Lembah Bunga Es dipenuhi kilauan cahaya yang bertabrakan. Serangan Shen Wei dan murid-muridnya menghantam pilar-pilar es hitam yang diciptakan Feng Xuan.
BRAAAK!!
Pilar-pilar itu mulai retak, tetapi kekuatan kegelapan yang melingkupinya masih sangat kuat.
Feng Xuan berdiri di atas pilar utama, matanya bersinar dingin. “Kalian benar-benar keras kepala. Xuan Mo sudah memberi kesempatan untuk pergi, tapi kalian memilih jalan sulit.”
Shen Wei tidak menanggapi. Pedang Surgawi di tangannya berpendar semakin terang, auranya semakin tajam. Dia melangkah maju. "Kami akan menuntaskan ini. Beritahu aku, di mana Xuan Mo?"
Feng Xuan tertawa kecil. “Jika kau bisa melewatiku, mungkin kau akan mendapat jawabannya.”
SWOOSH!!
Dalam sekejap, Feng Xuan melesat, menciptakan bayangan yang berlipat ganda. Serangannya datang dari berbagai arah sekaligus!
Mei Er dan Yu Lan melompat mundur, sementara Chen Guang menahan serangan dengan pedangnya.
"Teknik Bayangan Seribu?" seru Yu Lan.
Shen Wei tetap tenang. Dengan satu ayunan, Pedang Surgawi melepaskan gelombang cahaya yang menghancurkan beberapa bayangan palsu, tetapi Feng Xuan yang asli telah menghilang.
"Dia terlalu cepat!" Mei Er berteriak.
Chen Guang menggeram. "Kita harus bekerja sama!"
Shen Wei mengangguk. "Mei Er, Yu Lan, bentuk segel pertahanan! Chen Guang, bantu aku menemukan yang asli!"
Mereka segera bergerak. Mei Er dan Yu Lan menciptakan lingkaran energi cahaya yang membatasi gerakan Feng Xuan, sementara Chen Guang menajamkan indra spiritualnya.
"Di sana!" Chen Guang berteriak, mengarahkan pedangnya ke satu titik.
Shen Wei langsung menebas ke arah yang ditunjuk!
CLANG!!
Pedang mereka bertabrakan, menciptakan percikan energi yang meledak di udara.
Feng Xuan tersentak ke belakang, terlihat terkejut. "Hmph… kalian mulai merepotkan."
Shen Wei tidak memberi kesempatan. Dia mengayunkan pedangnya lagi, kali ini dengan kekuatan penuh!
"Tebasan Cahaya Surgawi!"
Cahaya suci membelah udara, menghantam Feng Xuan dengan keras.
BOOOM!!!
Feng Xuan terhempas, tubuhnya menabrak es dan batu di belakangnya. Darah hitam keluar dari mulutnya.
Mei Er melihatnya dengan waspada. "Apa dia sudah kalah?"
Shen Wei menatapnya tajam. "Tidak… dia masih hidup."
Feng Xuan tertawa kecil meski tubuhnya terluka. "Kalian… terlalu kuat. Tapi aku bukan lawan terakhir yang harus kalian hadapi."
Dia mengangkat tangannya, menciptakan segel aneh di udara. "Xuan Mo… aku serahkan semuanya padamu!"
"APA?!"
Tiba-tiba, seluruh lembah bergetar. Es mulai retak, dan dari dalam tanah, muncul pintu batu raksasa dengan ukiran naga hitam di permukaannya.
Sebuah suara dalam dan menggema terdengar dari dalam.
"Akhirnya… kalian sampai juga."
Shen Wei menegakkan tubuhnya. "Xuan Mo."
Pintu batu terbuka perlahan, dan dari dalam, muncul sesosok pria dengan jubah hitam keunguan, rambut panjang mengalir seperti kabut malam, dan mata emas yang penuh kebencian.
Dewa Xuan Mo telah bangkit.
Angin kencang berputar di sekitar Xuan Mo saat dia melangkah keluar. Aura hitam keunguan yang menyelimutinya membuat udara terasa berat.
