Masa lalu yang aku datangi ini berbeda dengan masa lalu yang pernah aku lalui dulu. Hal itu memang terdengar tidak masuk akal tetapi ada kemungkinan hal itu memang terjadi saat ini. Bicara soal tidak masuk akal, aku yang telah kembali ke masa lalu pun bisa dibilang juga merupakan hal yang tidak masuk akal.
Lalu soal masa lalu yang berbeda, hal itu kemungkinan terjadi karena aku yang memiliki ingatan tentang masa lalu yang pernah aku lalui sebelumnya tiba-tiba kembali ke masa lalu itu. Karena aku mempunyai ingatan tentang masa lu yang pernah aku lalui, aku yang telah kembali ke masa lalu pun berusaha melakukan tindakan yang berbeda dengan tindakan yang kulakukan di masa lalu yang pernah aku lalui. Contohnya, di masa lalu yang pernah aku lalui dulu, saat SMA aku tidak pernah berinteraksi dengan Nadine sama sekali. Tetapi sekarang ketika aku kembali lagi ke masa lalu, aku berusaha untuk berinteraksi dengan Nadine dan mencoba mengajaknya berbicara. Tindakanku yang sekarang ini jelas berbeda dengan apa yang aku lakukan dulu. Mungkin karena hal ini, masa lalu yang sedang aku jalani sekarang menjadi berbeda dengan masa lalu yang pernah aku lalui dulu.
Aku pernah beberapa kali menonton film tentang perjalanan waktu atau kembali ke masa lalu. Di film-film itu menjelaskan kalau melakukan sesuatu yang berbeda di 'masa lalu yang baru' akan membuat masa lalu itu menjadi berbeda dengan masa lalu yang sebelumnya pernah dilalui. Masa depan pun juga akan berbeda akibat melakukan tindakan yang berbeda di 'masa lalu yang baru'. Ketika menonton film itu, aku tahu kalau itu hanyalah fiksi dan kebenarannya sulit untuk dipastikan karena saat itu aku menganggap kalau mustahil bagi manusia bisa melakukan perjalanan waktu atau kembali ke masa lalu. Tetapi karena aku sekarang sudah mengalaminya sendiri, sepertinya yang terjadi di film-film itu adalah benar.
"Jadi masa lalu ini menjadi berbeda karena aku melakukan tindakan yang berbeda ya. Tetapi aku belum 1 hari berada di masa lalu ini dan tindakan berbeda yang aku lakukan pun hanya mencoba berinteraksi dengan Nadine. Seharusnya masa lalu ini tidak terlalu berbeda dengan masa lalu yang sebelumnya pernah aku lalui," pikirku.
Aku terus terdiam sambil memikirkan hal itu. Ketika aku sedang terdiam sambil memikirkan hal itu, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahuku dari belakang.
"Bro!," ucap orang yang menepukku itu.
Aku yang sedang terdiam pun langsung terkejut karena ditepuk secara tiba-tiba. Aku lalu langsung menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang menepukku. Ternyata yang menepuk bahuku adalah Noa. Noa tidak sendiri, di dekatnya juga ada Vyn, Hana dan teman-temanku yang lain.
Lalu, aku yang merasa bingung karena tiba-tiba ditepuk pun kemudian bertanya kepada Noa.
"Ada apa, No-,"
Belum sempat aku menyelesaikan pertanyaanku, Noa tiba-tiba bertanya kepadaku dengan ekspresi yang terkejut.
"Bro, apa yang terjadi barusan?," tanya Noa.
Aku tidak tahu apa maksudnya jadi aku pun juga bertanya kepadanya.
"Apa maksud lu?," tanyaku.
"Barusan, gw dan yang lainnya lihat lu mengobrol dengan 'Putri Es'. Kenapa lu bisa mengobrol dengan 'Putri Es' padahal selama ini 'Putri Es' tidak pernah mengobrol dan berbicara dengan laki-laki?," tanya Noa yang terkejut.
