anak dari penguasa desa tanah merah

Terlihat kereta kuda yang mendekat kearah Ethan, kereta kuda itu terlihat cukup mewah dan ada seorang paruh baya yang membawa kereta kuda itu bersama seorang pria muda disampingnya.

"Kereta kuda?" Ucap Ethan sambil melihat kearah kereta kuda yang mengarah kepada nya.

"Sepertinya kereta kuda ini berasal dari keluarga bangsawan," Ucap Ethan.

Kereta kuda itu pun berhenti tepat di samping Ethan, Ethan samar-samar melihat ada seseorang didalam gerbong kereta kuda itu, disaat Ethan yang sedang memperhatikan gerbong kereta kuda itu tiba-tiba seorang pemuda yang duduk di samping paruh baya itu turun lalu mengarahkan tombak kearah Ethan.

"HEI!, SIAPA KAMU!" ucap pemuda itu dengan nada waspada sambil mengarahkan tombak nya ke Ethan.

Ethan yang menoleh kearah pemuda itu yang sedang mengarah senjata kearahnya, Ethan dengan wajah yang sedikit kesal.

"Apa kau tidak tau sopan santun?" Ucap Ethan dengan kesal.

"Mengarah tombak mu kepada orang lain tanpa sebab?" Ucap Ethan.

Seseorang paruh baya pun ikut turun dari kereta untuk menenangkan pemuda itu, paruh baya itu melihat kearah Ethan sambil meminta maaf.

"Maafkan kami tuan!" Ucap paruh baya itu kepada Ethan.

"Pak Egi!, kenapa anda meminta maaf kepada monster ini!" Ucap pemuda itu sambil menunjuk Ethan.

"Tenang lah nak Rizki, coba perhatikan baik-baik pemuda itu, dia bukan monster," ucap pak Egi sambil menenangkan Rizki.

"Meskipun muka jelek seperti itu tapi jika dilihat baik-baik dia tetap terlihat seperti manusia biasa," ucap pak Egi.

[Sistem: menatap kasihan kepada anda.]

"Sistem sialan!" Ucap Ethan sambil berbisik pada dirinya sendiri.

Ethan yang mendengar perkataan itu sangat kesal, Ethan pun menghela nafasnya lalu berkata kepada pak Egi dan Rizki sambil menenangkan suasana.

"Ini bukan pertama kalinya aku di buat seperti ini," ucap Ethan kepada pak Egi dan Rizki.

"Aku bukan monster, nama ku Ethan Pramata panggil saja Ethan," Ucap Ethan dengan santai.

"Jadi turunkan senjata mu!" Ucap Ethan.

Mendengar penjelasan Ethan pemuda bernama Rizki pun menurunkan senjata sambil melihat kearah Ethan, pak Egi pun juga mencoba menenangkan Rizki.

"Seriusan kau bukan monster?" Ucap Rizki dengan wajah penasaran.

"Ya...., aku manusia bukan monster," ucap Ethan.

"Hahahaha, aku tidak percaya ada manusia berwajah jelek seperti ini," ucap Rizki kepada Ethan sambil tertawa terbahak-bahak.

"H-heii, nak Rizki kau tidak boleh seperti itu!" Ucap pak Egi kepada Rizki.

"Apa aku hajar saja bocah sialan ini!" Ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri dengan wajah kesal.

Suasana pun kembali normal, pak Egi dan Rizki memperkenalkan dirinya kepada Ethan bahwa mereka berdua sedang melakukan perjalanan ke desa tanah merah, Ethan mendengar hal itu sangat senang.

"Pas sekali mereka akan ke desa itu, mungkin aku bisa menumpang di kereta ini jadi bisa menghemat waktu perjalanan," Ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri.

"Nama ku pak Egi, aku bertugas membawa kereta kuda ini ke desa tanah merah" ucap pak Egi memperkenalkan dirinya.

"Rizki adalah nama ku, aku seorang pengawal," ucap Rizki dengan rasa percaya diri.

"Kalau boleh saya bertanya, tuan Ethan sedang apa di tempat ini?" Ucap pak Egi kepada Ethan.

"Aku sedang melakukan perjalanan juga ke desa tanah merah," ucap Ethan.

"Wahh, pass banget kami juga mau kesana, ayo bareng aja tuan Ethan," ucap pak Egi kepada Ethan.

"Panggil Ethan saja pak, boleh deh pak kalau begitu," ucap Ethan dengan rasa berterima kasih.

