Chapter 15 : Putri Es

Aneira Bianca Miyuki, murid perempuan paling populer di sekolah ini yang dijuluki sebagai putri es. Alasan dia dijuluki sebagai putri es karena sifatnya yang dingin terutama kepada murid laki-laki. Murid laki-laki yang mencoba berinteraksi dengannya akan langsung diabaikan olehnya. Berbeda dengan Nadine saat SMA yang masih menanggapi murid laki-laki yang mencoba berinteraksi dengannya meskipun ditanggapi dengan kasar dan jutek, Aneira tidak menanggapi sama sekali murid laki-laki yang mencoba berinteraksi dengannya. Dia hanya mendiami dan mengabaikan murid laki-laki yang berinteraksi dengannya sambil memasang ekspresi yang datar dan dingin. Bahkan murid laki-laki yang mencoba untuk langsung menembaknya atau menyatakan perasaan kepadanya juga hanya didiami dan diabaikan olehnya sambil memasang ekspresi yang dingin. Karena itu, dia dijuluki sebagai putri es.

Meski sifatnya seperti itu kepada murid laki-laki, murid laki-laki yang lain tidak berhenti begitu saja untuk mendapatkannya. Itu karena terlepas dari sifatnya yang dingin, Aneira merupakan murid perempuan paling cantik di sekolah ini. Dia juga merupakan paling pintar di sekolah ini. Di angkatanku, dia selalu menempati posisi pertama di setiap ujian mulai dari ujian tengah semester hingga ujian akhir semester. Meskipun kelasku berbeda dengannya, aku tahu kalau dia selalu menempati posisi pertama karena hasil ujian untuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester selalu ditampilkan di papan pengumuman sekolah. Karena itu aku bisa melihat hasil ujian dia dan ranking dia di setiap ujian. Aku juga bisa melihat hasil ujian murid kelas lain ataupun murid dari angkatan lain karena semua hasil dari kelas 10 sampai 12 selalu ditampilkan di papan pengumuman.

Selain pintar, Aneira juga atletis dan sangat baik dalam berolahraga. Meski dia tidak bergabung dalam ekskul terutama ekskul olahraga, tetapi kemampuan berolahraganya dapat dilihat saat pertandingan 'classmeet' yang biasanya diadakan setelah ujian akhir semester ganjil. Aneira yang tidak bergabung dengan ekskul olahraga selalu mengikuti pertandingan 'classmeet' olahraga seperti basket, voli, badminton, tenis meja dan lainnya.

Sebagai informasi, pertandingan 'classmeet' olahraga terbagi dua yaitu pertandingan olahraga untuk murid laki-laki dan murid perempuan. Pertandingan 'classmeet' di sekolahku biasanya berubah-ubah setiap tahunnya. Misal jika tahun ini akan untuk murid laki-laki akan dipertandingkan basket, maka tahun depannya untuk murid laki-laki akan dipertandingkan voli. Begitupun juga berlaku untuk murid perempuan. Tetapi ada 1 pertandingan olahraga yang tidak berubah dan tetap dipertandingkan setiap tahunnya yaitu pertandingan olahraga yang kegiatan ekskulnya populer untuk murid laki-laki dan murid perempuan. Untuk murid laki-laki, ekskul olahraga yang populer adalah futsal, jadi pertandingan futsal selalu diadakan di setiap 'classmeet' untuk murid laki-laki. Lalu untuk murid perempuan, ekskul yang populer adalah voli, jadi pertandingan voli selalu diadakan di setiap 'classmeet' untuk murid perempuan. Sementara untuk pertandingan olahraga lainnya akan berubah-ubah setiap tahunnya.

