Bab 92: Mencari Informasi tentang Dewa Ming Huang

Pagi itu, suasana di Sekte Naga Putih tampak lebih sibuk dari biasanya. Matahari baru saja terbit, menyinari dengan sinar lembut yang membalut seluruh kawasan sekte dengan kehangatan. Namun, di balik suasana yang tampak damai, ada ketegangan yang menyelimuti hati Shen Wei. Setelah semalam dia mengetahui rencana jahat Dewa Ming Huang yang ingin merebut Mei Er, hatinya tak bisa lagi tenang. Tidak ada lagi waktu untuk berdiam diri, dan tindakan harus segera diambil.

Shen Wei sudah memutuskan untuk membawa murid-muridnya—Mei Er, Yu Lan, dan Chen Guang—untuk mencari informasi lebih lanjut tentang Dewa Ming Huang. Dengan pengetahuan yang terbatas dan ancaman yang semakin nyata, Shen Wei tahu bahwa mereka harus bergerak cepat.

Di ruang latihan pagi, Shen Wei mengumpulkan ketiga muridnya. Mei Er, Yu Lan, dan Chen Guang sudah berdiri dengan rapi di depannya, menunggu perintah dari senior mereka. Meskipun suasana masih terbilang tenang, aura ketegangan bisa dirasakan di antara mereka. Setiap orang tahu bahwa sesuatu yang besar sedang menunggu di depan, meski belum sepenuhnya mereka pahami.

"Mei Er, Yu Lan, Chen Guang," suara Shen Wei yang dalam dan tegas memecah keheningan pagi. "Kita harus segera mengambil langkah untuk menghadapi ancaman yang datang dari Dewa Ming Huang. Aku memutuskan untuk membawa kalian dalam perjalanan ini."

Mei Er menatap seniornya dengan penuh perhatian. Ada ketegangan yang tergambar jelas di wajahnya, meskipun dia berusaha menyembunyikannya. "Apa yang harus kami lakukan, Senior?" tanyanya dengan suara lembut, tapi jelas penuh rasa khawatir.

"Perjalanan ini akan mengarah pada pencarian informasi," jawab Shen Wei, matanya tajam. "Dewa Ming Huang adalah sosok yang sangat licik dan penuh ambisi. Jika kita tidak berhati-hati, dia akan mengambil langkah yang jauh lebih berbahaya. Kita harus menemukan informasi tentang dirinya, tentang rencana-rencana jahatnya, dan apa yang bisa kita lakukan untuk menghentikannya."

Yu Lan mengangguk dengan penuh semangat, meskipun ada kecemasan di matanya. "Kami siap, Senior. Kami akan mengikuti perintahmu."

Chen Guang, yang selama ini lebih pendiam dan selalu memikirkan segala sesuatu dengan hati-hati, memandang Shen Wei dengan serius. "Jika Dewa Ming Huang benar-benar berniat untuk merebut Mei Er, maka kita tidak bisa menunda-nunda lagi. Kita harus bergerak cepat sebelum dia melancarkan rencana-rencananya."

Shen Wei tersenyum tipis, merasa bangga atas tekad dan kesungguhan murid-muridnya. "Kalian berdua benar. Tidak ada waktu untuk mundur. Kita harus melangkah maju dengan hati-hati, tapi juga dengan kecepatan yang tepat."

Setelah memberikan instruksi singkat, mereka berempat mulai bersiap untuk berangkat. Shen Wei memeriksa peralatan mereka, memastikan semuanya dalam keadaan baik dan siap. Mei Er membawa pedangnya yang selalu dia bawa, Yu Lan dengan busurnya, dan Chen Guang dengan tongkat serangnya yang tampak sederhana namun sangat tajam. Mereka siap untuk menghadapi apa pun yang mungkin terjadi.

