Langit yang cerah menyambut kedatangan Shen Wei dan murid-muridnya di Sekte Naga Putih. Meskipun tubuhnya masih memancarkan aura dewa yang luar biasa, dan rambutnya yang kini berwarna kuning emas semakin menonjolkan kekuatan yang ada di dalam dirinya, Shen Wei tetap terlihat tenang. Namun, di dalam hatinya, ada beban besar yang harus dihadapi. Tubuh ini—meskipun kuat—bukanlah tubuh yang bisa digunakannya setiap saat.
Mei Er berjalan di sampingnya, tangan kecilnya menggenggam erat lengan Seniornya. Aroma harum rambut emas Shen Wei yang berkilau di bawah sinar matahari menyelimuti Mei Er, memberikan kenyamanan yang luar biasa di tengah perjalanan panjang yang melelahkan. Setiap langkah mereka dipenuhi dengan kesunyian yang mendalam, meskipun mata banyak orang tertuju pada mereka.
"Senior..." Mei Er berkata dengan lembut, suaranya sedikit gemetar. "Kau merasa baik-baik saja?"
Shen Wei tersenyum tipis, meskipun rasa lelah masih terasa di tubuhnya. "Aku baik-baik saja, Mei Er. Ini hanya tubuh yang berbeda. Tidak perlu khawatir."
Namun, meskipun berkata demikian, Shen Wei tahu bahwa tubuh ini bukanlah solusi jangka panjang. Dia tidak bisa terus mengandalkan kekuatan tubuh dewa ini dalam keseharian. Terlebih lagi, meskipun tubuh ini memiliki kekuatan yang luar biasa, Shen Wei merasa ada bahaya yang mengintai jika ia terus menggunakannya tanpa perhitungan.
Setibanya mereka di Sekte Naga Putih, hampir seluruh anggota sekte berkumpul untuk menyambut mereka. Namun, bukan hanya senyum dan tatapan hangat yang mereka dapatkan. Banyak di antara mereka yang menatap Shen Wei dengan kebingungan.
"Apakah itu benar-benar Senior Shen Wei?" seorang murid muda berbisik pada temannya.
"Tapi... dia berbeda. Rambutnya... dan auranya... apa yang terjadi padanya?" jawab temannya, tak kalah terkejut.
Bahkan para tetua sekte pun merasa ada yang aneh dengan kehadiran Shen Wei. Tuan Bai Yun, ketua Sekte Naga Putih yang biasanya tenang dan bijaksana, datang menemui Shen Wei dengan langkah cepat. Dia mengamati muridnya dengan penuh perhatian.
"Shen Wei," kata Bai Yun dengan suara penuh wibawa, "Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Mengapa tubuhmu berubah?"
Shen Wei menundukkan kepala dengan hormat. "Tuan Bai Yun, ini bukanlah sesuatu yang bisa dijelaskan dengan kata-kata dalam sekejap. Namun, izinkan aku untuk menceritakannya nanti."
Tuan Bai Yun memandang Shen Wei dengan rasa khawatir, namun dia mengangguk. "Baiklah, aku akan menunggu penjelasanmu. Namun, untuk saat ini, mari kita pergi ke dalam."
Murid-murid sekte yang lain masih tampak terkejut, bisikan di antara mereka makin keras.
"Apakah dia benar-benar Senior? Aku tidak percaya."
"Lihatlah rambutnya, dan auranya... apakah dia sudah mencapai tingkat dewa?"
Mei Er, yang terus menggenggam lengan Shen Wei, merasa cemas. Perasaan tidak percaya yang melanda sekte semakin menyentuh hatinya. Dia menatap wajah Shen Wei yang terlihat tenang, namun dalam matanya terlihat kelelahan. Meski kekuatan tubuh dewa ini begitu besar, Shen Wei juga memikul beban yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.
Setelah tiba di dalam aula utama, Shen Wei berbalik dan melihat Mei Er, Yu Lan, dan Chen Guang. "Murid-muridku, ikutlah denganku. Aku perlu berbicara denganmu."
