Bab 101: Bayangan di Pegunungan Wuyun

Malam mulai menyelimuti Pegunungan Wuyun, membawa hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Shen Wei dan murid-muridnya berdiri di tengah reruntuhan kuil, masih merasakan sisa energi gelap dari pertarungan dengan Mo Jian.

Mei Er menatap sekeliling dengan cemas. "Senior, jika dia adalah pengikut Dewa Xuan Mo, apakah itu berarti Dewa Xuan Mo juga berada di sekitar sini?"

Shen Wei menghela napas pelan. "Belum tentu. Tapi satu hal yang pasti, tempat ini memiliki hubungan dengan mereka."

Yu Lan berjongkok dan menyentuh tanah, merasakan hawa aneh yang merembes keluar dari bawah reruntuhan. "Ada sesuatu yang terkubur di sini... sesuatu yang sangat tua."

Chen Guang mencabut pedangnya. "Kalau begitu, kita gali dan lihat apa yang ada di bawah sana!"

Shen Wei mengangkat tangan, menghentikan Chen Guang sebelum dia mulai menggali. "Tidak perlu terburu-buru. Jika ini memang peninggalan kuno, bisa jadi ada jebakan atau segel di dalamnya."

Shen Wei menutup matanya, menggunakan kekuatan spiritualnya untuk merasakan struktur di bawah tanah. Dalam sekejap, dia melihat bayangan samar dari sebuah ruangan yang terkubur di bawah kuil. Ada lingkaran segel yang mengunci sesuatu di dalamnya.

Matanya terbuka kembali. "Ada ruangan tersembunyi di bawah sini, dan tampaknya telah disegel selama ratusan tahun."

Mei Er menelan ludah. "Apakah mungkin itu tempat Dewa Xuan Mo menyimpan sesuatu?"

Shen Wei mengangguk. "Bisa jadi."

Tanpa membuang waktu, Shen Wei menghunus Pedang Surgawi miliknya. Cahaya suci memancar dari bilahnya, menerangi reruntuhan kuil yang gelap. Dengan satu tebasan, energi murni mengalir ke tanah, membubarkan sebagian segel yang tersembunyi.

TZZZZZT!

Tanah bergetar, dan perlahan, sebuah pintu batu mulai muncul di tengah reruntuhan. Ukiran kuno terpahat di permukaannya, menampilkan sosok naga dan awan yang bergulung-gulung.

Yu Lan memperhatikan simbol di atasnya. "Ini adalah lambang dari klan kuno yang sudah lama hilang… Klan Langit Hitam."

Chen Guang mengernyit. "Aku pernah mendengar legenda tentang mereka. Dulu, mereka adalah penjaga keseimbangan antara dunia manusia dan alam para dewa. Tapi mereka menghilang secara misterius ribuan tahun yang lalu."

Mei Er menggigit bibirnya. "Apakah mungkin… mereka dihancurkan oleh Dewa Xuan Mo?"

Shen Wei menatap pintu batu dengan tajam. "Kita akan segera mengetahuinya."

Dia mengangkat tangannya dan menyentuh ukiran di tengah pintu batu. Begitu dia melakukannya, cahaya biru redup muncul dari celah-celah pintu, dan lambat laun, pintu itu terbuka, mengungkapkan sebuah lorong gelap yang menuju ke bawah tanah.

Angin dingin berhembus dari dalam lorong, membawa aroma tanah tua dan sesuatu yang lain… sesuatu yang lebih menyeramkan.

Mei Er merapat ke Shen Wei. "Senior… aku merasa tempat ini tidak biasa."

Shen Wei mengangguk. "Tetap waspada. Kita tidak tahu apa yang menunggu di dalam."

Mereka berempat perlahan melangkah masuk ke dalam lorong, menyusuri jalan yang dipenuhi ukiran-ukiran kuno di dinding. Cahaya dari Pedang Surgawi Shen Wei menjadi satu-satunya penerangan mereka.

Setelah berjalan cukup jauh ke dalam, mereka tiba di sebuah ruangan besar dengan pilar-pilar batu yang menjulang tinggi. Di tengah ruangan, terdapat sebuah altar dengan sebuah kristal hitam melayang di atasnya. Cahaya redup dari kristal itu berdenyut pelan, seperti detak jantung yang terus berdetak dalam keheningan.

