Dihadapan Ethan tiba-tiba muncul baju dan hoodie yang keluar dari dalam notifikasi sistem,Ethan lalu memegang baju dan hoodie di tangannya, baju berwarna putih polos dan hoodie berwarna hitam, Ethan sambil tersenyum melirik kearah sistem.
"Kamu peka juga yaa," ucap Ethan sambil tersenyum kearah notifikasi sistem.
Ethan lalu memakai baju dan hoodie nya.
"Sepertinya baju ini terlihat sangat modern untuk zaman ini!" Ucap ethan sambil memperhatikan pakaiannya.
[Sistem: memperhatikan anda.]
"Sepertinya kita sudah siap!" Ucap Ethan.
"Baiklah ayo kita berangkat," ucap Ethan sambil mengambil buku kenyataan dalam halaman.
Ethan pun pergi dari rumah bunga, mulai berjalan kearah gerbang desa, sambil berjalan Ethan memperhatikan sekitar, keadaan desa benar-benar sudah hancur, Ethan mencium aroma yang sangat menyengat, noda darah berserakan dimana-mana, membuat aroma yang dihirup Ethan Sangat tidak enak.
"Bau yang sangat menyengat!.., wajar saja karena noda darah yang berserakan dimana-mana!" Ucap Ethan sambil menutup hidung nya mengunakan kedua tangannya.
"Mayat para warga desa sudah tidak ada, mungkin bunga, Liam, dan yang lainnya sudah mengubur mayat warga desa di suatu tempat!" Ucap Ethan.
Ethan melihat kearah patung pocong yang sudah hancur lalu menghampiri nya, ethan memperhatikan tempat iblis ambus yang tertimpa patung pocong ini, terlihat bekas patung pocong yang menimpa iblis ambus yang terlihat gosong seperti habis terbakar.
"Patung yang menimpa iblis ambus ini sepertinya habis terbakar?" Ucap Ethan dengan rasa penasaran.
[Sistem: jika iblis mati maka tubuhnya akan terbakar hingga menjadi abu.]
"Begitu ya.., yah pada dasarnya mereka iblis ini pun juga tercipta dari api," ucap Ethan sambil memperhatikan patung itu.
Ethan pun mulai berjalan meninggalkan patung pocong itu berjalan kearah gerbang desa, disaat sedang berjalan membuat Ethan bertanya-tanya apakah bunga baik-baik saja?, apakah dengan hidup nya bunga dapat mempengaruhi cerita dari buku kenyataan dalam halaman?, disaat memikirkan banyak sekali pertanyaan membuat Ethan yang tidak sadar bahwa dia sudah berada didepan gerbang desa.
"Pintu gerbang desa tertutup.., sepertinya mereka sengaja menutup gerbang ini," ucap Ethan sambil memperhatikan pintu gerbang desa.
Ethan lalu mendorong pintu gerbang desa membuat pintu gerbang desa terbuka secara perlahan dan Ethan pun keluar dari desa pocong.
"Akhirnya aku keluar juga dari desa ini!, aroma didalam sangat menyengat!" Ucap Ethan sambil menghela nafasnya.
"Apa alasannya mereka menutup pintu gerbang ini?" Ucap Ethan sambil kembali menutup gerbang desa.
Disaat Ethan berkata seperti itu tiba-tiba dari arah hutan terdengar suara langkah kaki yang mengarah kearah Ethan. Suara itu semakin jelas membuat Ethan yang langsung waspada.
"Sepertinya aku tau alasannya.., kenapa gerbang ini di tutup," ucap Ethan sambil waspada.
Tiba-tiba muncul seekor harimau dari dalam hutan, harimau muncul di hadapan Ethan yang mulai bersiap menyerang nya.
"Sial!.., sepertinya aku akan mati lagi ini!" Ucap Ethan yang sedikit gugup.
"Baru juga hidup sudah mati lagi!" Ucap ethan.