Perjalanan mereka pun dimulai. Shen Wei memimpin mereka, dengan Mei Er, Yu Lan, dan Chen Guang mengikutinya. Mereka tidak mengungkapkan banyak kata di sepanjang perjalanan, hanya mendengarkan petunjuk dari Shen Wei yang mengarahkan mereka menuju lokasi yang telah ditentukan.

Selama perjalanan, Shen Wei lebih sering merenung. Pikiran tentang Dewa Ming Huang terus mengganggu benaknya. Apa yang bisa mereka lakukan untuk menghalangi dewa yang begitu kuat dan berbahaya itu? Apakah ada informasi yang bisa mereka temukan di luar sana untuk merencanakan langkah mereka berikutnya? Semua pertanyaan itu berputar-putar di benaknya, tetapi dia tahu bahwa mereka tidak bisa berhenti.

Setelah beberapa hari perjalanan, mereka sampai di sebuah kota kecil yang terletak di perbatasan antara dua kerajaan besar. Kota ini dikenal sebagai tempat di mana banyak informasi bisa didapat, meskipun dengan harga yang tinggi. Informan-informan yang tinggal di sana sering kali memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai pergerakan para dewa dan kekuatan yang bekerja di balik layar.

Shen Wei memutuskan untuk menyusuri kota itu dengan hati-hati, tidak ingin menarik perhatian orang-orang yang bisa saja bekerja sama dengan Dewa Ming Huang. Mereka berempat berpisah, menyelidiki tempat-tempat yang berbeda untuk mencari informasi.

Mei Er, meskipun masih merasa cemas, mengikuti perintah Shen Wei dan mulai berbicara dengan beberapa orang yang tampaknya mengetahui lebih banyak tentang dunia yang tersembunyi ini. Yu Lan menggunakan kemampuannya untuk berbicara dengan para pedagang dan orang-orang yang tampaknya memiliki informasi tentang dunia spiritual. Chen Guang, yang memiliki kemampuan untuk mengamati secara mendalam, memeriksa beberapa tempat yang tampaknya menyimpan rahasia besar.

Namun, mereka tidak berhasil menemukan informasi yang berarti dalam pencarian pertama mereka. Semua petunjuk tampak kabur, seolah-olah ada kekuatan yang sengaja menyembunyikan kebenaran dari mereka. Shen Wei, yang sudah menunggu di tempat yang telah disepakati, merasa ada yang tidak beres.

"Ini terlalu mudah," gumam Shen Wei pelan. "Dewa Ming Huang pasti telah mengetahui langkah-langkah kita."

Saat itu, Yu Lan mendekat dengan wajah serius. "Senior, aku menemukan sesuatu yang mencurigakan. Ada kelompok yang tampaknya bersekutu dengan Dewa Ming Huang. Mereka beroperasi di bawah tanah, jauh dari pandangan umum. Aku mendengar mereka merencanakan sesuatu besar, tetapi tidak bisa mendapatkan detail lebih lanjut."

Shen Wei mendengarnya dengan seksama. "Kelompok itu pasti memiliki informasi yang kita butuhkan. Kita harus mencari tahu lebih lanjut. Jika Dewa Ming Huang benar-benar berusaha merebut Mei Er, maka mereka adalah kunci untuk mengetahui cara menghentikannya."

Mei Er yang mendengar itu pun merasa tegang. "Jadi, kita harus bertindak sekarang, bukan?"

Shen Wei mengangguk dengan serius. "Benar. Kita tidak punya waktu lagi. Jika kita terus terlambat, Dewa Ming Huang bisa saja melancarkan serangan yang lebih besar. Kita harus menghentikannya sebelum semuanya terlambat."

Dengan ketegasan dalam langkah mereka, Shen Wei memimpin murid-muridnya menuju tempat yang lebih dalam di kota tersebut, di mana rahasia kelompok yang bersekutu dengan Dewa Ming Huang kemungkinan besar tersembunyi. Mereka harus berhati-hati, karena apa pun yang mereka temui bisa menjadi perangkap yang mematikan.

Akhir Bab 92