Yu Lan menatap kristal itu dengan tatapan tajam. "Aku bisa merasakan energi gelap yang sangat kuat di dalamnya."

Chen Guang mengangkat pedangnya. "Jadi kita harus menghancurkannya?"

Shen Wei menggeleng. "Belum tentu. Jika ini adalah peninggalan Klan Langit Hitam, kita harus mencari tahu apa fungsinya sebelum bertindak."

Mei Er menatap sekeliling, lalu matanya tertuju pada sebuah ukiran di dinding. "Senior, lihat ini!"

Mereka semua bergegas mendekati ukiran tersebut. Gambar-gambar di dinding menceritakan kisah sebuah perang besar antara para dewa. Di tengahnya, terlihat sosok seorang pria berjubah putih yang melawan seorang pria berjubah hitam dengan tanduk di kepalanya.

Shen Wei menyipitkan matanya. "Ini… ini adalah pertempuran antara Dewa Bai Yun dan Dewa Xuan Mo."

Yu Lan mengangguk. "Menurut legenda, Dewa Bai Yun adalah pemimpin Klan Langit Hitam. Dialah yang pertama kali menyegel Dewa Xuan Mo setelah perang besar antara para dewa."

Chen Guang menunjuk bagian akhir ukiran itu. "Lihat ini. Sepertinya… setelah menyegel Dewa Xuan Mo, Klan Langit Hitam menghilang."

Mei Er merasa jantungnya berdetak lebih cepat. "Apakah mereka semua… dihancurkan?"

Shen Wei terdiam sejenak. "Mungkin mereka tidak dihancurkan… mungkin mereka mengorbankan diri mereka untuk memperkuat segel."

Mendengar itu, keempatnya saling bertukar pandang. Jika segel itu telah bertahan selama ribuan tahun, maka ada kemungkinan besar bahwa seseorang mencoba untuk melemahkannya.

Dan jika benar begitu… maka waktu mereka tidak banyak lagi.

Tiba-tiba, suara langkah kaki bergema di lorong. Aura gelap menyelimuti ruangan, membuat udara terasa semakin berat.

Shen Wei langsung bersiaga, menghunus Pedang Surgawinya. "Kita tidak sendiri."

Dari bayangan lorong, muncul Mo Jian, kali ini ditemani oleh dua pria berjubah hitam dengan mata bersinar merah.

Mo Jian tersenyum sinis. "Aku tahu kalian akan menemukan tempat ini."

Chen Guang mencengkeram gagang pedangnya. "Jadi kau kembali lagi. Apa yang kau inginkan?"

Mo Jian melangkah mendekat, tatapannya penuh ejekan. "Kalian tidak perlu tahu. Tapi jika kalian masih hidup, itu akan jadi masalah bagi kami."

Yu Lan mendecakkan lidahnya. "Jadi kalian ingin bertarung?"

Mo Jian menyeringai. "Tidak. Aku ingin menghabisi kalian."

Tanpa peringatan, Mo Jian dan kedua bawahannya melesat ke arah mereka dengan kecepatan luar biasa.

Shen Wei langsung menyilangkan pedangnya, menahan serangan Mo Jian. Percikan cahaya dan kegelapan beradu di udara, menciptakan gelombang energi yang mengguncang ruangan.

Chen Guang dan Yu Lan menghadapi dua pria berjubah hitam itu, saling beradu serangan dalam pertarungan sengit.

Sementara itu, Mei Er berdiri di dekat altar, mencoba memahami makna kristal hitam itu. Jika ini memang kunci segel Dewa Xuan Mo, maka mereka harus melindunginya dengan segala cara.

Shen Wei mendorong Mo Jian mundur dengan satu tebasan kuat, lalu berkata dengan suara tegas, "Kita tidak akan membiarkan kalian menghancurkan tempat ini!"

Mo Jian tertawa. "Siapa bilang aku ingin menghancurkannya? Aku hanya ingin mengambil kekuatan yang ada di dalamnya!"

Mata Shen Wei menyipit. "Jangan harap!"

Pertempuran pun semakin memanas di dalam reruntuhan kuil, dengan takdir dunia bergantung pada pertarungan mereka.

Bersambung ke Bab 102…