Petir hitam menggelegar di langit yang kelam. Wilayah Barat yang dahulu subur kini tertutup kabut kegelapan. Energi jahat yang dipancarkan oleh Dewa Xuan Mo semakin kuat, menciptakan pusaran badai yang menyelimuti Kota Tian Luo.
Di tengah reruntuhan kota, Shen Wei berdiri dengan napas tersengal. Pedang Surgawinya bergetar di tangannya, cahaya murninya mulai redup. Darah mengalir dari sudut bibirnya, tubuhnya penuh luka akibat serangan bertubi-tubi dari Xuan Mo.
"Shen Wei! Hanya sampai di sini kekuatanmu?" Xuan Mo tertawa sinis dari kejauhan, tubuhnya diselimuti aura hitam pekat.
Mei Er berlari mendekat, wajahnya penuh kecemasan. "Senior! Kau baik-baik saja?"
Shen Wei menoleh ke arah Mei Er. Matanya yang penuh kelembutan kini terlihat redup. Namun, sebelum ia bisa menjawab, Xuan Mo mengangkat tangannya ke langit.
"Naga Kegelapan, turunlah dan hancurkan mereka semua!"
Dari atas awan hitam yang berputar, seekor naga raksasa berwarna hitam pekat muncul, matanya bersinar merah darah. Suara raungannya mengguncang seluruh kota, membuat tanah retak dan angin bertiup kencang.
"Pergilah!" Xuan Mo mengayunkan tangannya ke depan, dan Naga Kegelapan itu melesat dengan kecepatan luar biasa, menargetkan Shen Wei.
"Senior, hati-hati!" Mei Er berteriak panik.
Shen Wei mencoba bertahan, tetapi tubuhnya terlalu lemah. Naga itu menghantamnya dengan cakar besar, membuatnya terlempar jauh hingga menghantam reruntuhan. Darah segar muncrat dari mulutnya, dan pandangannya mulai kabur.
Xuan Mo tersenyum puas. "Seorang dewa sepertimu ternyata hanya sampai di sini saja?"
Mei Er berlari ke arah Shen Wei, matanya dipenuhi air mata. "Senior! Bangunlah! Kau tidak boleh kalah!"
Namun, tubuh Shen Wei semakin melemah. Dalam hatinya, ia mulai meragukan dirinya sendiri.
"Apakah aku benar-benar seorang dewa?"
"Apakah aku masih bisa melindungi Mei Er?"
"Mei Er... maafkan aku..."
Perlahan, tubuhnya mulai berubah menjadi serpihan kegelapan, menghilang di tengah udara. Mei Er hanya bisa menatap dengan ketakutan.
"Senior!!" Mei Er menjerit, air matanya jatuh membasahi tanah.
Yu Lan dan Chen Guang juga terpaku, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. "Tidak... tidak mungkin... Senior Shen Wei tidak mungkin kalah!"
Xuan Mo tertawa puas. "Akhirnya, sang dewa telah lenyap! Kini, dunia ini akan menjadi milikku!"
Namun, saat Xuan Mo hendak menyerang Mei Er, tiba-tiba...
"AAAAAAAAAHHHH!!!"
Sebuah suara mengguncang seluruh dimensi. Langit yang gelap mulai bergetar, dan semua orang yang ada di sana bisa merasakan suara itu bergema hingga ke dalam jiwa mereka.
Mata Xuan Mo membelalak. "Apa... apa ini?!"
Di alam jiwa, Shen Wei tidaklah mati. Ia berada dalam ruang hampa yang luas, dikelilingi oleh cahaya redup. Namun, di kejauhan, ia bisa melihat Mei Er yang terluka, Yu Lan dan Chen Guang yang kelelahan, serta Xuan Mo yang terus menebar kegelapan.
Shen Wei mengepalkan tangannya.
"Tidak... Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi!"
Di depan Shen Wei, sebuah tubuh suci tertidur selama ribuan tahun. Tubuh itu memancarkan cahaya keemasan, seolah menunggu seseorang untuk membangunkannya.
