Bab 96: Pencarian Kebenaran

Setelah pertempuran sengit yang melibatkan Pedang Surgawi, suasana di sekitar mereka mulai kembali tenang. Tubuh pria besar itu yang tergeletak tak bergerak mengisyaratkan bahwa bahaya sementara telah berlalu. Namun, di dalam hati Shen Wei, perasaan gelisah tetap ada. Dia tahu bahwa ini bukan akhir dari ancaman yang mereka hadapi. Dewa Ming Huang masih ada di luar sana, dan ancamannya terhadap Mei Er belum sepenuhnya terungkap.

Shen Wei menoleh ke murid-muridnya yang berdiri di belakangnya. Mei Er, Yu Lan, dan Chen Guang, meskipun tampak lega, tetap tampak tegang. Mei Er menggenggam tangan Shen Wei erat, masih merasa terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Yu Lan dan Chen Guang berbagi tatapan, keduanya memahami betapa besar tekanan yang sedang dirasakan oleh Shen Wei. Namun, mereka semua tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir. Mereka harus terus maju.

"Jangan khawatir, Mei Er," kata Shen Wei dengan suara lembut namun tegas. "Aku tidak akan membiarkan siapa pun melukaimu, apalagi Dewa Ming Huang. Kita akan menemukan informasi lebih lanjut tentangnya dan menghentikan rencananya."

Mei Er mengangguk pelan, meskipun hatinya masih dipenuhi dengan ketakutan yang mendalam. Dewa Ming Huang adalah sosok yang sangat kuat, dan meskipun Shen Wei adalah dewa yang telah menjalani kultivasi selama 500 tahun, ancaman yang datang dari pihak Dewa Ming Huang terasa begitu besar. Namun, di sisi lain, Mei Er tahu bahwa dengan Shen Wei di sisinya, mereka pasti bisa menghadapinya.

"Baiklah," kata Yu Lan dengan suara penuh semangat. "Kita tidak bisa membuang waktu. Kita harus segera mencari tahu lebih banyak tentang Dewa Ming Huang dan rencananya. Tidak ada waktu untuk ragu."

Shen Wei mengangguk, lalu memimpin langkah mereka. Mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju sebuah desa yang terletak di kaki pegunungan. Desa ini dikenal sebagai tempat yang sering dikunjungi oleh para petualang dan mereka yang mencari informasi. Konon, di desa itu terdapat orang-orang yang memiliki hubungan dengan dunia luar dan mungkin memiliki informasi yang dibutuhkan Shen Wei dan murid-muridnya.

Setelah beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di desa itu. Udara segar dari pegunungan mengalir dengan lembut, tetapi tetap terasa ada ketegangan di dalam hati mereka. Mereka segera menuju kedai minuman setempat, tempat di mana banyak orang berkumpul dan berbicara tentang peristiwa-peristiwa terbaru. Di dalam kedai itu, beberapa petualang tampak sibuk berbicara satu sama lain, menyarankan dan bertukar cerita. Ini adalah tempat yang tepat untuk mencari informasi.

Shen Wei melangkah ke dalam kedai dengan langkah tenang. Murid-muridnya mengikuti di belakangnya, masing-masing dengan ekspresi serius. Mereka menarik perhatian beberapa orang di dalam kedai yang sepertinya mengenali aura kuat yang dimiliki Shen Wei. Tak lama, seorang lelaki paruh baya dengan janggut panjang dan pakaian lusuh menghampiri mereka.

"Selamat datang," pria itu menyapa dengan senyuman ramah, meskipun matanya tampak tajam. "Apa yang bisa saya bantu, Tuan? Anda datang dari jauh, bukan?"

Shen Wei menatap pria itu sejenak, kemudian dengan suara rendah, berkata, "Kami mencari informasi tentang Dewa Ming Huang. Apakah Anda tahu sesuatu tentangnya?"

