ke sofa itu.

Sembari merangkul leher Zornyx, dengan suara lembut. Namun, sedikit mengancam ia berkata. "Kita akan habiskan waktu yang cukup lama ber-sa-ma. Bukankah begitu Zornyx."

"Haha, i-iya. Seperti yang anda katakan nona Zenith." Suaranya terdengar begitu pasrah menghadapi kebiasaan Zenith.

Zenith kembali menjentikkan jarinya, ia membuat sebuah layar tipis yang menampilkan Efialtis dari sudut pandang orang ketiga. Zenith menggeser tempatnya duduk semakin mendekat dengan Zornyx hingga tubuh keduanya saling menempel.

Dengan santainya Zenith meraba dada Zornyx, meski Zornyx sangat ingin pergi dari sana tapi Zenith telah sepenuhnya menjadikannya 'mainan'nya.

'Ahhhh! Karena kau Efialtis aku jadi mengabaikan kebiasaan buruk Zenith.' Kebiasaan buruk Zenith adalah selalu menjadikan Beyonder wanita sebagai mainannya meski selalu di berikan kesempatan untuk menolak permintaannya. Namun, entah mengapa Zenith selalu mendapati para Beyonder wanita malah menerima perlakuan nya itu.

"Jadi sekarang bagaimana? Suamiku yang bodoh ini apakah kau punya rencana selanjutnya?" Efialtis dan Nessie mengambang di luar angkasa yang hampa udara, mereka menggunakan kekuatan Efialtis sebagai penyokong hidup agar tidak mati.

Setelah berpikir cukup lama, Efialtis kemudian menciptakan sebuah pijakan dari energinya dan mengatakan pada Nessie dengan penuh semangat. "Tujuan pertama kita untuk menuju ke planet dimana Vyzus berada sekarang, Tyor. Untuk mencari tahu lebih lanjut tentang para Beyonder dan Gakashin."