Can I? [11]

Kini semua anak Cosa Nostra dan Davinchi berkumpul di sebuah landasan pesawat menunggu kedatangan jet pribadi yang mengantar Lamia dan juga Helio.

Mereka berbaris rapi di pinggir karpet merah yang disiapkan untuk mereka berdua. Memang terlihat nora namun itu kemauan dari Alonzo mereka pun tak bisa berbuat apa-apa selain menyetujuinya.

Pintu jet terbuka keluarlah seorang pria tampan dengan mengenakan jas berwarna putih dengan kemeja hitam dan celana putih. Lengannya sengaja ia buka agar memperlihatkan tatto keluarga Davinchi.

Pria berambut hitam seperti sang ayah dan mata yang hijau seperti ibunya membuat ia tak perlu lagi tes DNA untuk mem validasi kalau ia anak mereka atau bukan.

Helio D. landwind

Adik kandung Julya yang pertama.

Helio mengulurkan tangan untuk Lamia yang menuruni tangga pesawat yang cukup tinggi. Lamia anak perempuan dari seorang wanita bangsawan berdarah biru. Ia bersekolah kebangsawanan di daerahnya. Dengan rambutnya yang berwarna blonde dan warna mata birunya yang sangat mengisaratkan kalau ia adalah seorang bangsawan asli. Ia pulang ke rumah kaka tirinya karna sudah lulus dan akan melanjutkan hidupnya untuk keluarga. Lamia sangat dekat dengan Helio karna mereka disatukan sejak kecil dan menjadi seakrab ini sekarang.

Lamia L. Davinchi

Anak perempuan berdarah biru di keluarga Davinchi.

Lamia gadis berambut pendek berwarna blonde turun dari pesawat di bantu Helio yang memeganginya. Lamia mengenakan dress putih mengembang selutut dengan renda hijau yang membuatnya terlihat elegan.

Kini mereka berdiri di antara 2 keluarga. Di sebelah kanannya ada keluarga Davinchi dan di sebelah kiri ada keluarga Cosa Nostra.

Mereka berdua berdiri di tengah-tengah.

"Como estas senor" ucap mereka serentak.

"Como estas" sapa balik Lamia.

"Lama tidak berjumpa, Mia anakku" ucap Davin memeluk Lamia.

"Lama tak berjumpa, papi" ucap Lamia sambil tersenyum.

"Waddap bro" sapa Davin pada Helio mereka berpelukan seperti gantleman.

"Shap n*ga" sapa balik Helio.

"Gimana kabar mu? Kau mengawal Mia dengan baik kan?" Tanya Davin pada Helio.

"Pastinya, lihatlah berapa bekas tikaman yang kudapatkan akibat melindunginya" jawab Helio sedikit pamer karna ototnya yang juga mulai membesar.

"Itu baru namanya laki!" Ucap Davin bangga.

"Como estas, señor" sapa Lamia pada Alonzo.

"Como estas" ucap Alonzo datar dan tak terlihat begitu senang dengan sapaan Lamia. Alonzo langsung beralih ke Helio.

Lamia mengadahkan sikap Alonzo yang memang seperti biasanya jadi ia tak terlalu sakit hati.

Grep!

Julya memeluk Lamia erat. "Kangen sekali aku sama kamu" bisik Julya.

"Haha.. kaka" Lamia membalas pelukan Julya.

"Selamat datang kembali di rumah, sayangku" Julya memberikan ucapan selamat datang langsung kepada Lamia dengan senyuman tulusnya yang ia tampilkan hanya pada Lamia.

"Hehe.. terimakasih kak" Lamia berucap sambil tersenyum lebar menatap keatas karna Julya lebih tinggi darinya.

Fyi:Julya tingginya 180 sedangkan Lamia tingginya 160.

"Selamat datang, sayang" ucap Eve menaruh tangannya di pinggang Lamia. Eve memang tidak pernah menunjukan rasa tidak sukanya pada orang yang menghormatinya walau itu anak dari wanita lain suaminya.

"Eunghh.. Ma'am" Lamia memeluk Eve sambil menahan tangis karna Eve satu-satunya ibu tiri yang membuatnya merasa kalau ia juga anaknya (eve).

Cup..

