Chapter 12: Jejak yang Dihapus

Ray dan Eliza melarikan diri dari markas Orlov dengan napas tersengal. Pengejaran yang dilakukan oleh anak buah Orlov tidak main-main, mereka menggunakan setiap alat yang tersedia untuk memburu Ray dan Eliza. Di lorong-lorong kota yang gelap, mereka menemukan tempat persembunyian sementara di sebuah apartemen tua yang telah lama ditinggalkan.

Eliza menatap layar laptopnya dengan ekspresi tegang. "Orlov tidak hanya mencoba membunuh kita, dia juga menghapus semua jejak yang bisa mengarah padanya," katanya.

Ray mengusap keringat di dahinya. "Kita masih punya cadangan data, bukan? Malik menyimpannya di server aman sebelum dia menghilang."

Eliza mengangguk. "Ya, tapi server itu sekarang sudah lenyap. Semua data yang kita miliki tentang jaringan Orlov telah terhapus dari dunia digital. Seolah-olah mereka tidak pernah ada."

Misteri Hilangnya Bukti

Mereka segera menghubungi kontak terakhir yang mungkin bisa membantu mereka, seorang mantan peretas bernama Dimas. Saat mereka tiba di tempat persembunyian Dimas, mereka menemukan ruangan itu telah berantakan. Komputer yang biasa digunakan untuk meretas hancur berantakan, dan dinding penuh dengan bekas tembakan.

"Kita terlambat," bisik Ray, merasakan ketegangan di udara.

Eliza berjongkok, menemukan ponsel Dimas yang tergeletak di lantai. Dengan hati-hati, ia menyalakannya dan menemukan satu pesan terakhir yang dikirim beberapa jam sebelumnya: "Mereka datang. Aku sudah menyembunyikan drive terakhir di tempat biasa. Kalian tahu harus ke mana."

Ray membaca pesan itu dan segera menyadari maksudnya. "Tempat biasa? Itu berarti… Gedung Arsip Kota."

Eliza menatap Ray dengan khawatir. "Kalau Orlov juga tahu, kita harus bergerak cepat."

Balapan Melawan Waktu

Malam itu, mereka menyusup ke Gedung Arsip Kota. Bangunan itu dijaga ketat, tapi mereka tahu setiap jalur tikus untuk masuk tanpa ketahuan. Mereka mencapai ruang penyimpanan lama dan mulai mencari drive yang disebutkan Dimas.

Ray menggeser beberapa berkas tua, hingga akhirnya menemukan sebuah kotak kecil tersembunyi di antara dokumen yang sudah berdebu. Saat ia membukanya, di dalamnya terdapat sebuah flash drive.

"Ini dia!" kata Ray dengan penuh semangat.

Namun, sebelum mereka bisa merayakan keberhasilan mereka, suara langkah kaki bergema di lorong. Eliza melihat melalui celah pintu dan melihat beberapa pria bersenjata masuk ke dalam gedung.

"Mereka sudah di sini! Kita harus pergi!" seru Eliza.

Ray menggenggam flash drive itu erat-erat sebelum mereka mulai bergerak keluar dengan hati-hati. Tetapi, salah satu penjaga melihat bayangan mereka dan mulai menembakkan senjatanya.

Mereka berlari melewati rak-rak arsip, menghindari tembakan yang mengarah ke mereka. Dengan satu gerakan cepat, Eliza menarik Ray ke dalam ventilasi udara, memanfaatkan lorong sempit itu untuk melarikan diri. Mereka merangkak sejauh yang mereka bisa sebelum akhirnya keluar ke gang belakang.

Kebenaran yang Tak Bisa Dihapus

Saat mereka akhirnya berada di tempat aman, Eliza segera menyambungkan flash drive ke laptopnya. Matanya membelalak saat melihat isi data di dalamnya. Bukti transaksi ilegal, daftar nama pejabat yang terlibat, dan lebih buruk lagi, rencana Orlov untuk mengambil alih seluruh jaringan keuangan bawah tanah.

Ray menggertakkan giginya. "Sekarang kita punya bukti yang tidak bisa dihapus. Ini adalah kunci untuk menghancurkannya."

Eliza tersenyum samar. "Tapi kita juga baru saja membuat diri kita menjadi target utama. Kita harus lebih berhati-hati mulai sekarang."

Mereka tahu, pertarungan melawan bayangan belum selesai. Dengan bukti ini di tangan, mereka akan membawa perang mereka ke tahap berikutnya—dan kali ini, mereka tidak akan membiarkan Orlov menghapus jejak mereka lagi.