Samar-samar, di ambang kematian, Ethan kembali melihat bayangan masa lalunya—masa kelam yang selama ini terkubur dalam-dalam di benaknya. Ia melihat dirinya yang dulu: seorang siswa biasa yang tak punya teman, selalu dijadikan bahan ejekan dan penindasan oleh teman-teman sekolah. Dulu, satu-satunya pelariannya hanyalah membaca. Dunia dalam halaman buku adalah tempat ia merasa hidup.
"Mengingat masa lalu sebelum mati... sungguh menyebalkan," gumamnya pelan, napasnya tinggal sisa-sisa. "Tapi setidaknya... aku bertahan untuk membaca."
Dengan secercah senyuman di bibirnya, Ethan menutup matanya. Ia mati dengan rasa bangga di dadanya.
Tiba-tiba, sebuah notifikasi muncul tepat di atas tubuhnya yang terbujur kaku:
[Anda telah mati.]
...
Dalam sekejap, Ethan membuka matanya. Namun yang ia lihat hanyalah kegelapan pekat. Tak ada suara, tak ada angin, bahkan cahaya pun seolah enggan menyentuh tempat ini.
"Argh..., tempat apa ini? Apa ini... neraka?" ucap Ethan lirih, terduduk sambil memegangi kepalanya yang terasa nyeri.
"Ahh... luka di dadaku!" ucapnya lagi, reflek memegang dada. Namun... luka itu telah hilang. Tak ada darah. Tak ada rasa sakit.
"Aku seharusnya... sudah mati. Tapi kenapa aku di sini?"
Ia berdiri perlahan, mengamati sekelilingnya. Hanya kegelapan tanpa ujung. Tidak ada surga. Tidak ada neraka.
"Tempat ini... bukan dunia manapun yang kutahu."
Di tengah kegelisahannya, tiba-tiba muncul sebuah cahaya tepat di depannya—sebuah jendela sistem yang melayang.
[Anda akan dihidupkan dalam waktu 3 jam.]
"Apa-apaan ini?" Ethan melangkah mundur, terkejut oleh kemunculan mendadak notifikasi itu.
Cahayanya cukup terang, cukup untuk menerangi sebagian kecil dari kekosongan sekelilingnya.
"Tenang... tarik napas...," gumam Ethan, mencoba menenangkan dirinya.
Ia kembali menatap tulisan itu, membaca ulang dengan saksama.
"Sepertinya... ini semacam sistem? Kayak yang sering muncul di novel atau komik."
Tiba-tiba, muncul balasan tepat di bawahnya:
[Ya, saya adalah sistem Anda.]
Mata Ethan membelalak.
"Kamu bisa bicara denganku?" tanyanya tidak percaya.
[Ya, saya bisa.]
"Wah... luar biasa! Sistem, maksudnya aku bakal hidup lagi dalam satu jam?"
[Anda akan hidup kembali di dalam dunia cerita Kenyataan dalam Halaman.]
"Hah?! Tapi aku sudah mati! Kenapa aku bisa hidup lagi?"
[...]
"Kenapa kau diam?"
Ethan mulai frustasi. Ia mengepalkan tangan, mencoba menahan kekesalannya.
"Kalau begitu... bisakah kau jelaskan kenapa aku bisa masuk ke dalam cerita buku ini?!"
[...]
"ARGH! Setidaknya kasih aku satu jawaban, sistem sialan!"
Ethan menghela napas panjang, lalu terduduk lagi. Ia menggeleng-gelengkan kepala, berusaha menerima kenyataan.
"...Oke. Setidaknya katakan, ini tempat apa?"
[Ini adalah alam bawah sadar Anda.]
Ethan terdiam. Ia menatap ke bawah.
"Alam bawah sadar... huh. Jadi ini... pikiranku sendiri?"
Ia menatap jendela sistem yang masih melayang di depannya.
"Baiklah, kalau begitu. Mungkin kau memang ada di sini untuk membantuku menyelesaikan cerita ini. Aku bukan protagonis... bahkan aku tidak punya kekuatan. Akan sulit melawan hantu dan iblis tanpa bantuan."
Tiba-tiba jendela sistem bersinar kembali.
[Anda mendapatkan hadiah.]
"Maksudmu... dari mengalahkan Ambus?"
[Anda telah mengalahkan salah satu iblis. Maka Anda berhak atas hadiah.]
Ethan tersenyum kecil.
"Yah, itu layak sih..."
[Apa Anda ingin mengambil hadiahnya?]
"Ya. Berikan padaku!"
Cahaya menyilaukan muncul dari jendela sistem. Ethan menutup matanya rapat.
"Argh! Terang sekali!"
[Selamat! Peningkatan kekuatan, pertahanan, dan kelincahan Anda telah ditingkatkan.]
Tubuh Ethan tiba-tiba bersinar. Ia merasakan kekuatan baru mengalir dalam tubuhnya.
"Wah... luar biasa. Rasanya tubuhku lebih ringan. Lebih kuat!"
Ia mengepalkan tangan, lalu melompat kecil. Senyum lebar mengembang di wajahnya.
"Dengan ini, mungkin aku bisa mengalahkan hantu-hantu kelas rendah. Yah, setidaknya aku nggak selemah dulu."
[Anda akan dihidupkan kembali dalam 10 menit.]
Ethan mengangguk. Ia mulai bersiap.
"Sepertinya... waktunya hampir tiba."
[2 menit Anda akan dihidupkan kembali.]
Ia berdiri tegap, tubuhnya bersinar pelan. Cahaya mulai memenuhi sekelilingnya.
"Aku tidak tahu bagaimana cerita ini akan berakhir. Tapi aku akan menyelesaikannya."
Ia menatap jauh ke dalam kegelapan.
"Tunggu aku, Bunga. Liam... kita akan bertemu lagi."
Dan dengan suara lirih, ia tersenyum.
"...Tapi kalau dipikir-pikir... bukankah ini cerita milikku sekarang?"
Cahaya menyelimuti tubuh Ethan, hingga semuanya berubah menjadi putih terang.
[Anda telah dihidupkan kembali.]