Eve mengecup pucuk kepala Lamia membuat Lamia tenang. "Hmm.. terimakasih maam" Lamia mendongak karna Eve juga lebih tinggi darinya. Fyi: Eve tingginya 193 karna ia memakai heels tingginya jadi 200 cm. Kalau Davin semana tuh tingginya?? Davin tingginya sekitar 200. Keluarga titan memang.

"Sama-sama sayang" jawab Eve.

Mereka saling sapa satu sama lain sampai akhirnya mereka pergi ke rumah bersama-sama namun tidak dengan keluarga Cosa Nostra yang pulang duluan entah karna Mood Alonzo yang turun karna melihat Lamia atau memang ada urusan lain disana.

Kini semuanya berpencar beberapa ada yang beristirahat dan beberapa ada yang bermain atau mencari informasi.

Sedangkan Julya si pemeran utama ini malah sibuk memamerkan masakan buatannya yang sudah jadi. Ia membuat kue wortel kesukaan Lamia.

"Mia.. cobain ini kue kesukaan kamu" ucap Julya memberikan Kue wortel yang terlihat sangat bagus dengan warna oren yang terang.

"Kok bisa warnanya keliatan gini? Biasanya pudar" ucap Lamia memperhatikan cup cake wortel yang ada di tangannya.

"Aku pake serat wortelnya juga jadinya kaya gitu, kayanya sih bakalan kerasa banget wortelnya" jawab Julya.

"Terimakasih kak" Lamia pun memakannya dengan tenang.

Helio ingin mengambil cake wortel lainnya di meja untuk mencobai namun di tepis tangannya oleh Julya.

"Buat adek!" Bentak Julya membuat Lamia cekikikan.

"Wlee.. semuanya buat aku hihihi.." ucap Lamia meledek Helio.

"Kamu gak mau gitu bagi-bagi sama kaka?" Tanya Helio dengan wajah memelas.

"Nggak.. kali ini aku gak mau bagi-bagi soalnya enak, mm.." Lamia meledek Helio dengan memakan kue itu dengan suapan besar.

Melihat itu Helio dengan cepat mengambil kue itu dan berlari keluar. "KAKAK!" Teriak Lamia karna kue miliknya diambil.

DOR!

Julya menembak kaki Helio karna geram.

DOR!

Tak puas dengan melukai kaki Helio Julya juga menembak tangan Helio yang mengambil cup cake Lamia.

"Hahaha.." tawa Lamia melihat Helio yang tergeletak.

"Adduuhh.." desah Helio kesakitan.

"Kakak~ hahaha.." Lamia terlihat senang dengan penderitaan Helio saat ini.

"Hiu.. hiu.. hiu.. hiu.." itu suara Quico yang menirukan suara ambulan ia menggendong Mada untuk menemui Helio yang terluka.

"Hahahaha.. kak Quico" Lamia tertawa karna Quico yang menggendong Mada untuk menyembuhkan Helio seperti ambulan.

"Let me heel!" Quico menurunkan Mada untuk menyelamatkan Helio. "Doctor here.. we'll be fine okay, ma'am" ucap Quico pada Lamia.

"Okay okay" Lamia menunjukan kedua jempolnya pada Quico.

Quico satu-satunya orang yang ingin menetap bersama Julya ia tak mau ikut dengan keluarga Cosa Nostra. Quico Martinez namanya.

"Thank you thank you yah.. " ucap Lamia.

Helio di bawa Mada keruang pengobatan untuk diobati tentunya. "Kenapa gak pulang, gas?" Tanya Julya.

"Karna.. disana gak ada kerjaan jadi di sini deh" jawab Quico. Suaranya seperti donals namun tampilan nya garang aneh memang tapi itulah dia. Quico hanya seorang penembak jitu yang di pekerjakan keluarga Cosa Nostra untuk membantu dari segi jumlah dan juga kekuatan namun kini ia lebih tertarik bersama Julya bukan ke dua keluarga itu.

"Ohhh.. okey.." Julya pergi dari sana setelah mendapatkan jawaban dari Quico.

Kini Julya sibuk dengan ponselnya walaupun ia sedang bersantai bersama keluarga di kolam renang. Mereka berenang bersama menghabiskan waktu bersama dan bersenang-senang.

"Kaka jangan main hp terus.. yang lain ketawa-ketawa bercanda bareng kaka malah mojok minum moktail sambil mainin hp.." ucap Lamia.