Aneira setiap tahunnya selalu mengikuti 'classmeet' untuk pertandingan voli meskipun dia tidak tergabung dengan ekskul voli. Meski begitu, dia selalu tampil baik dan memukau di setiap pertandingannya. Dia bahkan sudah 2 kali hampir membawa timnya juara tetapi sayangnya timnya kalah di final. Saat kelas 10, dia kalah di final melawan salah satu tim perwakilan dari kelas 12 yang di tim itu terdapat beberapa pemain andalan dari ekskul voli. Lalu saat kelas 11 pun dia juga kalah di final melawan salah satu tim perwakilan 12 yang lagi-lagi juga terdapat beberapa pemain andalan dari ekskul voli. Ya, Aneira selalu kalah di final melawan tim senior yang diperkuat beberapa pemain andalan klub voli.

Tetapi nanti, ketika dia mengikuti 'classmeet' untuk pertandingan voli lagi, dia akhirnya berhasil membawa timnya juara. Sudah jelas dia akan bisa membawa timnya juara karena sekarang dia sudah kelas 12, sudah tidak ada murid senior yang lebih jago lagi darinya karena Aneira sudah menjadi murid paling senior. Selain itu, di timnya nanti juga ada pemain andalan dari ekskul voli, yaitu Nadine. Kombinasi Aneira dan Nadine benar-benar membuat tim mereka tidak terkalahkan. Bahkan mereka selalu menang dengan skor telak ketika mengalahkan lawan-lawan mereka. Pertandingan 'classmeet' itu benar-benar masih teringat di kepalaku. Meskipun saat itu aku masih membenci Nadine, tetapi aku harus mengakui kalau aksinya saat itu benar-benar sangat memukau. Dan nanti di bulan Desember aku akan bisa melihat aksi memukau dari mereka berdua lagi.

Di 'classmeet' tahun ini, Aneira tidak hanya juara dalam olahraga voli saja, melainkan juga juara dalam olahraga tenis meja dan lari sprint 100 meter. Dia benar-benar sangat atletis dan sangat jago olahraga meskipun tidak bergabung dalam ekskul olahraga. Karena dia tidak tergabung dalam ekskul olahraga, setiap dia mengikuti 'classmeet' suatu olahraga tertentu dan meraih hasil yang baik, ekskul dari olahraga yang dipertandingkan itu akan langsung merekrutnya untuk bergabung dalam ekskul. Tetapi Aneira selalu menolak tawaran itu.

Alasan kenapa dia tidak bergabung dengan ekskul satupun sepertinya karena dia telah bergabung dengan OSIS. Aneira dari kelas 10 memang sudah bergabung dengan OSIS. Apalagi di tahun ini dia menjabat sebagai sekretaris OSIS. Sepertinya dia lebih memilih untuk fokus dalam OSIS makanya dia tidak ada waktu untuk bergabung dengan ekskul.

Bergabungnya Aneira dengan OSIS apalagi menjabat sebagai sekretaris OSIS merupakan salah satu poin yang membuatnya dijuluki sebagai murid perempuan paling populer di sekolah ini. Cantik, pintar dalam akademik, atletis, jago dalam olahraga, serta merupakan anggota OSIS, poin-poin itulah yang membuat Aneira menjadi murid perempuan paling populer di sekolah ini dan membuatnya disukai oleh banyak laki-laki terlepas dari sifatnya yang dingin.

Di masa lalu, aku sama sekali tidak pernah berinteraksi atau berbicara dengannya tetapi aku pernah mendengar suaranya makanya ketika mendengar suaranya, aku langsung menyadari kalau itu adalah Aneira. Apalagi cara berbicaranya yang formal itu sudah mencari ciri khasnya, jadi aku bisa langsung mengetahui kalau itu adalah dia.

Alasan kenapa aku tidak pernah berinteraksi dengannya adalah karena dia itu sulit untuk didekati. Sebelumnya aku sudah pernah bilang kalau dia selalu bersifat dingin kepada laki-laki dan selalu mengabaikan laki-laki yang mencoba berinteraksi dengannya, karena itulah aku tidak pernah mencoba untuk berinteraksi dengannya. Alasan lainnya adalah karena aku tidak tahu untuk apa aku mencoba berinteraksi dengannya. Laki-laki yang mencoba berinteraksi dengannya bukan hanya untuk sekedar berinteraksi dengannya saja melainkan karena memiliki maksud lain yaitu untuk mendekatinya dan menjadikannya sebagai pacar. Sedangkan aku tidak memiliki keinginan untuk menjadikannya pacar. Aku memang sedikit mengaguminya tetapi aku sama sekali tidak terpikirkan untuk membuatnya menjadi pacarku saat itu. Itu karena aku insecure dengan kepopulerannya.

