1 Minggu berlalu setelah kejadian di Akademi Viper. Di dunia luar, berita tentang "insiden besar" itu menyebar seperti api. Televisi, koran, hingga media sosial penuh dengan spekulasi. Mayoritas media sepakat bahwa alter ego itu "mati sendiri karena ledakan energi yang besar." Tentu saja, mereka salah. Para saksi mata yang tahu bagaimana Vishap membuka retakan dimensi memilih untuk diam—entah karena takut, hormat, atau sekadar ingin melupakan semuanya.
Tapi yang jelas, di satu sudut kota, tepatnya di sebuah kamar dengan tirai setengah tertutup, K sedang tiduran santai di atas kasur dengan ponsel di tangannya. Layar ponselnya menampilkan grup chat kelas yang sedang... ramai.
....
[Grup Chat Kelas 1-C]
Brandon: "SIAPA DI SINI YANG UDAH NGERJAIN TUGAS MATEMATIKA? GW BUTUH BANTUAN."
Ane: "Lmao, lo serius? Baru dikasih semalam, Brandon. Santai aja lah, kan deadline-nya minggu depan."
Brandon: "Minggu depan? Tugas matematika ini lebih parah dari ujian masuk universitas, sumpah!"
Julia: "Haha. Makanya otak dipake, Brandon. Gak semuanya bisa ngandelin otot kayak lo."
Brandon: "Otot lo bilang? Gue juara lomba debat dua kali, ok? Jangan remehkan kecerdasan gue, Julia!"
Julia: "Kalau gitu, kerjain sendiri dong, jenius."
Nobu: "HEH, BERHENTI BERANTEM! APA LO SEMUA GAK LIAT TUGAS BAHASA INGGRIS INI? SIAPA YANG BUTUH VIDEO PRESENTASI INDIVIDU SAMPAI 5 MENIT?!"
Fritz: "Betul, Nobu! Gue sampe bangun jam 5 pagi buat bikin naskah, dan itu baru setengah selesai!"
Nobu: "INI GAK NORMAL! KITA LIBURAN APA DIPEKERJAKAN SEBAGAI ROBOT?"
Froze: "Santai, Nobu. Lo bisa curhat nanti, kalau perlu gue kirimin es teh buat lo tenang."
Nobu: "Gue gak butuh teh, Froze. Gue butuh GURU YANG WARAS!"
K, yang sejak tadi hanya membaca obrolan itu, akhirnya tidak tahan dan ikut mengetik.
K: "Bangsat. Lo semua terlalu banyak drama. Tinggal gak usah dikerjain aja, beres."
Chloe: "Oh, jadi lo nggak mau kerjain tugas juga, K? As always, classic K."
K: "Apa gunanya dikerjain? Toh guru-guru cuma ngecek doang. Kalau ketahuan nyontek pun mereka gak peduli."
Chloe: "Salahkan sistem, ya? Dasar pemalas."
Brandon: "Chloe, lo udah kerjain tugas Matematika, kan? Kirim dong, buat bantu referensi."
Chloe: "Referensi atau copy-paste, Brandon?"
Brandon: "Yang penting selesai."
Nobu: "CHLOE! KASIHIN TUGAS LO SEKARANG! GUE BENERAN GAK TAHAN INI! SAKIT KEPALA GUE!"
Chloe: "Kalau gini caranya, aku harusnya mulai minta bayaran. Kalian pikir tugas aku ini gratis?"
Julia: "Dengar-dengar, Chloe bakal jadi miliarder karena jualan jawaban tugas ke kita semua."
Julian: "Chloe, kalau gitu kasih aku diskon dong. Kita kan satu keluarga kaya."
Fritz: "Serius, Chloe, gue juga butuh. Berapa pun harganya, kasih gue sekarang."
Chloe: "Kalau kalian bayar aku 100 ribu per tugas, mungkin aku pertimbangkan."
Nobu: "WTH? INI PEMERASAN!"
K: "Kalau Chloe minta bayaran, gue akan nyontek jawaban Nobu aja. Nobu kan suka pamer kepintarannya, hahaha."
Nobu: "HAHA SANGAT LUCU K! Sangat lucu. LIAT AJA NANTI!"
"Haaah...."
K meletakkan ponselnya sambil tersenyum kecil. Grup chat itu, meskipun penuh drama, adalah sumber hiburan yang dia butuhkan di tengah-tengah rutinitas monoton ini. Di luar, matahari mulai terik, menandai awal dari hari-hari liburan yang mungkin akan penuh kekacauan, tugas menumpuk, dan obrolan tidak penting.
"Tiga bulan, huh? Ini pasti bakal panjang," gumam K sambil memejamkan mata sebentar, bersiap untuk menghadapi hari dengan malas-malasan seperti biasanya.