"Itu benar. Selama ini 'Putri Es' selalu mendiami dan mengabaikan laki-laki yang mencoba berbicara dengannya, tetapi kenapa lu bisa berbicara dengan 'Putri Es'?," tanya Vyn yang juga terkejut.
Hana dan yang lainnya juga terlihat terkejut sekaligus penasaran tentang hal itu. Jadi itu alasan kenapa Noa tiba-tiba menepuk bahuku karena dia ingin menanyakan tentang hal itu secepatnya. Jujur, aku sendiri juga terkejut kenapa aku bisa berbicara dengan 'Putri Es' padahal 'Putri Es' selalu mengabaikan laki-laki yang mencoba berbicara dengannya.
"Gw sendiri juga nggak tahu kenapa gw bisa berbicara dengan 'Putri Es'. Mungkin karena gw sebelumnya menolong dia jadi gw bisa berbicara dengannya," ucapku.
"Menolong 'Putri Es'?," tanya Noa.
Noa, Vyn, Hana yang lainnya terlihat bingung dengan perkataanku. Sepertinya mereka tidak melihat ketika aku menolong Aneira. Mungkin karena mereka masih berada di dalam kelas. Lalu mereka baru melihatku ketika aku sedang berbicara dengan Aneira. Itu berarti mereka juga tidak melihatku ketika aku mengejar Nadine dan berbicara dengannya meskipun akhirnya Nadine malah meninggalkanku untuk menuju kantin.
"Iya. Sebelumnya 'Putri Es' tiba-tiba menabrak gw dari belakang. 'Putri Es' hampir terjatuh ke belakang setelah menabrak gw tetapi gw menolongnya dengan memegang tangannya agar dia tidak terjatuh," ucapku.
"Begitu ya. Hmmm, tunggu sebentar. Lu bilang lu memegang tangan 'Putri Es' agar dia terjatuh?," tanya Noa yang kembali terkejut.
"Iya," jawabku.
Noa pun semakin terkejut setelah mendengar jawabanku.
"Lu memegang tangan 'Putri Es'?!," tanya Noa.
"Iya," jawabku.
Noa pun terdiam setelah mendengar jawabanku. Ekspresinya terlihat masih terkejut. Tidak hanya Noa, aku juga melihat Vyn, Hana dan yang lainnya yang ekspresinya sama terkejutnya dengan Noa.
"Kenapa kalian semua terkejut?," tanyaku.
"Ya jelas kami semua terkejut. Lu bukan hanya berbicara dengan 'Putri Es' tetapi lu juga memegang tangannya?!?! Orang yang kita bicarakan ini si 'Putri Es' loh. Murid perempuan paling populer di sekolah ini. Cantik, pintar dan jago olahraga, bisa dibilang dia merupakan perempuan yang sempurna. Banyak murid laki-laki yang ada di sekolah ini berusaha keras untuk menjadikannya pacar. Tidak hanya murid sekolah ini saja, gw dengar murid dari sekolah lain juga. Bahkan ada juga anak kuliah yang mencoba untuk menjadikannya pacar,"
"Tetapi lu tau kan sikap 'Putri Es' terhadap mereka itu? Iya, 'Putri Es' selalu mendiami dan mengabaikan mereka yang menembaknya atau mengutarakan perasaannya. Mereka yang mencoba mengutarakan perasaannya bahkan tidak punya kesempatan untuk berbicara dengannya karena 'Putri Es' selalu mendiami dan mengabaikan mereka. Berbicara dengan 'Putri Es' saja mereka tidak memiliki kesempatan, apalagi melakukan hal lain terhadap 'Putri Es' seperti memegang tangannya. Tetapi lu bisa berbicara dan memegang tangan 'Putri Es'? Semua laki-laki yang mengetahui hal ini akan iri kepada lu, bro," ucap Vyn.
Perkataan Vyn ada benarnya, tidak mengherankan kalau mereka semua terlihat terkejut setelah mendengar perkataanku tadi. Sebenarnya, aku tadi tidak hanya memegang tangannya, bahkan aku hampir memeluknya juga. Selain itu, Aneira bahkan sempat tersenyum kepadaku. Jika aku menceritakan tentang hal itu kepada mereka, mereka pasti akan tambah terkejut.