Dulu, aku saja insecure untuk mengutarakan perasaanku kepada Hana karena perbedaan levelku dengannya. Padahal kepopuleran Hana masih di bawah kepopuleran Aneira. Jika dengan Hana saja aku insecure, apalagi dengan Aneira yang berada di atasnya. Jadi aku sama sekali tidak terpikirkan untuk membuatnya jadi pacarku karena perbedaan levelnya sangatlah tinggi. Aku sadar diri akan hal itu.

Saat ini, aku begitu terkejut karena Aneira berbicara kepadaku, padahal dulu aku tidak pernah berbicara dan berinteraksi dengannya sama sekali. Keterkejutanku itu membuatku terus terdiam. Aku terus terdiam sambil terus memegangi tubuh Aneira yang sebelumnya aku tolong agar tidak terjatuh. Aneira yang menyadari kalau aku masih memegang tubuhnya pun lalu berbicara kepadaku.

"Maaf tetapi bolehkah kamu melepaskan tanganmu dari tubuh saya?," tanya Aneira.

Aku yang sebelumnya terdiam pun langsung terkejut setelah mendengar pertanyaan Aneira itu.

"Ah maaf," ucapku.

Aku pun langsung melepaskan tanganku dari tubuh Aneira. Setelah aku melepaskan tanganku, aku memutuskan untuk meminta maaf lagi kepadanya.

"Gw benar-benar minta maaf karena telah menyentuh tubuh lu barusan," ucapku.

Aneira pun langsung menanggapinya.

"Saya sudah bilang sebelumnya kalau kamu tidak perlu minta maaf. Lagipula kamu menyentuh tubuh saya untuk menolong saya yang sebelumnya hampir terjatuh. Saya berterima kasih karena kamu telah menolong saya,"

"Selain itu, justru saya yang seharusnya meminta maaf karena saya tadi menabrak kamu. Saya terlalu fokus membaca saat berjalan sampai saya tidak fokus dengan apa yang ada di depan saya," ucap Aneira.

"Membaca?," tanyaku bingung.

Setelah menanyakan itu, aku lalu melihat ke bawah. Di bawahku, ada sebuah buku yang tergeletak di lantai. Sepertinya membaca yang dimaksud Aneira barusan adalah membaca buku dan buku yang tergeletak itu adalah buku yang dibacanya.

Aku kemudian mengambil buku yang tergeletak itu. Aku mengambil buku itu tanpa melihat buku apa itu. Tetapi aku sempat sekilas melihat judul pada buku itu. Judul pada buku itu terdapat kata 'Love'. Mungkin buku yang dibaca oleh Aneira itu merupakan buku novel bergenre romance.

"Buku yang dibaca Aneira itu, apakah itu buku novel romance? Tetapi bukannya selama ini dia selalu bersifat dingin kepada laki-laki, apa iya dia masih tertarik dengan romansa atau kisah cinta disaat dia selalu bersifat dingin kepada laki-laki?," pikirku.

Hal itu membuatku bingung. Lalu, setelah mengambil buku itu, aku lalu memberikan buku itu kepada Aneira.

"Ini buku lu?," tanyaku.

"Iya, benar, ini buku yang saya baca," ucap Aneira.

Aneira lalu menerima buku yang aku berikan itu.

"Saya terlalu fokus membaca buku ini sambil berjalan sampai membuat saya menabrak kamu. Saya benar-benar minta maaf," ucap Aneira sambil sedikit membungkuk.

