Langit di atas Sekte Naga Putih tampak kelam. Awan tebal menggantung di cakrawala, dan udara yang sebelumnya tenang kini terasa berat, seolah menandakan sesuatu yang besar akan terjadi.
Shen Wei masih berdiri di balkon kamarnya, menatap jauh ke dalam kegelapan malam. Kata-kata yang diucapkan oleh utusan berjubah hitam tadi masih terngiang di kepalanya.
"Mereka telah lama tidur… tetapi sekarang, mereka mulai membuka mata mereka. Dan mereka tahu… bahwa kau adalah ancaman bagi mereka."
Makhluk Kuno telah bangkit.
Shen Wei mengepalkan tangannya. "Jadi, akhirnya waktunya tiba…"
Di tempat lain, jauh di dalam Tanah Terlarang, sebuah retakan besar muncul di tanah kering yang telah lama tersegel. Retakan itu bersinar dengan cahaya ungu gelap, memancarkan aura yang terasa seperti kebangkitan sesuatu yang telah lama terkubur.
Dalam keheningan yang menakutkan, suara rendah menggema dari dalam tanah.
"Dunia ini… masih ada…?"
Udara di sekitar menjadi semakin pekat, dan dari dalam retakan, sepasang mata raksasa perlahan terbuka. Cahaya kemerahan terpancar dari mata itu, mencerminkan kebencian dan kemarahan yang telah tertidur selama ribuan tahun.
Lalu, sebuah cakar hitam besar mulai merangkak keluar dari retakan itu.
Sebelum fajar menyingsing, Mei Er, Yu Lan, dan Chen Guang berkumpul di aula utama setelah menerima panggilan mendadak dari Shen Wei.
"Senior, ada apa?" Mei Er bertanya dengan nada khawatir.
Shen Wei menatap mereka dengan tatapan serius. "Ancaman baru yang selama ini kita duga… akhirnya muncul."
Yu Lan mengernyit. "Apa ini ada hubungannya dengan makhluk yang disebut Makhluk Kuno?"
Shen Wei mengangguk. "Benar. Aku mendapat peringatan tadi malam. Makhluk Kuno yang tersegel selama ribuan tahun di Tanah Terlarang telah mulai bangkit."
Ruangan itu menjadi sunyi.
Chen Guang mengepalkan tangannya. "Kalau begitu, kita harus segera bersiap. Kita tidak bisa membiarkan mereka menyerang dunia ini begitu saja!"
Mei Er menatap Shen Wei dengan cemas. "Senior… apa kita benar-benar cukup kuat untuk menghadapi mereka?"
Shen Wei menatapnya dalam-dalam sebelum menjawab dengan penuh keyakinan, "Kita tidak punya pilihan selain melawan. Jika kita tidak melakukannya, dunia ini akan hancur."
Sebelum mereka sempat membuat rencana lebih jauh, gempa bumi besar tiba-tiba mengguncang seluruh wilayah Sekte Naga Putih.
"Gempa?!" seru Mei Er sambil berusaha menjaga keseimbangannya.
Dari kejauhan, terdengar suara menggelegar seperti petir yang menghantam bumi. Segera setelah itu, langit di arah barat berubah menjadi merah darah.
Shen Wei segera melompat ke luar aula, menatap ke arah perubahan langit tersebut.
"Sudah dimulai…" gumamnya.
Dalam hitungan detik, suara auman mengerikan bergema di seluruh langit, begitu kuat hingga mengguncang jiwa semua orang yang mendengarnya.
Dari atas cakrawala, sesosok makhluk raksasa muncul, melayang di udara. Tubuhnya tertutupi oleh kabut hitam yang berkumpul seperti awan badai, dan sepasang matanya bersinar dengan cahaya merah tua.
Shen Wei mengenali energi ini.
"Ini adalah salah satu Makhluk Kuno yang baru bangkit…"
Makhluk itu mengangkat tangannya yang besar dan dalam sekejap, tombak petir hitam muncul di genggamannya. Tanpa ragu, ia melemparkannya ke arah Sekte Naga Putih!