"Tidak sia-sia aku sabar di katain jelek tadi," ucap Ethan sambil berbisik pada dirinya sendiri.

Disaat Ethan, pak Egi, dan Rizki sedang mengobrol tiba-tiba jendela gerbong kereta kuda terbuka, terlihat seorang perempuan didalam gerbong itu yang melihat kearah Ethan sambil menatapnya.

"Perempuan?" Ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri dengan terheran.

"Apa maksudnya dia menatap ku seperti itu?" Ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri.

Ethan melihat kearah perempuan itu yang berada didalam gerbong kereta kuda, Ethan melihat perempuan itu memiliki rambut berwarna coklat, mata nya berwarna merah, dan memakai pakaian mewah seperti pakaian bangsawan Eropa. perempuan itu menatap kearah Ethan dengan ekspresi kasihan terhadap nya.

"Kenapa kalian berbicara sama hantu buruk rupa ini?" Ucap perempuan itu dengan nada kasihan.

Ethan yang mendengar itu kembali terlihat kesal, tetapi Ethan berfikir untuk tidak mengambil tindakan yang gegabah.

[Sistem: merasa kasihan terhadap anda.]

"Sial!, jika saja aku tidak akan menumpang di kereta ini mungkin akan ku hajar kalian semua!" Ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri dengan ekspresi kesal.

Rizki yang mendengar hal itu kembali tertawa terbahak-bahak, pak Egi mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Maafkan kami nona aris, pemuda ini bernama Ethan, dia manusia nona aris bukan hantu," ucap pak Egi kepada kepada perempuan yang berada di dalam gerbong kereta kuda.

"Begitu yah, ya sudah ayo cepat lanjutkan perjalanannya," ucap Aris sambil menutup jendela gerbong kereta kuda.

"T-tapi nona aris, kami berencana mengajak Ethan untuk ikut bersama kita, apakah nona berkenan?" Ucap pak Egi dengan sangat sopan.

"Terserah," ucap Aris dengan nada datar.

Setelah mendengar perkataan itu pak Egi mengajak Ethan untuk naik di kereta kuda nya, Ethan pun naik didepan bersama Rizki dan pak Egi, pak Egi pun mulai

memerintahkan kuda nya untuk jalan, kereta kuda pun kembali berjalan.

"Aris?, sepertinya dia tidak dijelaskan kemunculannya di buku kenyataan dalam halaman!" Ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri.

Disaat Ethan yang sedang berpikir, tiba-tiba rizki bertanya kepada Ethan.

"Hei, Ethan apa tujuan mu pergi ke desa tanah merah?" Ucap Rizki kepada Ethan dengan wajah penasaran.

"Aku ada sedikit urusan di sana, jika sudah selesai aku akan pergi dari desa itu," ucap Ethan kepada Rizki.

"Begitu yah," ucap Rizki.

"Ngomong-ngomong, siapa perempuan yang berada di dalam gerbong itu?" Ucap Ethan dengan rasa penasaran.

"Ohh.., itu nona aris, dia putri dari penguasa dari desa tanah merah," ucap Rizki kepada Ethan.

"Dan aku lah pengawal pribadi nona aris!" Ucap Rizki.

Ethan yang mendengar itu sedikit terkejut dengan perkataan Rizki, Ethan kembali mengingat sesuatu tentang desa tanah merah yang di jelaskan di buku kenyataan dalam halaman.

"Begitu yah.., pantas saja pakaian yang seperti bangsawan, ternyata dia anak dari penguasa dari desa tanah merah," ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri.

"Memang penjelasan tentang karakter Aris di buku kenyataan dalam halaman sangat sedikit," ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri.

"Tetapi.., di buku kenyataan dalam halaman menjelaskan bahwa sesuatu yang aku cari di desa tanah merah berkaitan dengan karakter bernama Aris,"ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri sambil tersenyum.

Notifikasi sistem muncul dihadapan Ethan, membuat Ethan menoleh kearah notifikasi sistem itu.

[Sistem: apa yang sebenarnya anda cari di desa tanah merah?]

"Sistem kau pasti sangat penasaran kan?" Ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri.

"Kita akan mencari pedang didesa tanah merah!" Ucap Ethan sambil berbisik pada dirinya sendiri sambil tersenyum.

[Sistem: menatap dengan rasa penasaran kearah anda.]