Chen Guang mengepalkan tangan. "Aura ini… jauh lebih kuat dari Ming Huang!"
Mei Er menelan ludah. "Bahkan langit mulai berubah…"
Xuan Mo menatap Shen Wei dengan tatapan penuh kebencian. "Dewa Cahaya, akhirnya kita bertemu lagi setelah sekian lama."
Shen Wei menajamkan matanya. "Aku sudah tahu kau akan kembali. Aku datang untuk mengakhirinya."
Xuan Mo tertawa sinis. "Mengakhirinya? Jangan bercanda. Aku sudah mempersiapkan kebangkitanku selama berabad-abad, dan kau pikir kau bisa menghentikanku dengan mudah?"
Shen Wei mengangkat Pedang Surgawi. "Kita akan lihat."
SWOOSH!!
Xuan Mo mengangkat tangannya, menciptakan pusaran energi kegelapan yang langsung melesat ke arah mereka.
"AWAS!" Mei Er dan Yu Lan melompat menghindar.
Shen Wei menebas energi itu dengan pedangnya, tetapi kekuatannya begitu besar hingga mendorongnya mundur beberapa langkah.
Xuan Mo melangkah maju. "Aku bukan dewa rendahan seperti Ming Huang. Aku adalah kegelapan itu sendiri!"
Dia mengangkat tangannya ke langit. "Penyegelan Dunia Fana!"
Tiba-tiba, langit berubah ungu pekat, dan ruang di sekitar mereka terasa seakan membeku.
"Kita terjebak!" seru Yu Lan.
Shen Wei menggertakkan giginya. "Jangan panik! Kita masih punya kesempatan!"
Chen Guang mencoba menyerang, tetapi Xuan Mo mengayunkan satu tangannya dan melemparnya ke belakang dengan mudah.
"ARGH!!"
Mei Er langsung berlari ke arahnya. "Chen Guang!"
Xuan Mo menyeringai. "Kalian terlalu lemah."
Shen Wei mengepalkan tangan. "Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh mereka lagi!"
Dia mengumpulkan seluruh kekuatannya, dan Pedang Surgawi mulai bersinar lebih terang dari sebelumnya.
"Teknik Tertinggi—Tebasan Cahaya Langit!"
Cahaya murni menerjang Xuan Mo dengan kekuatan yang luar biasa!
BOOOOOM!!!
Ledakan itu menerangi seluruh lembah, menghancurkan pilar-pilar es dan membelah tanah.
Xuan Mo berteriak kesakitan. "TIDAK MUNGKIN!!"
Dalam kilatan cahaya terakhir, tubuhnya mulai terpecah menjadi partikel energi, terserap ke dalam kehampaan.
Xuan Mo menatap Shen Wei dengan penuh kebencian. "Ini belum berakhir… aku akan kembali…"
Dan akhirnya, tubuhnya lenyap.
Angin dingin kembali berhembus di Lembah Bunga Es. Langit yang sebelumnya gelap perlahan kembali cerah, dan dunia terasa lebih damai.
Mei Er, Yu Lan, dan Chen Guang berdiri dengan napas terengah-engah.
Mei Er menatap Shen Wei dengan mata berkaca-kaca. "Senior… kita menang?"
Shen Wei mengangguk pelan. "Ya. Untuk saat ini, dunia telah diselamatkan."
Chen Guang tertawa kecil meskipun tubuhnya penuh luka. "Tapi aku tidak ingin mengalami pertarungan seperti ini lagi dalam waktu dekat…"
Yu Lan tersenyum. "Kita semua telah berjuang bersama. Itu yang terpenting."
Shen Wei menatap ke langit, pikirannya masih dipenuhi oleh kata-kata terakhir Xuan Mo.
"Aku akan kembali…"
Dia mengepalkan tangannya. Jika saat itu tiba, maka dia akan siap.
Tapi untuk sekarang, mereka telah memenangkan pertempuran ini.
Dan perjalanan mereka masih belum berakhir.
Bersambung ke Volume 11…