"Sebentar ya.. aku lagi banyak urusan.." ucap Julya hanya melirik Lamia sebentar.

"Kak.." panggil Lamia lagi namun tidak di respon oleh Julya.

"Biarin ajah dia" sahut Hector.

"Iya biarin ajah.. dia lagi nyari kerjaan itu" ucap North.

"Hah? Buat apa?" Tanya Lamia.

"Pas waktu itu kake kesini buat nanyain kapan Julya nikah sebelum dia mati, dia mau ngeliat Julya cucu kesayangannya nikah" jawab Ciel.

"Iya.. mangkanya pas waktu ngejemput lu (Lamia) ada muka baru kan.. nah itu orang yang mau di jodohin Julya.." lanjut Otran.

"Ohhh.. terus kok kaka malah nyari kerja?" Tanya Lamia.

"Dia nyari alesan katanya.. Ninti kili Fey gek bisi apa-apa tinpi kilian gimini? Kili misilnyi Fey mindiriti tinpi kilian Fey gik bisi ngipi-ngipiin tinpi kilian gimini..." jawab Jack memperagai cara bicara Julya yang dibuat-buat.

"Bukan bego.. dia tuh bilangnya gini.. Fey tik ingin minikih dili, kake. Fey mau birkirji kiliu Fey minikih cepat Fey tik ikin pirnih mingilimi hil ying niminyi kirji ninti kiliu Fey-" ucapannya terhenti karna pinah panas melewati pipinya dengan mulus.

"Haaahh!" Teriak Quico.

"Voy a matarte" bisik Julya di samping telinga Otran yang membuatnya kesal setelah itu Julya pergi dari sana.

"Elu sih tran" ucap Quico menyalahkan Otran.

"Kok gua!" Kesal Otran.

"Shtt.." Lamia membuat mereka terdiam.

"Gak bisa banget ya ngeliat suasana" marah Helio mulai keluar dari kolam menghampiri Julya.

"Sudah-sudah ayo mulai lagi bermainnya" ucap Eve berusaha mencairkan suasana.

Sedangkan itu Julya kini tengah mengeringkan rambutnya di bantu oleh pelayan pribadinya setelah itu Julya pergi ke Aviary menenangkan dirinya sambil membaca buku dan meminum teh ia bersantai di sana.

"Permisi nona maaf mengganggu tapi ada yang mau kami bicarakan kepada anda" ucap keper hewan itu. Julya menaruh cangkirnya lalu berdiri dari duduknya.

"Kita bicarakan di ruang rapat kalian saja" ucap Julya pergi dari sana.

"Baik, nona" Ia mengikuti Julya dari belakang.

"Kevan pada radio, merapat di ruang rapat ya.. ada yang ingin dibicarakan dengan nona Julya" ucap keeper itu pada radio setelah sampai di ruang rapat para keeper.

Julya duduk dengan tenang. Menunggu mereka. Setelah menunggu cukup lama Julya akhirnya melirik pada keeper yang bernama Kevan alejandro itu.

"Katakan" ucap Julya setelah yakin semua keepernya ada di sana.

"Begini nona.. saya yakin nona tidak asal-asalan memilih pemegang keuangan atau gaji kita.. tapi akhir-akhir ini ada banyak pengeluaran untuk hewan-hewan di aviary tapu kata ibu nataline nona belum memberikannya uang untuk keperluan aviary dan gaji kita namun akhir-akhir ini ada laporan dari keeper sean katanya ibu nataline selalu terlihat memamerkan kekayaannya di media sosial nona.. gaji kami pun juga di kuranginya, nona.." jelas Kevan membongkar kebenaran.

"Dimana nataline?" Tanya Julya memperhatikan seluruh sudut ruangan.

"Ibu nataline sedang tidak di sini nona" jawab yang lain.

"Suruh dia kesini" titah Julya Kevan pun langsung menelponnya. "Selagi menunggu.. berapa yang kurang dari gaji kalian sebulan ini?" Tanya Julya.

"Saya 7 juta nona"

"Saya 8 nona"

Mendengar ke exited mereka Julya pun berdiri. "Buatlah barisan" mereka pun menurut.

"Berapa?" Tanya Julya.