"Yang Vyn katakan itu benar, coba lihat ke sekeliling lu," ucap Noa.
Setelah mendengar perkataan Noa, aku lalu melihat ke sekelilingku. Saat melihat ke sekeliling, aku pun langsung terkejut karena aku melihat banyak murid laki-laki yang melihat ke arahku. Para murid laki-laki itu berasal dari kelasku dan kelas 12 yang lain. Bahkan ketika aku melihat ke lantai 3 dan lantai 4, aku juga melihat beberapa murid laki-laki kelas 11 yang berada di lantai 3 dan beberapa murid laki-laki kelas 10 yang berada di lantai 4 sedang melihat ke arahku. Sekolahku itu berbentuk mirip dengan huruf U, jadi murid yang berada di lantai atas bisa melihat ke sisi lain lantai yang ada di bawahnya. Jadi tidak mengherankan kalau para murid junior itu sebelumnya melihatku yang berinteraksi dengan Aneira. Tidak hanya murid laki-laki saja, beberapa murid perempuan pun juga sedang melihat ke arahku.
"Lu benar-benar telah menarik perhatian karena berinteraksi dengan 'Putri Es', bro," ucap Noa.
"Yah, wajar kalau Aarav saat ini menjadi pusat perhatian karena bisa dibilang dia merupakan laki-laki pertama di sekolah ini yang bisa berinteraksi dengan Aneira. Jangankan laki-laki, perempuan pun juga kesulitan untuk berinteraksi dengannya,"
"Ah tapi kalau untuk perempuan itu bukan karena Aneiranya yang tidak merespon atau tidak menanggapi orang yang ingin berbicara dengannya melainkan karena mereka yang ingin berbicara dengan Aneira merasa malu dan grogi ketika ingin berbicara dengannya," ucap Hana yang tiba-tiba ikut dalam pembicaraan.
"Yah itu wajar sih, lagipula dia merupakan murid perempuan paling populer di sekolah ini. Banyak murid laki-laki di sekolah ini mulai dari kelas 10 sampai kelas 12 yang menyukainya dan untuk murid perempuan, banyak dari mereka yang mengidolakannya," ucap Vyn.
"Iya, lu benar," ucap Hana.
"Ngomong-ngomong, Hana, selain dengan lu, apakah 'Putri Es' juga akrab dengan anggota OSIS yang lain?," tanya Noa.
Noa bertanya tentang hubungan Aneira dengan anggota OSIS lain selain Hana. Alasan Noa mengecualikan Hana karena dia sudah tahu kalau hubungan Hana dengan Aneira cukup akrab. Bukan hanya karena Hana merupakan ketua OSIS saat ini dan Aneira merupakan sekretaris OSIS saat ini, tetapi juga karena mereka sama-sama sudah menjadi anggota OSIS sejak kelas 10. Di masa lalu yang pernah aku lalui dulu, aku juga sempat beberapa kali melihat Hana berbicara dengan Aneira di luar acara atau ruangan OSIS. Bahkan ketika aku berjalan pulang bersama Hana ketika kami masih berpacaran lalu berpapasan dengan Aneira, Hana dan Aneira selalu saling berpamitan. Itu menjadi bukti akrabnya hubungan mereka.
Aneira memang bisa akrab atau berinteraksi dengan perempuan tetapi dia selalu menolak atau mengabaikan laki-laki yang mencoba berinteraksi dengannya. Mungkin karena dia tahu kalau laki-laki yang mencoba berinteraksi dengannya itu memiliki niat tersembunyi. Salah satunya seperti ingin menjadikannya sebagai pacar sementara dia saat ini mungkin tidak tertarik untuk berpacaran makanya dia selalu mengabaikan laki-laki yang mencoba berinteraksi dengannya.
