Jejak yang memudar

Di tengah perjalanan yang semakin kelam, Eryan tak bisa menghindari perasaan yang semakin membebaninya. Setiap langkah yang ia ambil seolah membawa beban takdir yang semakin berat, dan meskipun ia sudah meninggalkan masa lalu, bayang-bayang itu tetap mengikutinya. Rumah yang runtuh, buku tua yang ditemukan, dan peringatan dari gadis misterius itu—semuanya menjadi tanda bahwa jalan yang ia tempuh bukan sekadar pencarian untuk menemukan adiknya, Elyon, tapi juga untuk memahami tujuan hidupnya yang lebih besar.

Eryan melangkah menyusuri jalan setapak yang kini mulai memudar karena kabut. Ia tahu bahwa jawabannya bukan hanya ada di desa ini. Desa yang dulu penuh dengan kenangan, kini terasa begitu asing. Langit yang mendung dan gerimis yang masih turun membuat suasana semakin suram.

Namun, meskipun hatinya dipenuhi dengan pertanyaan, ada satu hal yang jelas—Eryan tidak akan mundur. Ia akan terus berjalan, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, meskipun itu berarti menghadapi kebenaran yang mungkin menghancurkan segala yang ia percayai.

Di tengah perjalanan itu, sebuah suara datang dari belakangnya. Eryan menoleh dan melihat sosok yang tidak asing lagi—gadis misterius yang kembali muncul, berdiri di ujung jalan.

"Saya pikir Anda tidak akan datang lagi," kata Eryan, berusaha menyembunyikan rasa frustrasi di suaranya.

Gadis itu tersenyum samar, berjalan mendekat dengan langkah tenang. "Saya tidak pernah pergi, Eryan. Saya selalu ada di sini, di antara bayang-bayang yang tak terlihat."

Eryan mengangkat alis, merasakan ada sesuatu yang lebih dalam di balik kata-kata gadis itu. "Apa maksudmu?"

Gadis itu berhenti di depannya, menatap Eryan dengan mata yang penuh teka-teki. "Kadang, yang kita cari sudah ada di depan mata kita, namun kita tidak pernah melihatnya. Takdirmu sudah ada, Eryan. Hanya tinggal menunggu waktu untuk membukanya."

Eryan merasa ada ketegangan yang mencekam di udara. "Jadi, apa yang harus saya lakukan?"

"Jangan lari dari takdirmu," jawab gadis itu. "Dan ingat, Eryan, meskipun Anda merasa sendiri, Anda tidak sendirian. Ada lebih banyak yang terhubung di luar sana. Dan adikmu... adikmu adalah bagian dari itu."

Eryan terdiam, berusaha mencerna kata-kata gadis itu. Hatinya berdebar, merasa ada sesuatu yang lebih besar sedang menunggunya. Namun, saat ia hendak bertanya lebih lanjut, gadis itu sudah menghilang begitu saja, seolah tak pernah ada.

---

Di istana yang megah, Elyon memandangi cermin besar di ruang pribadinya. Ia melihat bayangannya sendiri, namun untuk pertama kalinya, ia merasa ada sesuatu yang salah. Wajahnya tampak berbeda, seolah ada dua sisi yang saling bertentangan dalam dirinya. Sebagai anak dari Lord Kaelen, ia telah terbiasa dengan kontrol dan kekuasaan. Namun, akhir-akhir ini, perasaan tidak nyaman itu semakin menguasai dirinya.

"Elyon," suara ayahnya terdengar dari pintu. Lord Kaelen masuk dengan langkah yang penuh wibawa, matanya tajam memandang anaknya. "Kamu harus memahami bahwa semua ini adalah ujian. Ujian untuk membuatmu lebih kuat."

Elyon mengangguk, mencoba menenangkan pikirannya. "Saya mengerti, ayah."

"Jangan hanya mengerti," kata Lord Kaelen, mendekat dan memegang bahu Elyon. "Kamu harus menghadapinya dengan tekad yang tak tergoyahkan. Eryan mungkin menjadi bagian dari rencana, tapi kamu lebih penting dari itu. Dunia ini menunggu kamu untuk memimpin."

Elyon menghela napas, merasakan tekanan yang semakin besar di dadanya. "Tapi, ayah... Apa yang sebenarnya terjadi pada Eryan? Apa yang kita rencanakan untuknya?"

Lord Kaelen hanya tersenyum samar. "Kita rencanakan banyak hal untukmu, Elyon. Jangan khawatir tentang Eryan. Dia akan menemukan jalannya sendiri."

Namun, Elyon tahu dalam hatinya bahwa ada lebih banyak yang tersembunyi di balik kata-kata ayahnya. Dan semakin ia mendalami rencana besar ini, semakin ia merasa terjebak dalam permainan yang lebih besar dari yang bisa ia bayangkan.

---

Eryan dan Elyon, meskipun terpisah jauh, semakin dekat dengan takdir yang sama. Setiap langkah mereka, meskipun berbeda, semakin mengarah pada pertemuan yang tak terelakkan—sebuah pertemuan yang akan mengubah segalanya. Namun, saat itu tiba, apakah mereka akan siap menghadapi kebenaran yang tersembunyi di balik permainan ini?