Aku merasa sedikit canggung saat melihat Aneira membungkuk ke arahku.

"Sudah, tidak apa-apa. Karena tadi lu menyuruh gw untuk tidak perlu meminta maaf, maka gw juga menyuruh lu untuk perlu tidak meminta maaf juga. Lagipula lu menabrak gw juga secara tidak sengaja. Jadi lu tidak perlu minta maaf," ucapku.

Setelah aku mengatakan itu, Aneira lalu berhenti membungkuk.

"Baiklah kalau kamu bilang begitu. Ya sudah kalau begitu saya permisi dulu, saya mau ke kantin. Sekali lagi, terima kasih karena telah menolong saya," ucap Aneira.

"Iya, sama-sama," ucapku.

Setelah itu, Aneira pun berjalan melewatiku untuk berjalan menuju ke kantin. Sebelum dia berjalan melewatiku, aku sempat melihat wajahnya. Wajahnya terlihat sedang tersenyum kepadaku. Aku sedikit terkejut ketika melihatnya tersenyum pasalnya tidak mungkin dia tersenyum kepada laki-laki sepertiku.

"Di masa lalu, dia terkenal sebagai 'Putri Es', dia selalu bersifat dingin kepada laki-laki. Tetapi kenapa dia malah tersenyum kepadaku?," pikirku.

Hal itu membuatku sedikit terkejut sekaligus membuatku bingung.

"Kalau dipikir lagi, barusan Aneira juga berbicara denganku dengan biasa padahal aku merupakan laki-laki. Di masa lalu, aku tidak pernah melihatnya berbicara dengan laki-laki karena dia terkenal selalu mengabaikan laki-laki yang mencoba berbicara dengannya,"

"Aku tidak tahu apakah dia juga seperti itu dengan laki-laki yang sekelas dengannya atau tidak karena aku tidak sekelas dengannya tetapi dari yang aku dengar, dia juga bersifat dingin dengan laki-laki yang sekelas dengannya dan selalu mengabaikan mereka yang mencoba berbicara dengannya. Informasi ini aku dapatkan dari murid yang sekelas dengannya. Jadi entah itu laki-laki yang sekelas dengannya atau laki-laki yang tidak sekelas dengannya, bisa dipastikan kalau dia tidak pernah berbicara dengan mereka dan selalu mengabaikan mereka yang mencoba berbicara dengannya,"

"Tetapi kenapa dia bisa berbicara denganku? Kenapa dia bisa berbicara denganku yang seorang laki-laki? Ini benar-benar membuatku bingung," pikirku.

Selain tentang Aneira, aku juga merasa bingung tentang Nadine setelah mencoba untuk berbicara dengannya sebelum Aneira menabrakku.

"Selain itu, tentang Nadine. Di masa depan, Nadine bilang kalau alasan dia tidak ingin berbicara denganku di masa lalu adalah karena dia masih merasa bersalah kepadaku karena telah mengabaikan peringatanku. Selain itu, Nadine di masa depan juga bilang kalau dia sudah mencintaiku sejak dulu. Itu berarti di masa ketika aku masih SMA ini, ada kemungkinan Nadine sudah mencintaiku. Tetapi kenapa ketika aku mencoba berbicara dengannya, dia terlihat tidak suka denganku? Dia juga selalu berusaha menghindariku ketika aku berusaha untuk mengajaknya berbicara,"

"Kenapa? Apa Nadine di masa depan telah berbohong kepadaku? Atau mungkin Nadine di masa ini yang telah berbohong dan menyembunyikan perasaan yang sebenarnya?," pikirku.

Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu yang aku datangi ini. Seperti ada yang berbeda dengan masa lalu yang dulu pernah aku lalui. Menyadari ada yang berbeda, aku lalu menyimpulkan suatu kemungkinan yang mungkin terjadi saat ini.

"Apa mungkin masa lalu yang aku datangi ini merupakan masa lalu yang berbeda dengan masa lalu yang aku pernah lalui dulu?," pikirku.

-Bersambung