Shen Wei menatap bola cahaya yang kini berkilauan di telapak tangannya. Sisa Cahaya itu terasa hangat, tetapi juga memiliki tekanan energi yang luar biasa. Ia bisa merasakan kekuatan besar yang tersembunyi di dalamnya, sesuatu yang lebih dari sekadar peninggalan biasa.
Bai Feng, Penguasa Angin, melangkah maju dengan tatapan tajam. "Sebelum kau pergi, ada satu hal yang harus kau ketahui, Shen Wei."
Shen Wei menoleh ke arah Bai Feng, begitu pula murid-muridnya yang berdiri di belakangnya.
"Apa maksudmu, Penguasa Angin?" tanyanya.
Bai Feng menatap Sisa Cahaya di tangan Shen Wei. "Benda itu bukan hanya peninggalan energi. Ia juga merupakan bagian dari kunci menuju Dimensi Ilahi yang tersegel."
Mei Er mengernyit. "Dimensi Ilahi yang tersegel?"
Bai Feng mengangguk. "Di dunia ini, ada tempat yang tidak bisa dijangkau oleh siapa pun, bahkan oleh para Dewa sekalipun. Dimensi itu pernah menjadi rumah bagi entitas yang begitu kuat, hingga para Dewa sepakat untuk menyegelnya."
Chen Guang menelan ludah. "Entitas yang begitu kuat? Maksudmu… sesuatu yang bisa menandingi para Dewa?"
Bai Feng tersenyum tipis. "Bahkan lebih dari itu."
Ruangan tiba-tiba menjadi hening. Kata-kata Bai Feng menggantung di udara seperti ancaman yang belum sepenuhnya terungkap.
Shen Wei mengepalkan Sisa Cahaya dengan lebih erat. "Jadi, jika aku mengumpulkan semua bagian dari Sisa Cahaya ini… aku akan membuka segel itu?"
Bai Feng mengangguk. "Benar. Dan kau harus berhati-hati, Shen Wei. Tidak semua yang tersegel layak untuk dilepaskan."
Shen Wei terdiam sejenak. Pikirannya mulai berputar, menganalisis segala kemungkinan. Jika benda ini benar-benar merupakan bagian dari segel Dimensi Ilahi, maka pencariannya selama ini bukan hanya tentang mengumpulkan kekuatan, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan dunia.
Yu Lan akhirnya berbicara. "Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Bai Feng melipat tangannya di belakang punggung. "Itu terserah pada kalian. Aku sudah memberikan peringatan. Namun, jika kau tetap ingin melanjutkan perjalanan ini, maka kau harus mencari bagian berikutnya dari Sisa Cahaya."
Shen Wei menarik napas dalam. Keputusannya sudah bulat.
"Aku akan melanjutkan pencarianku."
Bai Feng tersenyum kecil. "Aku sudah menduganya."
Setelah meninggalkan Istana Dewa Angin, Shen Wei dan murid-muridnya kembali ke Sekte Naga Putih. Mereka tiba di malam hari, di bawah langit berbintang yang berkilauan.
Shen Wei berjalan menuju puncak gunung tempat dia sering bermeditasi. Dari sana, dia bisa melihat seluruh sekte di bawahnya.
Mei Er mendekat dengan langkah pelan. "Senior, kau terlihat sangat serius. Apa yang kau pikirkan?"
Shen Wei menatap bintang-bintang di langit. "Aku hanya memikirkan apa yang Bai Feng katakan. Jika Sisa Cahaya benar-benar merupakan bagian dari segel, maka semakin banyak yang kita kumpulkan, semakin besar risiko yang kita hadapi."
Mei Er terdiam sejenak, lalu berkata dengan suara lembut, "Apapun yang terjadi, aku akan selalu berada di sisimu, Senior."
Shen Wei menoleh padanya dan tersenyum tipis. "Terima kasih, Mei Er."
Tidak lama kemudian, Chen Guang dan Yu Lan juga datang.
"Senior, jadi apa langkah kita selanjutnya?" tanya Chen Guang.
Shen Wei menarik napas dalam. "Kita harus mencari bagian berikutnya dari Sisa Cahaya. Namun, kali ini, kita harus lebih berhati-hati. Kita tidak bisa sembarangan mengumpulkan sesuatu yang bisa mengubah keseimbangan dunia."
Yu Lan mengangguk. "Jadi, ke mana tujuan kita berikutnya?"
Shen Wei menatap ke kejauhan. "Jika dugaanku benar, bagian berikutnya ada di wilayah Dewa Bumi, di dalam Kuil Batu Abadi."
Chen Guang bersiul pelan. "Kedengarannya tidak akan mudah."
Shen Wei tersenyum kecil. "Memang tidak akan mudah. Tapi kita sudah sejauh ini. Kita tidak akan berhenti sekarang."
Murid-muridnya mengangguk dengan penuh tekad. Perjalanan mereka belum selesai—dan tantangan yang lebih besar sudah menanti di depan.