Langit di atas Gunung Meru tampak seperti pemandangan dari mimpi buruk apokaliptik.
Hujan racun merah menyala turun tanpa henti, membakar saat mengenai tanah dan mengukir garis-garis panas di permukaan gunung.
Kilat menyambar dengan garis-garis kekerasan, dan seluruh atmosfer dipenuhi dengan energi jahat kehadiran Dewa Racun.
Kent berdiri di pusat semuanya, seperti sebuah senjata ilahi. Jubahnya robek, kulitnya terbakar akibat sambaran kilat yang disertakan racun tanpa henti, tetapi matanya menyala dengan intensitas yang menolak tunduk kepada dewa mana pun.
Di bawahnya, Teratai Abadi yang diberikan oleh Dewa Musik melindungi naga bayi Sparky. Kelopak teratai itu memancarkan cahaya samar, menyerap hujan racun dan mengubahnya menjadi uap yang tidak berbahaya. Sparky terbaring lemah di bawah perlindungannya, napasnya dangkal, matanya nyaris terbuka. Bahkan dalam keadaan lemahnya, semangat juang naga itu berkedip dalam-dalam, merasa ingin bangkit dan menghadapi langit.