"Aneira cukup akrab dengan anggota OSIS yang perempuan. Entah itu yang 1 angkatan dengan kami atau yang merupakan junior kami. Tetapi untuk anggota OSIS yang laki-laki, yah kalian tau sendiri lah," ucap Hana menjawab pertanyaan Noa.
"Jadi 'Putri Es' benar-benar tidak mau berinteraksi dengan laki-laki ya," ucap Noa.
"Bukan berarti dia tidak mau berinteraksi dengan laki-laki karena gw pernah melihat dia masih bisa berbicara dengan guru laki-laki secara santai. Mungkin lebih tepatnya dia tidak mau berinteraksi dengan laki-laki yang memiliki motif tersembunyi kepadanya seperti ingin menjadikannya pacar," ucap Hana.
"Gw juga pernah melihat 'Putri Es' berbicara dengan guru laki-laki di depan ruang guru, jadi sepertinya memang tidak semua laki-laki diabaikan olehnya ketika mencoba berinteraksi dengannya," ucap Noa.
"Iya, memang tidak semua laki-laki diabaikan olehnya. Gw memang tidak pernah menanyakan kenapa dia selalu tidak mau berinteraksi dengan laki-laki atau selalu mengabaikan laki-laki yang mencoba berinteraksi dengannya, tetapi gw menduga kalau alasannya itu karena mungkin dia sudah punya pacar, makanya dia tidak mau ada laki-laki lain yang mencoba mendekatinya. Atau mungkin karena dia saat ini tidak mau pacaran dulu makanya dia menjaga jarak dengan mengabaikan laki-laki yang mencoba berinteraksi dengannya dengan maksud tersembunyi," ucap Hana.
"Dugaan lu yang pertama itu sepertinya tidak mungkin. Jika memang dia sudah punya pacar, dia tinggal bilang aja kalau dia sudah punya pacar jadi ke depannya tidak akan ada lagi laki-laki yang mencoba mendekati dan berinteraksi dengannya. Alasan kenapa banyak laki-laki yang mendekatinya karena mereka menganggap 'Putri Es' belum punya pacar dan mereka ingin menjadikan 'Putri Es' sebagai pacarnya. Jadi sepertinya dugaan yang kedua lebih masuk akal. 'Putri Es' sedang tidak ingin berpacaran saat ini," ucap Noa.
Perkataan Noa masuk akal. Jika Aneira memang sudah memiliki pacar, dia tinggal bilang saja kalau dia sudah memiliki pacar agar dia tidak terus didekati oleh laki-laki lain. Karena dia tidak bilang begitu, berarti dugaan Hana yang kedua lebih masuk akal. Aneira tidak menanggapi dan hanya mengabaikan laki-laki yang mencoba untuk berinteraksi dengannya karena dia sedang tidak ingin berpacaran. Tetapi dugaan itu justru membuatku bingung apalagi aku tadi ditabrak oleh Aneira yang sedang membaca buku. Aku memang tidak melihat judulnya dengan jelas dan hanya melihat kata 'Love' saja pada judulnya itu. Jadi aku menduga kalau buku itu adalah buku novel bergenre romance.
"Jika benar buku itu adalah buku novel bergenre romance, kenapa Aneira yang diduga sedang tidak ingin berpacaran malah membaca buku itu? Apa dia hanya iseng-iseng saja membaca buku itu?," pikirku.
Hal itu membuatku bingung.
"Iya, mungkin dia memang sedang tidak ingin berpacaran saat ini. Makanya dia selalu bersikap dingin dan mengabaikan laki-laki yang mencoba berinteraksi dengannya,"
"Daripada itu-," ucap Hana.
Hana terlihat ingin mengatakan sesuatu lagi tetapi Vyn tiba-tiba berbicara lebih dulu dan memotong perkataannya.
"Tunggu, Hana. Jika lu ingin berbicara lagi, lebih baik melakukannya sambil berjalan. Sekarang, lebih baik kita segera ke kantin, nanti keburu kantinnya dipenuhi oleh para murid yang lain," ucap Vyn.
"Vyn benar," ucap Noa.
