Flying Alone

Benua Xuanqian, di mana sekte berdiri dalam jumlah besar dan ahli tersebar di mana-mana.
Pemuda, Zhou Heng, dengan Pedang Hitam yang Misterius yang Patah di Dantian-nya, muncul dari Kota Batu Asal dan berjuang untuk mengklaim sepotong dunia di era yang megah ini.
Terhadap yang sangat jahat, bunuh!
Terhadap mereka yang menindas teman dan keluarga saya, bunuh!
Terhadap mereka yang menghalangi jalan saya menuju pencerahan, bunuh!
Di jalan ke surga, saya melangkah dengan lagu, dengan pedang di tangan, saya sendiri yang terhormat di bawah langit!

Mengguncang Sembilan Surga Dengan Pedangku

"Kamu, kamu berani memukulku?" Nangong Lin berusaha bangun, tubuhnya membengkak terisi lemak yang tampaknya menyerap pukulan itu, sehingga urat dan tulangnya tak terluka. Babi gemuk ini, wajahnya merah penuh amarah, menunjuk Zhou Heng dengan jari yang gendut, tampak seolah-olah akan meledak karena marah.


"Karena aku sudah memukulmu, kenapa tanya!" Zhou Heng berjalan mendekat dan menamparnya lagi dengan sekali tamparan.


Sekarang ini, dia sudah menguasai Alam Momentum; setiap gerakannya secara alami tak bercela. Meski hanya taparan tangan sederhana, isinya penuh variasi luas, tak bisa dikalahkan oleh sebaya.


—Kecuali lawannya juga sudah menguasai momentum.


Wajah semok Nangong Lin segera terkena puluhan tamparan, masing-masing mengandung kekuatan roh, membuat wajahnya langsung bengkak. Semula sudah gemuk seperti babi, kepalanya sekarang membengkak secara grotesk, menjadi setidaknya lima kali ukuran kepala manusia biasa!


Bab 104: Ratakan Sepenuhnya