Bab 95: Pedang Surgawi yang Bersinar

Malam itu terasa mencekam, seperti dunia terhenti sejenak. Shen Wei berdiri tegak dengan Pedang Surgawi yang bersinar terang di tangannya. Pedang itu memancarkan aura cahaya murni, seperti bulan purnama yang bersinar di tengah langit gelap. Cahaya biru pucat yang terpantul dari pedang itu memberikan nuansa sakral, seolah membawa kedamaian sekaligus kekuatan yang tak terbayangkan. Semua yang ada di sekitar mereka seakan merasakan kekuatan yang luar biasa ini—kekuatan yang bisa mengubah nasib dalam sekejap mata.

Pria bertubuh besar di hadapan mereka tampak semakin terdesak, meskipun wajahnya tetap dipenuhi dengan senyuman yang dingin dan penuh penghinaan. Pedang Surgawi yang dipegang Shen Wei bukanlah senjata biasa. Setiap kilatan cahaya yang keluar dari pedang itu seolah mengingatkan siapa pun yang melihatnya bahwa ini adalah senjata dari seorang dewa, senjata yang tidak hanya terbuat dari besi, tetapi dari energi yang sangat murni, energi yang mampu memusnahkan kegelapan.

"Jangan anggap enteng Pedang Surgawi," suara Shen Wei terdengar tenang, namun ada ketegasan yang sangat jelas dalam nada suaranya. "Jika kau melukai muridku, maka kau akan merasakan konsekuensinya."

Cahaya biru dari Pedang Surgawi semakin terang, menyorot dengan tajam pada pria besar itu. Hawa yang mengelilingi Shen Wei menjadi semakin berat, bagaikan energi yang memadat di udara. Setiap gerakan Shen Wei seakan disertai dengan hembusan angin yang sangat lembut namun penuh dengan kekuatan. Setiap gerakan terasa terukur, seakan-akan ia menguasai setiap elemen yang ada di dunia ini. Bahkan angin yang berhembus di sekitar mereka terasa seperti bagian dari kekuatan Shen Wei, seolah ia dan alam semesta adalah satu kesatuan.

Pria besar itu tidak takut. Ia hanya tertawa sinis, menganggap enteng ancaman Shen Wei. Namun, ada sesuatu yang berubah dalam dirinya, seperti ada tekanan yang tidak terlihat di sekitarnya, sesuatu yang menekan keberaniannya. Ia mulai merasakan ancaman yang nyata, sesuatu yang jauh lebih kuat dari yang ia bayangkan. Pedang Surgawi bukan hanya sebuah senjata, itu adalah lambang dari kekuatan yang murni, kekuatan yang bisa mengubah dunia.

"Pedang itu... begitu kuat," pria besar itu bergumam, wajahnya mulai menunjukkan ketegangan. Namun, ia tetap berusaha tenang, meskipun di dalam dirinya, ketakutan mulai merayap. "Tapi, apakah kau benar-benar berpikir bahwa aku akan mundur begitu saja?"

Shen Wei tidak memberikan kesempatan untuk berbicara lebih banyak. Tanpa peringatan, ia mengayunkan Pedang Surgawi dengan kecepatan yang tak terbayangkan. Kilatan cahaya biru menyilaukan mata, melesat begitu cepat seperti kilat yang menyambar bumi. Ketika pedang itu melintas di udara, suara deru angin yang dihasilkannya terdengar seperti suara alam yang bergejolak, siap menghapus segala sesuatu yang menghalangi jalan Shen Wei.

Pria besar itu bergerak cepat, berusaha menghindar dari serangan tersebut. Namun, meskipun ia mencoba untuk menghindar, cahaya dari Pedang Surgawi begitu cepat dan akurat, tak memberinya kesempatan untuk berbuat banyak. Serangan itu melesat dan hampir mengenai tubuhnya, namun pada detik terakhir, ia berhasil melompat ke samping.

"Kecepatanmu memang luar biasa," kata pria itu dengan nafas terengah-engah, tetapi matanya menunjukkan rasa khawatir yang semakin besar. "Namun, aku tidak akan kalah begitu saja."