"Gw juga setuju, gw tidak tahan terus berada disini karena para murid yang lain masih melihat ke arah gw," ucapku sambil melihat ke sekeliling.
Murid-murid yang ada dalam jarak pandangku entah itu murid yang 1 lantai denganku atau yang berada di lantai 3 dan 4 terlihat masih melihat ke arahku.
"Ya sudah, ayo kita berbicara sambil jalan saja," ucap Hana.
Setelah itu, kami pun mulai berjalan menuju ke kantin sekolah. Kami semua bukan murid yang membawa bekal dari rumah jadi ketika istirahat, kami selalu membeli makanan di kantin sekolah.
Saat kami semua sedang berjalan menuju kantin, tiba-tiba Hana berbicara kepadaku.
"Ngomong-ngomong, Rav," ucap Hana.
"Hmm, ada apa?," tanyaku.
Sebelumnya ketika Hana berbicara sebelum dipotong oleh Vyn, sepertinya dia ingin berbicara denganku dan sekarang dia baru bisa berbicara denganku.
"Gw ingin menanyakan sesuatu. Sebelumnya ketika lu memegang tangan Aneira untuk menolongnya, apa reaksi Aneira ketika tangannya dipegang oleh lu?," tanya Hana.
Noa, Vyn dan yang lainnya terlihat juga penasaran tentang hal itu.
"Dia hanya bereaksi biasa saja. Setelah menolongnya, gw meminta maaf kepadanya karena telah memegang tangannya tetapi dia bilang kepada gw untuk tidak perlu meminta maaf. Dia justru malah berterima kasih kepada gw karena telah menolongnya," ucapku.
Mereka terlihat terkejut ketika mendengar perkataanku.
"Gw gk nyangka 'Putri Es' malah bereaksi biasa ketika tangannya dipegang oleh lu, apalagi dia sampai mengucapkan 'terima kasih' kepada lu," ucap Noa.
"Yah mungkin karena Aarav telah menolong Aneira makanya Aneira bisa bersikap biasa kepadanya. Mungkin dia mengira akan tidak sopan apabila bersikap dingin dan mengabaikan orang yang telah menolongnya. Meskipun sifatnya selalu dingin kepada laki-laki tetapi Aneira terkenal sebagai perempuan yang sopan. Salah satunya adalah dia tidak pernah mengata-ngatai atau menyinggung laki-laki yang mencoba berinteraksi dengannya dan memilih untuk mengabaikan mereka. Dengan sikapnya yang sopan itu, bukannya wajar kalau Aneira bereaksi seperti itu kepada Aarav yang telah menolongnya dan bahkan mengucapkan 'terima kasih' kepadanya?," tanya Hana.
Perkataan Hana benar. Aneira tidak pernah melakukan hal yang buruk seperti mengatai, menjelekkan atau memarahi laki-laki yang mencoba mendekatinya. Dia lebih memilih untuk mengabaikan mereka hingga mereka lelah dan sadar kalau Aneira tidak tertarik dengan mereka. Berbeda dengan Nadine di masa ini yang melakukan hal yang berkebalikan dengan Aneira kepada laki-laki yang mencoba mendekatinya. Tetapi aku tahu alasan Nadine begitu karena kejadian yang terjadi di masa lalu yang membuat hubungan kami renggang. Jika kejadian itu tidak ada atau setidaknya aku bisa menolong Nadine dari kejadian itu, maka Nadine di masa ini mungkin akan bersifat dan bersikap sama seperti Hana.
"Bagaimana jika alasan 'Putri Es' hanya bereaksi biasa setelah tangannya dipegang oleh Aarav bukan karena sikap sopannya itu, melainkan karena hal lain?," tanya Vyn yang menanggapi pertanyaan Hana.
"Hal lain? Apa itu, Vyn?," tanya Hana.
"Hmmm bagaimana jika alasan 'Putri Es' hanya bereaksi biasa itu karena dia ternyata menyukai Aarav?," tanya Vyn.
Aku pun langsung terkejut setelah mendengar pertanyaan Vyn.
"Hah!?!,"
-Bersambung