"7 juta nona di rekening 183" jawab nya begitu pun dengan yang lain dan akhirnya giliran Kevan yang terakhir karna ia harus menelpon Nataline.

"Berapa?" Tanya Julya menatap ponselnya.

"7 Juta nona.. rekening 199" jawabnya.

Julya kembali duduk setelah semuanya kembali tenang dan raut wajah mereka yang tadinya murah dan seperti menahan kesal kini menjadi santai kembali. "Berapa yang ia korupsi dari uang Aviary?" Tanya Julya.

"Kalau di itung-itung dari bulan lalu sekita 900juta nona.. dihitung dari keperluan Aviary yang banyak dan gaji kita yang juga di potong olehnya" jawab Kevan.

"Apa kau bersedia menggantikan posisi Nataline?" Tanya Julya.

"Hah... aduh.. nona itu sepertinya pekerjaan yang berat bagi saya yang gak pinter keuangan.." jawab Kevan.

"Ada kalkulator, asal kau tau harga pasar dan bisa turun kejalan untuk melakukan rechek tentang harga pokok" ucap Julya.

"Bolehkan saya memikirkannya dulu, nona?" Tanya Kevan.

"Kenapa gak langsung di terima aja, van?" Tanya yang lain.

"Takut khilaf gua" jawab Kevan. Kevan kembali membalikan tubuhnya ke arah Julya. "Gimana nona?" Tanya Kevan.

"Sure, Take your time" jawab Julya.

Brak!

"Ada apa sih, saya di suruh buru-buru kesini, saya tuh lagi sibuk!" Ucap Nataline datang-datang dengan pakaian mewah dan tas yang juga terlihat mahal.

Julya terlihat kesal karna perlakuannya langsung mengarahkan pistolnya kearah Nataline.

"Sabar nona!" Para keeper itu menenangkan Julya mencoba menurunkan pistol itu.

"Eehh.. nona"

"MINGGIR!" mereka pun menurut.

DORR!!

DORR!!

Dua peluru mengenai dahinya dengan tepat ia pun tergeletak begitu saja dengan berlumuran darah. "Buka pakaiannya, jual atau apakan pakaian dan barangnya untuk mengganti kerugian Aviary" titah Julya sambil mengelap pistolnya agar tidak ada bekas bubuk mesiu disana.

"B-baik" ucap salah satu dari mereka yang lain hanya gemetaran dan ada juga yang mual berlari keluar.

Julya perdi dari sana setelah menginjak Nataline sekali membuat tubuh itu mengeluarkan banyak darah sehabis itu ia pergi dengan tenang.

"Haah.. padahal baru juga mandi, sudah terkena bubuk mesiu saja" cibir Julya kesal.

"Kaka!" Panggil Helio dari arah kanan Julya.

"Ada apa" tanya Julya menatap Helio yang menghampirinya dengan wajah panik.

"Kaka gak kenapa-kenapa kan?" Tanya Helio.

"Tidak ada yang terluka" jawab Julya.

"Syukurlah.." Julya menatap sinis Helio lalu pergi meninggalkannya.

"Julya to radio.. apa kalian butuh hiburan?" Tanya Julya di radio.

"Ada kerjaan kah?" Tanya Hector.

"Cari dan bunuh keluarga Nataline Hoster, Balik namakan rumah dan mobilnya dengan nama ku" ucap Julya.

"Oke!" Jawab Hector di radio.

Sejam kemudian.

Lamia, Hector, Helio, Quico, Otran, dan Jack mereka bersiap untuk pergi ke rumah keluarga Nataline mereka mengenakan pakaian serba hitam. Mereka pergi menggunakan jeep yang cukup menampung 6 orang walau 2 orang di belakang.

Sore menjelang malam mereka pergi ke daerah rumahnya mereka berada sedikit jauh dari rumah untuk mengintai kegiatan. Saat pukul 12 malam keadaan rumah itu sudah terlihat sepi jadi Helio mengambil inisitif untuk mendekatkan mobilnya ke rumah itu yang lain pun mulai melompati pagar.

Helio berdiam diri di mobil untuk memberi tau apa ada yang memperhatikan atau tidak sedangkan yang lain sibuk mencari semua dokumen. Lamia yang mencari dokumen Jack bertugas untuk membobol pintu Otran dan Quico sibuk untuk menenangkan hewan peliharaan Nataline yang merupakan anjing puddle yang menggonggong. Hector ia bersiap untuk mematikan orang dalam diam.

