Shen Wei melangkah dengan mantap di jalan setapak menuju Sekte Naga Putih. Setelah pertemuannya dengan Penjaga Kuno, dia merasa tubuhnya mengalami perubahan yang luar biasa. Kekuatan yang mengalir dalam dirinya bukan hanya sekadar energi biasa—ini adalah kekuatan yang melampaui batas manusia, sebuah Berkah Kuno yang diberikan langsung oleh para penjaga dunia.
Udara di sekelilingnya terasa lebih ringan, langkahnya lebih stabil, dan kesadarannya lebih tajam. Meski tubuhnya mengalami pertempuran berat selama ujian, dia merasa lebih hidup dari sebelumnya.
Di kejauhan, gerbang besar Sekte Naga Putih mulai terlihat.
Di dalam sekte, Mei Er berdiri di tepi halaman utama, menatap ke arah pegunungan dengan tatapan kosong. Sudah berbulan-bulan sejak Shen Wei pergi, dan meskipun hatinya selalu yakin bahwa seniornya akan kembali, ada saat-saat di mana ketakutan menyelimutinya.
"Bagaimana jika senior tidak kembali?"
Namun, saat dia melihat sosok tinggi berambut panjang yang berjalan mendekati sekte, air matanya langsung menggenang.
"Senior…!"
Tanpa ragu, Mei Er langsung berlari dengan seluruh tenaga yang tersisa dalam tubuhnya.
Shen Wei terkejut melihat Mei Er yang mendekatinya dengan mata berkaca-kaca. Sebelum dia bisa berkata apa-apa, Mei Er sudah memeluknya erat, tubuhnya bergetar karena emosi yang tertahan selama ini.
"Senior… aku akan selalu menunggumu, walaupun bertahun-tahun kamu pergi…"
Air matanya mengalir tanpa henti, membasahi pakaian Shen Wei.
Shen Wei terdiam sejenak sebelum akhirnya dia mengangkat tangannya dan membalas pelukan itu dengan lembut.
"Maafkan aku, Mei Er," ucapnya pelan. "Aku sudah kembali."
Di sekeliling mereka, murid-murid Sekte Naga Putih mulai berkumpul. Yu Lan, Chen Guang, menatap dengan perasaan campur aduk—senang, terharu, dan lega.
Chen Guang yang biasanya ceria hanya bisa menghela napas dan tersenyum. "Kau benar-benar membuat kami khawatir, senior…"
Yu Lan melangkah mendekat, menatap Shen Wei dengan serius. "Kau baik-baik saja, senior?"
Shen Wei melepaskan pelukan Mei Er perlahan dan mengangguk. "Aku baik-baik saja… dan lebih kuat dari sebelumnya."
Seketika, aura Berkah Kuno yang ada dalam dirinya bergetar pelan, membuat seluruh murid di sekitarnya merasakan tekanan yang luar biasa.
Mereka semua menatap Shen Wei dengan kekaguman dan sedikit rasa gentar.
"Senior… kekuatanmu…" Mei Er menatapnya dengan bingung.
Shen Wei tersenyum tipis. "Aku mendapatkan sesuatu yang baru."
Malam itu, di aula utama Sekte Naga Putih, Shen Wei menceritakan seluruh perjalanannya di Tanah Terlarang—tentang pertemuannya dengan Penjaga Alam Kuno, tentang ujian yang harus dia lewati, dan tentang Berkah Kuno yang sekarang mengalir dalam tubuhnya.
Setiap murid mendengarkan dengan penuh perhatian.
"Jadi… sekarang senior memiliki kekuatan dari makhluk-makhluk kuno itu?" tanya Chen Guang.
"Ya," jawab Shen Wei. "Tapi ini bukan hanya tentang kekuatan. Ini juga tentang tanggung jawab yang harus kupikul."
Mei Er menatapnya dengan khawatir. "Lalu… apa yang akan senior lakukan sekarang?"
Shen Wei terdiam sejenak.
"Aku belum tahu pasti… tapi aku merasakan sesuatu yang tidak beres. Seperti ada ancaman yang semakin mendekat…"
Yu Lan mengerutkan kening. "Ancaman?"
Shen Wei mengangguk. "Penjaga Kuno tidak memberitahuku secara langsung, tapi aku bisa merasakan sesuatu yang besar sedang terjadi. Sesuatu yang bahkan mungkin lebih berbahaya dari apa yang pernah kita hadapi sebelumnya."
Suasana menjadi tegang seketika.
Chen Guang mengepalkan tangannya. "Kalau begitu, kita akan tetap bersamamu, senior! Tidak peduli seberapa besar ancamannya, kita akan bertarung bersama!"
Mei Er mengangguk penuh keyakinan. "Benar! Aku tidak akan membiarkan senior pergi sendirian lagi!"
Shen Wei menatap mereka satu per satu, merasakan kehangatan dalam hatinya.
Dia tidak sendirian.
Tidak peduli seberapa besar ancaman yang akan datang, dia tahu bahwa teman-temannya akan selalu berada di sisinya.
Malam itu, saat semua orang telah kembali ke kamar masing-masing, Shen Wei berdiri di balkon ruangannya, menatap bulan yang bersinar redup di langit.
Tiba-tiba, angin dingin berhembus, dan seberkas bayangan muncul di belakangnya.
Sosok itu tinggi, mengenakan jubah hitam panjang, dengan wajah yang tersembunyi di balik tudung.
"Shen Wei…" suara rendah itu terdengar menggema.
Shen Wei tidak terkejut. Dia sudah merasakan keberadaan makhluk ini sejak tadi.
"Siapa kau?" tanyanya tanpa menoleh.
Sosok itu tertawa pelan. "Hanya seorang utusan… pembawa pesan dari Makhluk Kuno yang telah terbangun."
Shen Wei menegang.
"Makhluk Kuno?"
"Benar…" sosok itu mengangguk pelan. "Mereka telah lama tidur… tetapi sekarang, mereka mulai membuka mata mereka. Dan mereka tahu… bahwa kau adalah ancaman bagi mereka."
Angin bertiup semakin kencang.
Shen Wei tetap diam, tapi matanya berkilat penuh kewaspadaan.
Sosok berjubah hitam itu melangkah mundur perlahan. "Kami akan bertemu lagi, Pelindung Dunia… sangat segera…"
Dalam sekejap, sosok itu menghilang bersama angin, meninggalkan Shen Wei sendirian dalam keheningan malam.
Dia mengepalkan tangannya.
"Jadi… ancaman baru benar-benar telah datang."
Shen Wei menatap ke kejauhan, ke arah langit malam yang gelap.
Pertempuran ini belum berakhir.
Sebaliknya, ini baru saja dimulai.
(Bersambung ke Bab 72...)