Harimau itu langsung menyerang kearah Ethan membuat Ethan langsung cepat menghindari serangan harimau itu, Ethan sedikit kaget karena refleks yang sangat cepat dan pergerakan nya juga sangat cepat, membuat ethan merasa harimau ini bukan lagi ancaman bagi dirinya.
"Sepertinya ini berkat hadiah peningkatan fisik dari sistem!" Ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri.
[Sistem: kalahkan harimau itu akan mendapatkan hadiah.]
Ethan yang memandang notifikasi sistem yang muncul dihadapan nya, membuat Ethan langsung bersemangat akan tantangan dari sistem.
"Baiklah, mari kita pemanasan!" Ucap Ethan dengan semangat.
Harimau itu langsung kembali menyerang Ethan dengan santai nya Ethan menghindari serangan harimau itu, Ethan memancing harimau kearah gerbang desa membuat harimau itu mengejar Ethan dengan sangat cepat, harimau itu langsung meloncat kearah Ethan dengan cepat Ethan menghindar lalu harimau itu menabrak pintu gerbang desa dengan sangat keras, disaat itu juga Ethan langsung memukul kepala harimau itu dengan sangat keras membuat harimau itu langsung mati.
"Tidak ku sangka Hanya dengan sekali pukul langsung membuat harimau ini mati," ucap Ethan terheran-heran sambil melihat kearah mayat harimau itu.
[Sistem: selamat anda berhasil menyelesaikan tantangan.]
Ethan yang melihat kearah notifikasi sistem membuat nya tidak sabar dengan hadiah apa yang akan dia dapatkan.
[Sistem: peningkatan panca Indra anda.]
Tiba-tiba tubuh Ethan bersinar disaat sistem memberikan hadiah, Ethan kembali memperhatikan sekitar tubuhnya yang bersinar.
"Aku kira akan diberikan barang lagi," ucap Ethan
"Hadiah ini juga sudah sangat luar biasa!" Ucap Ethan dengan senang.
Tiba-tiba Ethan mulai merasa peningkatan panca indra nya yang meningkat tajam, penglihatan Ethan sangat tajam, dan pendengaran juga sangat tajam lalu Ethan yang mencium aroma amis darah dari dalam desa, membuat Ethan kembali menutup hidungnya.
"Sepertinya aku tau kenapa harimau ini datang ke disini, aroma amis darah ini memancing nya datang ke disini!" Ucap Ethan sambil menutup hidungnya.
"Peningkatan panca indra ku benar-benar meningkatkan drastis!" Ucap Ethan.
"Baiklah sebelum aku pergi dari tempat ini mungkin aku mengubur mayat dari harimau ini,"ucap Ethan sambil memandang kearah mayat harimau.
Ethan pun mengubur harimau itu tepat disamping gerbang desa, selesai mengubur harimau itu Ethan bersiap-siap pergi menuju tempat Ethan yang ingin dia datangi.
"Baiklah, mari kita pergi ke tujuan kita," Ucap Ethan dengan semangat.
Ethan pun mulai berjalan meninggalkan desa pocong, sambil berjalan Ethan membuka buku kenyataan dalam halaman lalu membaca nya.
"Ehmm..., berarti kita kearah barat atau Utara ya?" ucap Ethan sambil membaca buku kenyataan dalam halaman.
"Sepertinya ini akan memakan waktu yang cukup lama kalau hanya dengan berjalan kaki," ucap Ethan.
[Sistem: kemana arah tujuan anda?]
"Kita akan ke desa tanah merah," ucap ethan.
[Sistem: apakah Anda tau jalan menuju desa itu?]
"Yah sebenarnya susah juga sih kalau tidak ada peta," ucap Ethan sambil menutup bukunya.
"Meskipun latar cerita dari buku ini masih berada di Indonesia, tapi tetap saja ini mengambil latar zaman dulu, sedikit sulit bagiku ku mengetahui jalan menuju desa itu tanpa peta," ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri.
Disaat Ethan berkata seperti itu tiba-tiba terdengar suara langkah kaki kuda yang terdengar di belakangnya, Ethan lalu menoleh kearah sumber suara itu terlihat kereta kuda yang menuju kearahnya.