Shen Wei menyadari sesuatu. "Apakah ini... tubuh asliku?"
Tanpa ragu, ia mendekat dan meletakkan tangannya di atas tubuh itu. Seketika, cahaya emas menyelimuti seluruh ruang jiwa.
"Aku tidak akan kalah! Aku sudah bereinkarnasi dua kali, dan kali ini... aku akan menghabisimu sepenuhnya, Xuan Mo!"
Di dunia nyata, langit yang tadinya gelap tiba-tiba tersibak.
Sebuah cahaya keemasan turun dari langit!
Xuan Mo mundur beberapa langkah, matanya terbelalak. "Apa ini?! Kenapa ada cahaya secerah ini?!"
Dari dalam cahaya itu, sosok pria turun perlahan. Ia mengenakan jubah putih berkilauan dengan sulaman emas, auranya begitu suci dan memancarkan energi ilahi.
Rambutnya yang panjang kini berwarna emas, berkilauan seperti matahari.
Matanya bersinar terang, penuh dengan kebijaksanaan dan kekuatan.
Itu adalah Shen Wei, tetapi dalam bentuk yang lebih agung!
Mei Er menatap dengan mata membelalak. "Senior...?!"
Chen Guang dan Yu Lan juga terkejut. Aura yang mereka rasakan jauh lebih kuat daripada sebelumnya.
Shen Wei menurunkan kakinya ke tanah, dan seketika, kegelapan yang menyelimuti Kota Tian Luo menghilang. Luka di tubuh Mei Er, Yu Lan, dan Chen Guang menghilang seketika.
Xuan Mo menggertakkan giginya. "Tidak mungkin! Kau sudah mati!"
Shen Wei menatap Xuan Mo dengan tenang, tetapi sorot matanya penuh dengan ketegasan. "Aku kembali... dan kali ini, aku tidak akan membiarkanmu hidup."
Xuan Mo meraung marah, lalu memanggil kembali Naga Kegelapan. "Kau pikir aku akan kalah hanya karena kau memiliki tubuh baru? Naga Kegelapan! Hancurkan dia!"
Namun, sebelum naga itu bisa menyerang, Shen Wei mengangkat satu tangannya.
"Hancurlah."
Dalam sekejap, cahaya keemasan keluar dari tubuhnya dan menghantam naga itu.
"AARRRGGHHH!!"
Naga Kegelapan itu berteriak kesakitan sebelum tubuhnya hancur berkeping-keping, lenyap seperti debu yang ditiup angin.
Xuan Mo menatap dengan ketakutan. "T-tidak mungkin...!"
Shen Wei mengangkat Pedang Surgawinya, yang kini memancarkan cahaya lebih murni daripada sebelumnya.
"Dewa Kegelapan seperti kau tidak layak berada di dunia ini."
Xuan Mo mencoba melarikan diri, tetapi Shen Wei melesat dengan kecepatan luar biasa. Dalam sekejap, ia sudah berada tepat di depan Xuan Mo.
"Waktumu telah habis, Xuan Mo."
Dengan satu tebasan, cahaya keemasan menyelimuti seluruh tubuh Xuan Mo.
"AAAAAAHHH!!!"
Raungan terakhir Dewa Xuan Mo menggema sebelum tubuhnya hancur, berubah menjadi abu yang ditiup angin.
Kegelapan yang menyelimuti Wilayah Barat akhirnya benar-benar sirna.
Mei Er jatuh berlutut, menatap Shen Wei yang kini berdiri dengan tenang. Air matanya mengalir. "Senior... kau benar-benar kembali..."
Shen Wei menatapnya dengan lembut, lalu mengulurkan tangannya. "Aku tidak akan pernah meninggalkan kalian lagi."
Mei Er tersenyum, menggenggam tangan Shen Wei dengan erat.
Cahaya mentari kembali bersinar di Kota Tian Luo, menandakan akhir dari kegelapan yang telah lama menyelimuti dunia.