"Huh... Apa kah ini kekuatan imortal? Payah sekali tidak ada yang bisa membuatku sebagai pemanasan, kecuali tuan dan teman-temannya tuan" Ucap Alice dengan nada kesal.
Tak lama kemudian, Shido mendarat di atas benteng.
"Kerja bagus Alice" Ucap Shido sambil mengangguk puas
"Yeah... Tapi pertempuran ini sangat lah membosankan... Aku kira para immortal ini akan sangat kuat, tapi aku tidak menyangka mereka sangat lah lemah..." Ucap Alice mengeluh
"Hahaha, begitu lah... Aku juga baru tau yang katanya dewa memiliki darah, dia dewa atau makhluk biasa? Kok ada darah nya?" Ucap Shido
Kemudian Alice dan Shido langsung tertawa bersama.
"Hahaha"
*****
Saat ini Shido dan Alice telah tiba di lapangan yang berfungsi sebagai tempat Camp sementara.
Di sana Shido dan Alice melihat Tu ShanTong dan juga ke-dua saudarinya.
Tu ShanTong yang melihat Shido telah kembali langsung menghampirinya.
"Bagaimana?" Tanyanya
"Semua berjalan sesuai dengan rencana" Ucap Shido
"Syukurlah kalau begitu"
"Yeah... Tuan, kalau begitu saya akan beristirahat terlebih dahulu" Ucap Alice yang mencoba mundur dari sana.
"Tunggu Alice" Ucap Shido menghentikannya
"Hmm? Ada apa tuan?" Tanya Alice
"Sebelum itu bisakah kau panggilnya?" Tanya Shido
"Hmm? Tentu saja tuan" Ucap Alice
Kemudian Alice langsung menghilang dari sana dan melakukan tugasnya.
"Jadi, apakah para pengkhianat itu ada di dalam tenda itu?" Tanya Alex sambil menunjuk salah satu tenda
"I-itu benar Wuye" Ucap Tu ShanTong
"Kalau begitu..."
"T-tunggu sebentar, bukannya mereka sudah berada di dalam kendaliku?" Tanya Tu ShanTong dengan nada gugup
"Tenang saja, dan antar aku ke tempat mereka" Ucap Shido dengan nada tenang
"U-um... Baik lah" Tu ShanTong hanya bisa menerimanya.
Kemudian mereka pun pergi dimana kedua pengkhianat di kurung.
******
Saat ini mereka telah berada di depan tenda tempat ke-dua pengkhianat di kurung.
"Di dalam tenda sini kah?" Ucap Shido
"Benar"
Kemudian mereka pun masuk ke dalam tenda itu. Saat pertama kali Shido masuk, ia melihat bahwa Su Wei dan Hu Wu mereka berdua terikat dengan energi mereka tersegel.
Saat mereka berdua (Su Wei dan Hu Wu) melihat kedatangan rombongan Shido, mereka langsung memasang wajah tidak suka.
"Apa kalian akan membunuh kami, sehingga ras kami musnah?" Ucap Su Wei dengan geram.
"Wow... Wow.. Wow.. Tenang lah kalian" Ucap Shido
"Bagaimana kami bisa tenang, kalau Clan Tu Shan memusnahkan keturunan kami berdua!" Ucap Hu Wu yang mengangkat bicara
"Ha.... Kalian tau... Aku bisa saja mengembalikan semua orang-orang yang telah mati" Ucap Shido
"A-apa yang kau bicarakan... Kau pasti bercanda kan?!" Ucap Su Wei
"Tidak, aku serius... Sebagai buktinya maka..."
Kemudian Shido mengambil gulungan penyimpanan, dan langsung mengeluarkan apa yang ada di dalamnya.
Dan dari dalam gulungan penyimpanan itu muncul dua tubuh orang-orang yang berasal dari Kerajaan manusia yang berhasil selamat.
'Untung aku meminta Mei untuk mengirimkan aku beberapa gulungan~' pikir Shido
"Kenapa kau bisa mengeluarkan dua manusia yang masih hidup?" Tanya Hu Wu yang sangat penasaran.
Namun, Shido tidak membalasnya dan ia sedang berbicara dengan System.
'System, apakah bisa aku membawa jiwa yang sudah mati ke dunia ini?'
[DING]
[Menjawab]
[Bisa, anda bisa melakukan jurus pemanggilan Edo Tensei dan juga dapat di gabungkan dengan Hell of God Yama]
'Begitu... Baiklah... System~'
"Hell of God Yama : Summon!!!"
Di belakang Shido muncul sebuah lingkaran sihir yang berwarna merah pekat kehitaman.
Dari lingkaran sihir itu muncul seseorang dengan jubah hitam pekat yang menutupi seluruh tubuh nya, dengan tengkorak di jubah nya sebagai aksesoris nya.
Di tangan kanan orang berjubah itu membawa sebuah neraca timbangan.
Semua orang (?) yang ada di sana ketakutan akan sosok di belakangnya Shido.
'Ha... Untungnya aku dapat jurus Edo Tensei saat menyelesaikan misi sampingan. Emang benar seorang owner itu sangat di untungkan~' pikir Shido
FLASHBACK BEBERAPA TAHUN YANG LALU
POV 1
Saat ini aku mengikuti Cid ke suatu tempat, ya... Aku juga tidak tau pastinya kemana Cid akan pergi.