"Semua orang, bertahan!" teriak Shen Wei.
Mei Er dan Yu Lan segera mengaktifkan formasi pertahanan sekte, menciptakan penghalang cahaya emas yang menutupi seluruh area.
Namun, saat tombak petir itu menghantam penghalang, benturan yang terjadi begitu kuat hingga formasi langsung retak!
"Mustahil!" Mei Er terkejut.
"Serangannya… setara dengan kekuatan para dewa," ujar Yu Lan dengan wajah pucat.
Shen Wei melangkah maju. Dalam sekejap, Pedang Cahaya Ilahi muncul di tangannya, memancarkan aura suci yang menandakan kekuatan barunya.
Dia menarik napas dalam.
"Aku harus menghadapinya sendiri."
Tanpa ragu, Shen Wei melesat ke udara, langsung menghadapi Makhluk Kuno itu.
Dalam sekejap, pertarungan meletus di langit.
Shen Wei menyerang dengan kecepatan luar biasa, mengayunkan pedangnya yang bersinar keemasan. Namun, Makhluk Kuno itu mampu menangkis dengan cakarnya yang kokoh.
Setiap benturan menciptakan gelombang energi yang menghancurkan awan di sekitar mereka.
Mei Er dan yang lainnya hanya bisa menyaksikan dari bawah dengan penuh ketegangan.
"Senior… bertarung sendirian lagi…" Mei Er menggigit bibirnya, merasa tidak berdaya.
Chen Guang mengepalkan tinjunya. "Kita tidak bisa hanya diam! Kita harus melakukan sesuatu!"
Yu Lan mengangguk. "Kita harus mendukungnya dari bawah! Aku akan memperkuat formasi sekte, dan kalian berdua—gunakan teknik kalian untuk menyerang dari jauh!"
Mei Er dan Chen Guang segera mempersiapkan serangan mereka.
Di langit, pertarungan semakin sengit.
Shen Wei akhirnya menemukan celah, dan dengan satu tebasan, dia berhasil melukai lengan kiri Makhluk Kuno!
Makhluk itu meraung kesakitan, tetapi bukannya mundur, ia justru semakin murka.
"Kau pikir kau bisa menghentikanku?!"
Dalam sekejap, ia menyerap energi dari langit, menciptakan pusaran badai hitam yang mengancam seluruh wilayah!
Shen Wei menyadari bahayanya.
"Aku harus menghentikan ini sekarang juga!"
Dia menutup matanya sejenak, merasakan kekuatan Berkah Kuno yang diberikan oleh Penjaga Alam.
Ketika dia membuka matanya kembali, auranya berubah drastis.
"Teknik Rahasia: Cahaya Langit Abadi!"
Dalam sekejap, cahaya keemasan bersinar dari tubuhnya, menembus kegelapan yang diciptakan oleh Makhluk Kuno.
Seketika, pedangnya bersinar terang, dan dengan satu tebasan penuh kekuatan, dia membelah badai hitam itu menjadi dua!
Makhluk Kuno terkejut. "Mustahil—!"
Shen Wei tidak membiarkan kesempatan ini lewat. Dengan kecepatan luar biasa, dia menembus pertahanan makhluk itu dan menusukkan pedangnya tepat ke jantungnya!
"Kau tidak akan menghancurkan dunia ini!"
Dengan raungan terakhir, Makhluk Kuno itu akhirnya menghilang dalam ledakan cahaya!
Saat cahaya mulai mereda, Shen Wei turun kembali ke tanah dengan tubuh sedikit gemetar.
Mei Er segera berlari ke arahnya, menangis. "Senior! Kau baik-baik saja?!"
Shen Wei mengangguk lemah. "Aku berhasil…"
Namun, saat dia menatap ke langit, perasaan tidak nyaman mulai menyelimutinya.
"Jika satu Makhluk Kuno saja sekuat ini… berapa banyak lagi yang akan bangkit?"
Pertempuran ini baru permulaan.
Dan mereka harus bersiap untuk apa yang akan datang.
(Bersambung ke Bab 73…)