Mereka bertiga mengangguk dan mengikuti Shen Wei menuju sebuah gua di sebelah dalam sekte. Gua ini adalah tempat kultivasi rahasia milik Shen Wei, tempat di mana dia biasanya berlatih untuk mendalami kekuatannya. Hanya sedikit orang yang mengetahui keberadaan tempat ini.
Di dalam gua yang sunyi, Shen Wei menghela napas panjang. "Aku memanggil kalian ke sini karena ada hal penting yang harus kuberitahukan."
Mei Er, dengan perhatian penuh, memandang Seniornya. "Apa yang terjadi, Senior?"
Shen Wei duduk di lantai gua yang dingin dan mendalam, memandang ke arah mereka. "Tubuh ini... bukanlah tubuh yang seharusnya aku pakai setiap hari."
Mei Er mengerutkan kening. "Tapi... bukankah tubuh itu sangat kuat? Aku merasa lebih aman bersamamu dalam tubuh itu."
Shen Wei tersenyum, meskipun ada kesedihan di matanya. "Memang benar, tubuh ini memberikan kekuatan luar biasa, tetapi aku tidak bisa terus menggunakannya begitu saja. Tubuh ini... adalah tubuh yang terlahir dari kekuatan dewa yang telah lama terpendam. Aku hanya bisa menggunakannya saat-saat tertentu, ketika benar-benar dibutuhkan."
Mei Er menundukkan kepala, sedikit kecewa dengan penjelasan itu. "Jadi, apa yang akan terjadi sekarang?"
Shen Wei menghembuskan napas dan berdiri. "Aku harus mengembalikan tubuh lamaku. Tubuh ini akan tetap aku simpan untuk saat-saat darurat, ketika aku benar-benar harus melindungimu."
Yu Lan dan Chen Guang hanya bisa memandang mereka berdua, merasa terhormat bisa berada di sisi Shen Wei yang begitu bijaksana.
"Senior, kami akan mendukung keputusanmu," kata Yu Lan dengan tegas. "Jika itu yang terbaik, kami akan tetap di sampingmu."
Shen Wei mengangguk, lalu memandang Mei Er. "Mei Er, ini keputusan yang sulit bagiku. Aku harus kembali ke tubuh lamaku, dan aku akan melakukannya untuk menjaga keseimbangan diriku. Namun, jangan khawatir. Aku akan selalu melindungimu, apa pun yang terjadi."
Mei Er menatap Seniornya, merasa ada beban berat yang tergantung di hatinya. "Aku percaya padamu, Senior. Aku tahu apapun yang kamu pilih, itu pasti yang terbaik."
Shen Wei berjalan menuju sebuah batu besar yang ada di tengah gua. Di sana, ia mulai mengeluarkan energi spiritualnya, membangkitkan aura yang sangat kuat. Tubuh dewa yang ada pada dirinya mulai menghilang secara perlahan, dan tubuh lamanya—tubuh yang lebih manusiawi, namun tetap penuh dengan kekuatan—kembali terbentuk.
Mei Er menyaksikan semua ini dengan perasaan campur aduk. Meskipun tahu bahwa Seniornya membutuhkan waktu untuk kembali ke tubuh lamanya, dia juga merasa takut jika ada hal buruk yang terjadi. Namun, dia tahu bahwa ini adalah keputusan yang harus diambil Shen Wei demi melindungi dirinya sendiri dan dunia mereka.
Ketika tubuh Shen Wei kembali sepenuhnya ke bentuk asalnya, dia berdiri tegak, memandang ke arah Mei Er. "Aku siap, Mei Er. Aku siap untuk terus melindungimu dengan kekuatanku yang sejati."
Mei Er mengangguk, dan untuk pertama kalinya, ada rasa kedamaian yang menyelimuti hatinya. Shen Wei, meskipun tidak lagi memiliki tubuh dewa, tetaplah Seniornya yang dulu—pria yang selalu ada untuk melindunginya, apa pun yang terjadi.