Dengan cepat, pria itu mengeluarkan sebuah senjata rahasia yang tersembunyi di balik jubah hitamnya. Sebuah pisau berbentuk unik, terbuat dari logam yang berkilau hitam. Pisau itu tampak tajam dan memancarkan aura gelap yang kontras dengan Pedang Surgawi yang murni. Pria itu melangkah maju, mengincar titik lemah Shen Wei dengan gerakan yang cepat dan mematikan.

Namun, Shen Wei hanya tersenyum tipis, seperti tidak merasa terancam oleh serangan itu. Dengan kecepatan yang lebih cepat dari sebelumnya, ia menggerakkan Pedang Surgawi lagi, kali ini dengan lebih tegas dan penuh pengendalian. Pedang itu melesat dengan kekuatan yang tak terduga, memotong udara dan mengarah langsung ke pisau yang dikeluarkan oleh pria besar itu.

Dalam sekejap, Pedang Surgawi dan pisau hitam itu bertabrakan. Namun, yang terjadi selanjutnya mengejutkan. Cahaya biru dari Pedang Surgawi memancar begitu kuat hingga mengubah pisau hitam itu menjadi serpihan-serpihan kecil yang jatuh ke tanah. Aura murni yang ada pada Pedang Surgawi begitu kuat, melampaui kekuatan pisau gelap itu dengan mudah. Setiap potongan pisau yang jatuh di tanah tampak seperti debu yang dihembuskan angin, tak berdaya dan tak berarti.

"Ini... mustahil," pria itu terkejut, tubuhnya mundur beberapa langkah. Wajahnya mulai memucat, dan ketakutan mulai tergambar jelas. "Kau benar-benar seorang dewa, bukan hanya dengan pedangmu, tapi dengan kekuatan yang tak terbayangkan."

Shen Wei tidak menghiraukan kata-kata pria itu. Dengan satu gerakan cepat, ia mengayunkan Pedang Surgawi lagi. Kali ini, serangan itu lebih kuat, lebih menentukan. Aura yang terpancar dari pedang itu seperti gelombang energi yang mampu merobohkan gunung, tak terhalangi oleh apapun di sekitarnya.

Pria besar itu berusaha untuk menghindar, namun sudah terlambat. Pedang Surgawi dengan cepat menghantam tubuhnya, dan dalam sekejap, tubuh pria itu terlempar ke belakang, jatuh terjerembab ke tanah. Sebuah luka besar terbuka di tubuhnya, darah mengalir deras dari lukanya, dan pria itu terjatuh ke tanah, tak berdaya.

"Begitu mudah?" Shen Wei berkata dengan suara datar, meskipun di dalam dirinya ada ketegangan yang masih tersisa. Ia mengayunkan pedangnya sekali lagi, memastikannya bahwa musuh itu tidak akan bangkit lagi.

Mei Er yang berdiri di belakang Shen Wei merasa tubuhnya lemas setelah melihat pertempuran yang begitu sengit. Tetapi, ketika ia melihat bahwa Shen Wei berhasil mengalahkan pria besar itu dengan begitu mudah, hatinya merasa sedikit lebih tenang. Meskipun ia merasa takut di awal, kenyataan bahwa Shen Wei selalu ada di sisinya membuatnya merasa lebih aman.

"Senior," Mei Er akhirnya berbisik, matanya penuh dengan kekaguman dan rasa terima kasih. "Terima kasih sudah melindungiku."

Shen Wei menoleh ke arah Mei Er, wajahnya tenang seperti biasanya. "Tidak perlu berterima kasih, Mei Er. Aku selalu ada untukmu."

Dengan langkah yang penuh kewaspadaan, Shen Wei mendekati pria yang tergeletak di tanah. Pria itu hanya bisa menggerakkan matanya, tubuhnya sudah tidak mampu bergerak lagi. Shen Wei memandangnya sekali lagi, lalu berkata dengan suara dingin, "Jangan coba-coba mendekati kami lagi. Jika kau tahu yang terbaik, hilanglah."

Setelah itu, Shen Wei berbalik dan mengarah ke Mei Er, Yu Lan, dan Chen Guang yang diam-diam mengamati pertempuran. Mereka semua tahu bahwa Shen Wei tidak hanya kuat dalam bertarung, tetapi juga memiliki ketenangan dan kebijaksanaan seorang dewa. Itu adalah kekuatan yang tidak bisa ditandingi oleh siapa pun.

Akhir Bab 95