Lelaki paruh baya itu tampak sedikit terkejut, namun ia cepat mengendalikan ekspresinya. "Dewa Ming Huang... Anda sangat berani untuk menyebut namanya begitu saja," katanya, suara serak dengan ketegangan. "Dia bukanlah nama yang mudah disebut, dan bahkan lebih sulit untuk mencari tahu tentangnya. Banyak yang menghindari topik ini."

Shen Wei tidak mengubah ekspresinya. "Kami tidak takut. Kami hanya membutuhkan informasi. Jika Anda tahu sesuatu, beri tahu kami."

Pria itu melihat ke sekeliling kedai sejenak, memastikan bahwa tidak ada orang yang terlalu dekat atau mendengarkan percakapan mereka. Setelah merasa yakin, dia menundukkan suaranya. "Dewa Ming Huang... dia adalah sosok yang sangat berkuasa, bahkan lebih dari sekadar seorang dewa biasa. Konon, dia telah memperoleh banyak kekuatan terlarang melalui kultivasi hitam, dan sekarang dia memiliki tujuan untuk menggulingkan banyak dewa lainnya. Seperti yang Anda duga, dia berencana untuk merebut Mei Er."

Mendengar ini, Mei Er menggigil sedikit, dan Yu Lan serta Chen Guang saling memandang dengan cemas. Shen Wei tetap tenang, meskipun dalam hatinya, amarahnya mulai berkobar. "Apa yang Anda tahu tentang rencananya?" tanya Shen Wei dengan nada dingin.

Lelaki itu mengangguk, lalu melanjutkan, "Dewa Ming Huang dikenal memiliki banyak pengikut yang setia. Mereka yang bersedia melakukan apapun demi kekuasaannya. Dan dia tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Kekuatan terlarang yang ia gunakan membuatnya sangat sulit untuk ditaklukkan. Bahkan, banyak dewa besar yang telah jatuh ke tangannya."

Shen Wei mengerutkan kening. "Apa yang bisa kita lakukan untuk menghentikan rencananya?" tanya Shen Wei tegas.

Pria itu menarik napas dalam-dalam, tampak berpikir sejenak. "Ada satu cara yang mungkin bisa menghentikannya. Dewa Ming Huang memiliki sebuah artefak yang sangat kuat, sebuah cincin yang dapat memperkuat kekuatan terlarangnya. Jika Anda bisa menghancurkan artefak itu, maka kekuatannya akan berkurang drastis. Namun, menemukan cincin itu bukanlah hal yang mudah. Hanya mereka yang berada sangat dekat dengannya yang bisa tahu di mana artefak itu disembunyikan."

Shen Wei mengangguk. "Terima kasih atas informasi ini. Kami akan mencari cincin itu dan menghentikan Dewa Ming Huang."

Pria itu mengangguk, wajahnya serius. "Berhati-hatilah, Tuan. Dewa Ming Huang bukanlah lawan yang mudah dihadapi. Jika Anda tidak hati-hati, dia bisa menghancurkan segalanya."

Shen Wei membungkuk sedikit sebagai tanda terima kasih, lalu berbalik untuk pergi. Mei Er, yang tampaknya masih takut, menggenggam tangan Shen Wei erat-erat. "Aku takut, Senior," katanya pelan.

Shen Wei menatapnya dengan lembut, matanya penuh dengan kasih sayang dan perlindungan. "Jangan khawatir, Mei Er. Aku akan selalu melindungimu."

Mereka melanjutkan perjalanan mereka, meninggalkan kedai itu dengan tekad yang semakin kuat. Dewa Ming Huang mungkin berkuasa, tetapi Shen Wei dan murid-muridnya juga memiliki kekuatan yang tak bisa diremehkan. Dalam hati Shen Wei, ada sebuah janji yang tak terucapkan: tidak peduli seberapa besar ancaman yang datang, dia akan melindungi Mei Er dengan segala cara