"GUK! GRRR!" anjing itu terus menggong-gong membuat Quico dan Otran panik.

"Udah matiin ajah nih anjing" bisik Otran.

"Kasian bego"Quico balik berbisik.

"Akh.. yaudah gue ajah yang nusuk" Otran mengambil pisau lipatnya bersiap menusuk.

Grep!

"Jangan kasian" ucap Quico memeluk anjing itu. Walau tampilannya garang namun ia berhati hello kitty.

"Yaudah.. lu bawa tuh binatang keluarg, gue gak mau kalau misi ini sampe gagal ya!" Ucap Otran berbisik.

"Okey" Quico pun pergi keluar. "It's okay love" bisiknya pada anjing itu sambil bejalan keluar.

Krrrrrtt...

Pintu kamar terbuka tiba-tiba membuat Otran buru-buru bersembunyi di dapur. Yang keluar dari kamar itu adalah pria paruh baya yang sedang menggaruk perutnya sambil menguap ia berjalan ke arah kamar mandi di dapur membuat Otran bersembunyi di bawah meja makan.

Ceklek..

Pintu kamar mandi tertutup Otran buru-buru memberi kode pada Hector. Hector yang tadi di lantai atas dengan Jack pun kini menuruni tangga. Ia bersiap di samping tembok kamar mandi agar saat pintu terbuka dan pria itu keluar Hector langsung mengunci leher dan pergerakannya sampai kehabisan nafas dan ia pun pingsan.

Sreeett..

Suara seretan dari tubuh pria itu membuat Otran yang masih bersembunyi di bawah meja pun merasa kaget melihat semua itu dengan cepat terjadi.

Otran keluar dari persembunyiannya dan membantu Hector memindahkan pria itu ke kamar mandi seakan-akan dibuat agar kejadian seperti pria itu pingsan terbentur di kamar mandi.

Lamia turun kebawah dengan Jack dengan sebuah tas dokumen yang sudah di tukar. "Ayo-ayo" bisik Lamia sambil berjalan pelan keluar rumah itu.

Dreet..

Kursi meja membuat semua orang menatap suara itu yang di buat oleh Otran. Sang empu yang di lihat pun hanya cengar-cengir saja.

Ceklek..

Pintu kamar yang sama terbuka kembali tapi kini yang keluar adalah wanita paruh baya yang celingak-celinguk mencari suaminya.

Wanita itu menatap mereka yang menatapnya juga dalam diam. "Ma-maling! MAL-" dengan cepat Hector membuat wanita itu pingsan dengan cengkraman lengannya yang kuat memberhentikan pernafasan dari area leher.

Hector dan Otran pun memindahkannya ke dapur membuatnya tergeletak di sana. "Udah lu semua pergi ajah biar gue yang urus" ucap Otran.

"Hati-hati ya North" ucap Jack sebelum pergi.

Otran mengiris selang gas membuat gasnya keluar sedikit kemudia ia menyalakan kompor nya dan dengan cepat kabur dari sana. Helio dengan mobilnya siap di depan pagar Otran pun meloncati pagar dan berlari memasuki mobil.

Helio dengan cepat menancap gas. "Hahaha.. mantap" ucap Helio senang.

"Main ketawa ajah.. cctv gimana urusannya kak?" Tanya Lamia.

"Aman terkendali" jawab Helio.

"Gak dihapuskan rekamannya tapi di ganti pake yang udah disapin dari rumah" tanya Hector.

"Iyalah" jawab Helio.

"God" ucap Hector.

"Kak North? Tadi gimana?" Tanya Lamia.

"Tadi gue iris selang gas biar ada gas yang keluar terus gue nyalain kompor" jawab North.

"Bagus-bagus" ucap Hector.

Helio sudah menyiapkan retasan dengan jam yang sama saat mereka beroprasi ia menutupinya dengan rekaman itu dengan tanggal yang sama dengan hari ini agar detektif tidak ada yang curigai karna retasannya sangat rapi. Plat nomor mobil pun dicopot olehnya sebelum pergi ke lokasi agar cctv lain yang menangkap mobil mencurigakan tidak dapat mengetahui mobilnya dengan jelas.

