Bab 114: Ancaman yang Tak Terduga

Shen Wei berdiri tegak di tengah gua, tubuhnya kini kembali dalam bentuk asalnya—lebih manusiawi, meskipun masih penuh dengan aura kekuatan yang luar biasa. Keringat perlahan menetes di dahi Mei Er yang berdiri di dekatnya. Meski tubuh dewa yang dulu dimilikinya telah hilang, Shen Wei tidak merasa lemah. Sebaliknya, ada perasaan kedamaian yang datang dari keputusan besar yang telah dia ambil. Namun, kedamaian itu tidak akan bertahan lama, karena di luar sana, ada ancaman yang mengintai.

Mei Er memandang Seniornya dengan kekhawatiran yang tak bisa disembunyikan. "Senior, apakah semuanya sudah selesai? Aku... aku merasa ada sesuatu yang mengganggu."

Shen Wei menoleh ke arahnya, memberikan senyum lembut yang menenangkan. "Jangan khawatir, Mei Er. Aku baik-baik saja. Hanya saja, keputusan ini bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dengan mudah. Aku tahu kamu khawatir, tapi ini adalah yang terbaik untuk kita semua."

Mei Er menggenggam tangan Shen Wei dengan erat, berharap dengan sentuhan itu bisa sedikit meredakan kegelisahannya. "Aku percaya padamu, Senior. Tapi... ada sesuatu yang terasa berbeda. Seperti ada bayangan gelap yang mengikutimu."

Shen Wei mendalamkan pandangannya, berusaha merasakan apa yang dikatakan Mei Er. Memang, sejak dia mengambil keputusan untuk kembali ke tubuh lamanya, ada perasaan tak nyaman yang mulai menghampirinya. Aura gelap yang merayap di sekelilingnya semakin kuat. Namun, dia tahu betul bahwa dia tidak bisa membiarkan perasaan itu menguasai dirinya.

"Aku merasa itu juga," jawab Shen Wei akhirnya, "Ada ancaman yang lebih besar sedang datang, dan aku harus bersiap. Kita tidak tahu apa yang sedang menunggu di depan."

Di luar gua, Yu Lan dan Chen Guang menunggu dengan sabar. Mereka berdua merasa terhormat bisa berada di samping Shen Wei saat ini, meskipun rasa takut mulai menyelimuti hati mereka. Namun, mereka tetap berdiri tegak, siap untuk mendukung Senior mereka dalam setiap langkah.

Shen Wei mengangkat tangannya, memberi isyarat pada mereka untuk bergabung. "Murid-muridku, ada hal penting yang harus kita bicarakan."

Mereka bertiga masuk ke dalam gua, tempat yang telah menjadi saksi bagi banyak latihan dan pembelajaran Shen Wei. Dengan suasana yang penuh ketenangan, Shen Wei memulai penjelasannya.

"Kalian semua tahu bahwa aku baru saja membuat keputusan besar untuk kembali ke tubuh lamaku. Meskipun tubuh dewa itu sangat kuat, aku tidak bisa terus menggunakannya setiap saat. Namun, keputusan ini datang dengan tanggung jawab besar."

Mei Er, yang masih terlihat cemas, bertanya, "Apa maksudmu, Senior?"

Shen Wei menghela napas panjang, matanya penuh dengan ketegasan. "Ada ancaman besar yang mengintai dunia ini. Aku telah merasakannya sejak lama, tetapi sekarang aku yakin ancaman itu akan datang lebih cepat dari yang kita kira. Kekuatan gelap yang lebih kuat dari yang kita bayangkan sedang bergerak menuju kita."

Yu Lan mengerutkan kening, merasa terkejut. "Apakah itu berarti... kita akan berperang lagi?"

Shen Wei mengangguk. "Sekte-sekte gelap yang tersembunyi di balik bayang-bayang, kekuatan yang jauh lebih besar dari Xuan Mo, semuanya berhubungan. Mereka sedang merencanakan sesuatu yang besar, dan kita harus siap untuk menghadapinya."

Chen Guang menggenggam tangan dengan erat, ekspresinya serius. "Apa yang harus kita lakukan, Senior? Apa langkah pertama kita?"

