XIETIAN

Mana legendaris akhirnya mencapai planet Bumi, menyebabkan semua makhluk hidup secara resmi memasuki jalur evolusi.

Hewan-hewan berubah menjadi binatang buas yang menakutkan, beberapa tanaman mendapatkan kesadaran diri, dan manusia yang berhasil menahan gelombang mana terbangun dengan kemampuan untuk memperoleh keterampilan dengan mengalahkan musuh yang kuat.

Seluruh planet memasuki era baru di mana hukum lama runtuh. Satu-satunya hukum adalah hukum rimba di mana yang terkuat memangsa yang terlemah.

Bai Zemin, seorang mahasiswa yang tampaknya biasa saja, ternyata adalah jenius dalam jalur sihir yang tak tertandingi. Ini menarik perhatian seorang iblis cantik yang akan menjadi mitranya dalam perjalanan menuju puncak mutlak.

Tuhan, Malaikat, Iblis, Naga, Vampir, Manusia Serigala; tidak ada keberadaan yang layak menjadi musuhnya!

Penyihir Darah: Pasangan Succubus dalam Kiamat

Rasa sakit yang dirasakan Bai Zemin di dadanya adalah salah satu rasa sakit terkuat yang pernah dia rasakan dalam hidupnya. Rasa sakit itu telah mencapai tingkat yang mungkin hanya bisa dibandingkan dengan pertarungannya hingga mati melawan Kumbang Api Tingkat Pertama kala itu saat dia masih di kampus universitas karena dia merasakan kakinya terbakar di bawah kekuatan api binatang itu.


Tombak yang digunakan Glineira jauh dari sekadar tombak biasa; itu adalah tombak yang terbuat dari mana dan mungkin sejenis keterampilan aneh miliknya. Bai Zemin tidak tahu seberapa tinggi kekuatan serangan tombak ini tapi pasti tidak lebih tinggi dari kekuatan serangan pedang besarnya saat ini.


Lalu, mengapa sakitnya begitu dahsyat?! Wajah Bai Zemin dibasahi keringat.


Bai Zemin level 50 vs Glineira level 181: Akhir dari pertarungan