Mereka pun memakai topeng, sarung tangan dan penutup rambut (topi&kupluk). Mereka juga sengaja tidak memakai parfum.

Tidak akan ada bukti yang tertinggal kecuali kalau damkar dengan cepat memadamkan api.

Mereka membuang mobil itu ke lautan dekat rumah dan menggantinya dengan mobil yang sudah di siapkan di parkiran itu dan langsung meluncur kerumah.

"Kaka!" Panggil Lamia dengan senang.

Julya yang tengah menonton tv dengan anak-anak Davinchi lainnya pun menengok kearah sumber suara.

"Aku bawa oleh-oleh buat kaka" ucap Lamia senang menunjukan tas berkas.

"Hahaha.. good job" Julya mengambil tas berkas itu memperhatikannya dengan seksama.

"Benar.. ini dia" ucap Julya setelah selesai membaca isi kertas putih itu. Lamia duduk di samping Julya memeluknya dengan erat.

"Terimakasih ya.." ucap Julya mengecup pucuk kepala Lamia.

"Sama-sama.." jawab Lamia.

"Apa yang kau inginkan sebagai imbalan?" Tanya Julya.

"Ayo pergi kesalon bersama besok" jawab Lamia dengan cepat dan bersemangat.

"Besok? Hmm.. bagaimana dengan lusa?" Tanya Julya.

"Hmm.. yasudah tidak apa.. kalau kaka sibuk besok" jawab Lamia.

"Aku mau mobil mu kak" ucap Helio ikut-ikutan.

"Lu gak diajak" jawab Julya.

"Pelit!" Ucap Helio kesal.

"Hahaha.." tawa Jack.

"Guk!" Julya menengok kearah suara yang dimana ada Quico yang berdiam diri di pojokan dengan tangan kebelakang seperti menutupi sesuatu.

"Apa itu?" Tanya Julya sambil berjalan pelan kearah Quico.

"Apa? Gak.. gak ada" jawab Quico berpura-pura seperti tidak ada yang terjadi.

"Quico" panggil Julya mengintimidasi Quico. Julya berdiri di depannya sambil bersidekap dada menatap tajam dahi Quico.

"Lu mau jujur atau gua yang kasih tau?" Tanya Otran.

"Eunghh.." Quico mulai panik. Tatapan Julya teralihkan oleh North.

"Ceritakan" titah Julya pada Otran.

"Biar dia yang bertanggung jawab" jawab Otran menunjuk Quico dengan dagunya.

"Quico"

"Emm.." ia mengeluarkan anjing puddle berbulu putih lucu itu memperlihatkannya kepada Julya.

"Kau mengambil sesuatu yang tak berguna lagi, Quico" ucap Julya terlihat marah.

"Nghh.. nggak kok.. Sniff.. dia lucu aku gak tega kalo ngebunuh dia" jelasnya dengan nafas yang menggebu-gebu karna panik.

Julya mengerutkan dahinya. "Aku hargai kejujuranmu, ceritakan.. kenapa kau bisa membawanya kesini" ucap Julya sambil berjalan duduk di sofa kembali.

Quico pun menjelaskannya dari awal sampai akhir dan kini tv sudah tidak menarik semua perhatian tertuju pada ceritanya Quico sampai membuat Lamia tertidur.

"Hmm.. begitu ya.. kau boleh memeliharanya, tapi.. kalau dia sampai pupy sembarangan atau memecahkan barang kau harus membayarnya dengan tubuhmu" ucap Julya mengizikan.

"Yeay!" Ucap Quico senang membuat yang lain tertawa melihat kegirangannya.

Julya mengelus kepala Lamia yang berada di pahanya. "Biar aku yang mengantarnya ke kamar" ucap Helio berinisitif.

"Tidak usah... aku juga ingin kekamar biar aku saja" Julya menggendong Lamia ala Briday style berjalan menaiki tangga.

"Kuat banget ya.." ucap kagum Jack.

"Iyalah makanannya ajah zat besi" sahut Otran membuat semuanya tertawa.

To Be Contineu

Seorang pria berambut panjang dengan warna coklat hazel dan mata kanannya yang tak berfungsi akibat peperangan di mata itu juga terdapat luka gores yang besar. Namun dengan penampilannya yang seperti itu ia memiliki suara seperti donal bebek.

Quico Martinez Landwind