Shen Wei berdiri tegak, memberi mereka semua pandangan penuh semangat. "Kita harus melatih diri lebih keras, lebih intens. Kita harus memperkuat kekuatan kita dan mempersiapkan segalanya dengan matang. Dalam pertempuran yang akan datang, kita tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan fisik. Kita harus siap menghadapi musuh yang lebih kuat, dan lebih bijaksana dalam pertempuran."

Mei Er menatap Seniornya dengan penuh keyakinan. "Aku siap untuk itu, Senior. Aku akan berlatih lebih keras agar bisa membantu kalian."

Shen Wei tersenyum pada Mei Er, merasakan keteguhan hatinya yang tak tergoyahkan. "Aku tahu kamu akan selalu di sampingku, Mei Er. Tapi ingat, dalam pertempuran ini, kita tidak hanya mengandalkan kekuatan. Kita harus saling melindungi dan bekerja sama."

Setelah percakapan itu, mereka berempat keluar dari gua dan menuju ruang latihan yang lebih besar, tempat di mana mereka akan memulai persiapan mereka. Di sana, Shen Wei memimpin mereka dalam latihan yang lebih intensif dari sebelumnya. Mereka melatih fisik, mental, dan kemampuan spiritual mereka, mengasah setiap teknik yang mereka kuasai.

Namun, meskipun tubuh Shen Wei sudah kembali ke bentuk lamanya, dia merasa ada yang mengganggu dirinya. Kekuatan dewa yang pernah ada dalam tubuhnya masih terkadang terasa mengalir dalam dirinya, seperti sebuah keinginan yang terus mendesak untuk menggunakannya lagi. Shen Wei tahu betul bahwa dia tidak bisa membiarkan godaan itu menguasainya. Dia harus menjaga keseimbangannya.

Selama berhari-hari, mereka berlatih tanpa henti. Namun, Shen Wei tetap merasa ada sesuatu yang janggal. Suasana semakin tegang, dan dia tahu bahwa waktunya semakin dekat. Ancaman yang mereka hadapi tidak hanya soal kekuatan fisik, tetapi juga tentang kebijaksanaan dan strategi yang tepat untuk menghadapinya.

Di malam hari, saat Shen Wei duduk sendiri di puncak sekte, menatap langit yang penuh bintang, pikirannya terus dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan. Siapa yang mengendalikan kekuatan gelap ini? Apa yang mereka inginkan? Dan yang lebih penting, apakah mereka siap untuk menghadapi apa yang akan datang?

Tiba-tiba, sebuah suara menyentuh telinganya, memecah kesunyian malam. Suara itu berasal dari Bai Yun, ketua Sekte Naga Putih, yang mendekat dengan langkah tenang. "Shen Wei," katanya, "Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu."

Shen Wei menoleh, memandang ketua sekte yang bijaksana itu. "Tuan Bai Yun, apa yang terjadi?"

Bai Yun menghela napas, wajahnya serius. "Aku baru saja mendapat informasi dari beberapa sekte yang lebih kecil. Mereka melaporkan adanya gerakan yang tidak biasa. Kekuatan gelap yang kita hadapi lebih besar dari yang kita kira. Aku khawatir kita akan menghadapi sesuatu yang tak terduga."

Shen Wei merasa jantungnya berdegup kencang. "Apa maksudmu? Apakah mereka sudah bergerak?"

Bai Yun mengangguk. "Ya, mereka sedang mempersiapkan sesuatu yang besar, dan kita harus bersiap. Aku ingin kau mengumpulkan murid-muridmu. Kita perlu berdiskusi dan merencanakan langkah selanjutnya."

Shen Wei mengangguk, merasakan beban yang semakin berat. "Baik, Tuan Bai Yun. Aku akan segera mengumpulkan mereka."

Ketegangan semakin terasa, dan Shen Wei tahu bahwa waktu mereka semakin terbatas. Mereka harus bersiap untuk menghadapi ancaman besar yang akan datang, dan mereka harus melakukannya dengan hati-hati dan penuh perhitungan.