Tapi yang membuatku tidak nyaman adalah, Cid mengajak ku saat musim dingin! Dasar saudara tidak di untung!
Kami pun memasuki ke dalam hutan yang ada di wilayah kami, sepertinya Cid mengajak aku ke gunung yang ada di wilayah keluarga? Ntahlah.... Ngikut aja lah aku...
Perjalanan ini memakan waktu hampir dua jam lebih, dikarenakan medannya yang sedang bersalju.
Aku pun langsung bertanya kepada Cid, apa tujuannya.
"Cid, kenapa kau mengajak ku ke sini?"
"Hmm? Mungkin mengajak kamu jalan-jalan?"
"Iya... Aku tau itu... Tapi...."
Sebelum aku selesai berbicara, tiba-tiba kami mendengar sebuah auman yang sangat keras.
"Siapa yang berani masuk ke dalam wilayah ku!?"
Setelah suara itu , di susul dengan hembusan angin yang sangat kuat. Yang menyebabkan kami langsung menguatkan diri kami menggunakan mana.
Lama kelamaan angin yang berhembus mulai mereda. Saat pandangan kami pulih sepenuhnya, kami bisa melihat bahwa di depan kami ada sesosok naga hitam yang sangat tinggi.
Kami yang melihat naga dengan mata kepala kami sendiri merasakan terkesan, karena kami berdua adalah manusia biasa di dunia lama kami.
Tapi, aku langsung kembali sadar, dan menyadarkan Cid untuk fokus.
Setelah Cid sadar, ia menatap ke arah ku, dan tentu saja aku mengangguk tanda setuju.
Karena, pemikiran kami sama antara satu sama lain.
Kami langsung mengaktifkan jubah kami masing-masing.
Cid dengan setelan jubah berwarna hitam malam.
Dan aku dengan setelan jubah berwarna putih bersih.
"Saa... Mari kita hitung dosa-dosa mu!" Ucap kami secara serentak.
"Eits... Dah... Kita itu tidak memiliki kata-kata itu, Cid!" Ucap ku yang sadar akan perkataan kami yang barusan.
"Ah... Benar juga...."
Kemudian kami berdua ketawa bersama.
Sang naga yang merasa di abaikan pun marah kepada kami.
"Apa... Kalian berani mengabaikan diri ku! Nidhogg, sang Black Dragon!"
"Ah... Benar... Kita melupakannya saudara ku" Ucap Cid sambil menoleh ke arah naga hitam itu
Ha... Tidak salah juga sih....
Kemudian aku juga langsung menatap ke arah naga itu.
Tanpa basa basi lagi aku langsung mengeluarkan senjata ku, tentu saja senjata ku itu adalah sebuah katana, dan katana itu adalah artefak yang ku dapatkan setelah menjarah bandit pada waktu dulu.
Tak hanya aku yang menyiapkan senjata, Cid juga langsung menggunakan slime nya dan mengubahnya menjadi pedang.
"Kau siap kan saudara?"
"Tentu saja"
Kami pun langsung menerjang ke arah sangat naga itu.
*****
Samping kan dulu tentang pertempuran kami melawan Nidhogg, sekarang waktu yang sangat penting sedang berpacu!
AUTHOR POV
Kembali ke masa kini
Kemudian Shido langsung melakukan segel tangan yang sangat cepat.
"Edo Tensei no Jutsu"
Tak lama kemudian kedua orang-orang yang di keluarkan oleh Shido langsung di selimuti semacam kertas.
Kertas-kertas itu seakan menyatu dengan tubuh, tak lama kemudian kertas-kertas itu mulai membentuk dua sosok gadis kecil.
Dan kertas-kertas itu langsung pecah, dan pecah nya seperti kaca.
Setelah itu Shido langsung menggunakan Skill nya yang lain.
"Death n Soul Manipulation"
Kemudian dari udara tipis muncul dua pasang bola dengan warna hitam putih, bagikan unsur Yin-Yang.
Tak lama kemudian ke-dua warna itu menyatukan diri mereka, dan menghasilkan sepasang bola dengan warna merah dan juga hijau.
"SOUL TRANSFER!"
Neraca yang di pegang oleh makhluk yang di belakang Shido pun pecah, menandakan kehidupan yang kembali dari kematian.
Kemudian kedua bola itu memasuki tubuh yang sudah di sediakan.
"SEGEL JIWA!"
"KEHIDUPAN KEMBALI!"
Setelah itu kedua tubuh yang sudah di masuki oleh masing-masing bola itu, memancarkan cahaya masing-masing tubuh dengan warna merah dan juga hijau.
Cahaya itu mengakibatkan mereka yang ada di dalam tenda itu menutup mata mereka masing-masing.
Setelah cahaya itu redup, mereka bisa melihat sepasang anak kecil dari ras rubah merah dan hijau yang sedang tertidur, tak lama kemudian mereka berdua pun mulai membuka mata mereka.
"U-ugh.... I-ini dimana?" Tanya gadis rubah merah
"E-entah lah... Tadi ada semacam cahaya yang menyilaukan" Balas gadis rubah hijau.
Su Wei dan Hu Wu yang melihat mereka berdua pun tanpa sadar meneteskan air mata mereka.
Kemudian mereka berdua yang baru di bangkitkan, melihat ke arah Su Wei dan Hu Wu.
"Bibi!?"
TO BE CONTINUED