Bab 70: Langkah di Tanah Terlarang

Jauh di luar batas dunia yang dikenal, Shen Wei melangkah di antara reruntuhan yang tertutup kabut. Tanah di sekitarnya bergetar halus, seolah menyadari kehadirannya. Tempat ini bukan sekadar lokasi biasa—ini adalah Tanah Terlarang Para Penjaga Kuno.

Kabut di sekelilingnya bergerak seperti makhluk hidup, membentuk siluet bayangan yang samar-samar terlihat seperti raksasa. Suara-suara berbisik terdengar di udara, mengisyaratkan bahwa makhluk-makhluk kuno yang menjaga tempat ini menyadari kedatangannya.

"Pelindung Dunia..."

Sebuah suara berat dan bergema menyelinap ke dalam pikirannya. Shen Wei tetap tenang, menggenggam pedangnya lebih erat.

"Kau telah datang untuk menghadap kami."

Dari kabut yang berputar, tiga sosok raksasa perlahan muncul. Masing-masing dari mereka memiliki bentuk yang unik—salah satunya tampak seperti naga berbadan manusia, yang lain memiliki tubuh seperti singa dengan mata yang bersinar, dan yang terakhir menyerupai seorang pria tua dengan jubah panjang yang berkibar meski tak ada angin.

"Penjaga Alam Kuno," ujar Shen Wei dengan suara mantap. "Aku datang untuk meminta bimbingan kalian."

Penjaga berbentuk naga menatapnya dengan tatapan tajam. "Bimbingan? Atau ujian?"

Shen Wei tak menghindari tatapan itu. "Jika ujian adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan bimbingan kalian, maka aku siap menghadapinya."

Penjaga berjubah panjang tersenyum tipis. "Kau memiliki tekad yang kuat... Tapi apakah tekadmu cukup untuk melawan keabadian?"

Sebelum Shen Wei sempat menjawab, tanah di bawahnya tiba-tiba bergetar keras.

Sebuah lingkaran besar bercahaya muncul di tanah, menandakan dimulainya Ujian Penjaga Alam Kuno.

Ujian Pertama: Nafas Kehancuran

Dari langit, kilatan cahaya berkumpul, menciptakan bola api raksasa yang jatuh dengan kecepatan luar biasa.

Shen Wei langsung bergerak, melompat mundur untuk menghindari serangan itu. Ledakan besar terjadi, menghancurkan sebagian tanah dan menciptakan kawah besar.

Tapi ujian ini belum selesai.

Penjaga berbentuk naga mengangkat tangannya, dan dari dalam kawah, muncul makhluk-makhluk bayangan yang menyala dengan api biru. Mereka mengerumuni Shen Wei, mata mereka bersinar dengan niat membunuh.

"Kau harus melewati mereka jika ingin bertahan," ujar sang naga.

Shen Wei menghunus pedangnya. Energi suci mulai mengalir di sekujur tubuhnya, memperkuat kekuatan serangannya.

"Teknik Rahasia: Tebasan Surya Abadi!"

Dalam satu gerakan cepat, cahaya emas terpancar dari pedangnya, membelah makhluk-makhluk itu dalam sekejap. Mereka meledak menjadi debu, tetapi serangan berikutnya sudah menunggu.

Dari langit, pusaran angin hitam mulai berputar, menciptakan tekanan luar biasa.

"Jika kau tidak bisa melawan angin waktu, kau akan terhapus dari keberadaan."

Shen Wei tak gentar. Dia berdiri tegak, menyalurkan seluruh energinya untuk menciptakan perisai cahaya yang melindunginya dari pusaran itu.

Seketika, tekanan menghilang.

Penjaga berbentuk singa mengangguk pelan. "Ujian pertama... kau lulus."

Ujian Kedua: Cermin Kebenaran

Penjaga berjubah panjang melangkah maju. Dengan satu gerakan tangannya, sebuah cermin raksasa muncul di hadapan Shen Wei.

"Kau ingin menjadi lebih kuat?" tanya penjaga itu.

Shen Wei mengangguk.

"Kalau begitu, lihatlah ke dalam cermin ini. Apa yang kau lihat?"

Shen Wei menatap ke dalam cermin. Awalnya, dia hanya melihat pantulan dirinya. Tapi perlahan, bayangan di cermin berubah.

Dia melihat Mei Er, Yu Lan, dan Chen Guang berdiri di dalam Sekte Naga Putih, menunggunya dengan wajah penuh harapan... dan kesedihan.

Kemudian, bayangan itu berubah lagi.

Dia melihat dirinya sendiri—tapi bukan sebagai pelindung, melainkan sebagai seseorang yang telah kehilangan segalanya. Dia berdiri sendirian di dunia yang telah hancur, tanpa seorang pun di sisinya.

"Inilah masa depan yang akan kau hadapi jika kau tidak menemukan jalan yang benar."

Seketika, Shen Wei tersadar.

Dia mengepalkan tangannya. "Aku tidak akan membiarkan itu terjadi."

Penjaga berjubah panjang tersenyum. "Kalau begitu, kau lulus ujian kedua."

Ujian Ketiga: Pertarungan Melawan Waktu

Ujian terakhir adalah pertarungan.

Penjaga berbentuk naga melompat ke depan, menghunus senjata berbentuk tombak yang memancarkan cahaya biru.

"Jika kau ingin mendapatkan bimbingan kami... Kau harus mengalahkan kami!"

Shen Wei tak ragu.

Dengan satu gerakan, dia menerjang ke depan. Pedangnya dan tombak penjaga bertemu dalam benturan yang mengguncang seluruh tanah terlarang itu.

Pertarungan berlangsung sengit. Serangan demi serangan diluncurkan, menciptakan gelombang energi yang menghancurkan batu dan tanah di sekitar mereka.

Shen Wei melompat ke udara, mengayunkan pedangnya dengan kekuatan penuh.

"Teknik Rahasia: Tebasan Langit Ilahi!"

Cahaya emas melesat ke arah penjaga, menghantamnya dengan keras.

Penjaga itu mundur beberapa langkah, lalu tiba-tiba... dia tertawa.

"Kau memang pantas."

Dengan satu gerakan, dia menghentikan pertarungan.

"Ujian ketiga selesai."

Setelah semua ujian selesai, ketiga penjaga berdiri di hadapan Shen Wei.

"Kau telah membuktikan dirimu, Pelindung Dunia."

Penjaga berjubah panjang mengulurkan tangannya. Dari telapak tangannya, muncul bola cahaya biru yang berputar perlahan.

"Inilah Berkah Penjaga Kuno. Dengan ini, kau akan memiliki kekuatan yang cukup untuk menghadapi takdir yang menantimu."

Shen Wei menerima berkah itu. Saat bola cahaya menyatu dengan tubuhnya, dia merasakan energi luar biasa mengalir di dalam dirinya.

"Terima kasih," ujar Shen Wei dengan tulus.

"Gunakan kekuatan ini dengan bijak," ujar Penjaga berbentuk naga. "Dan jangan lupakan siapa yang menunggumu."

Shen Wei tersenyum tipis. "Aku tidak akan lupa."

Dengan langkah mantap, dia berbalik dan meninggalkan Tanah Terlarang.

Di kejauhan, dia tahu... Mei Er dan yang lainnya masih menunggunya.

(Bersambung ke Bab 71...)