Malam itu, angin bertiup dengan kecepatan yang tak biasa. Udara terasa semakin berat, penuh dengan ketegangan yang tak terucapkan. Shen Wei berdiri di luar desa kecil, matanya memandang ke arah kegelapan yang semakin mendalam. Ia merasakan sesuatu yang mengerikan mendekat—kekuatan gelap yang telah lama terkubur kini mulai bangkit kembali, dan ia tahu bahwa perang ini sudah tak terhindarkan lagi.
Mei Er, Yu Lan, dan Chen Guang berdiri di sampingnya, semuanya waspada, merasakan kehadiran musuh yang tak terlihat. Suasana malam yang seharusnya tenang, kini dipenuhi dengan ancaman yang begitu nyata. Namun, meskipun mereka merasa terancam, mereka tahu bahwa mereka harus bersatu, karena hanya dengan demikian mereka bisa menghadapi bahaya yang datang.
"Senior, apa yang akan kita lakukan?" Mei Er bertanya, suaranya lembut, namun ada kegelisahan yang tak bisa disembunyikan.
Shen Wei menarik napas dalam-dalam, matanya tetap tajam mengamati setiap gerakan di sekelilingnya. "Kita harus bersiap. Musuh sudah dekat, dan mereka pasti akan datang dalam waktu singkat. Kita tidak bisa mundur lagi."
Yu Lan menunduk sedikit, tampaknya berpikir keras. "Apakah kita benar-benar siap menghadapi kekuatan mereka, Senior? Musuh yang kita hadapi bukan hanya memiliki kekuatan fisik, tetapi juga bisa memanipulasi pikiran dan jiwa kita."
Shen Wei mengangguk, matanya penuh tekad. "Aku tahu itu, Yu Lan. Itulah sebabnya kita harus lebih berhati-hati. Tidak hanya kekuatan fisik yang kita butuhkan, tetapi juga persiapan mental dan emosional. Kita harus tetap tenang, tidak peduli betapa besar ancaman yang datang."
Chen Guang, yang selama ini selalu lebih banyak diam, berbicara dengan suara yang keras dan penuh keyakinan. "Kami akan mengikuti perintahmu, Senior. Apa pun yang terjadi, kami akan berdiri di sampingmu."
Shen Wei tersenyum tipis, meskipun hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran. "Terima kasih, Chen Guang. Bersiaplah, kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi."
Tiba-tiba, angin malam berhembus lebih kencang, dan suara-suara dari hutan di sekitarnya terdengar semakin keras. Semuanya terdiam, menyadari bahwa kehadiran musuh sudah semakin dekat. Shen Wei mengangkat tangannya, memberi isyarat agar mereka semua berhati-hati dan waspada.
Dalam sekejap, bayangan gelap muncul di antara pepohonan. Mereka bergerak cepat, seolah menyelimuti malam dengan kekuatan yang tak terlihat. Shen Wei segera melangkah maju, menyatukan energi spiritualnya, dan tubuhnya berkilau dengan cahaya keemasan. Aura dewa yang dimilikinya mulai mengalir, memberikan kekuatan luar biasa pada tubuhnya. Namun, di dalam hatinya, ia tahu bahwa kekuatan fisik saja tidak cukup untuk menghadapi ancaman kali ini.
"Demi dunia ini, kita harus bertahan," gumam Shen Wei, suara tekadnya menggema di udara malam.
Tiba-tiba, dari dalam kegelapan, muncul sosok-sosok berbentuk bayangan. Mereka bergerak dengan kecepatan luar biasa, menyerang dengan kekuatan yang tampaknya melampaui batas. Shen Wei, Mei Er, Yu Lan, dan Chen Guang segera bergerak, membentuk formasi pertempuran yang solid.
"Perlindungan!" teriak Shen Wei, memberi isyarat agar mereka menjaga satu sama lain.
Yu Lan mengangkat tangannya, menciptakan perisai energi yang kuat untuk melindungi diri mereka. Sementara itu, Mei Er menggerakkan tangannya dengan lincah, menciptakan beberapa serangan jarak jauh yang menghantam bayangan-bayangan gelap itu dengan kekuatan besar. Chen Guang melompat ke depan, mengayunkan pedangnya dengan presisi tinggi, memotong salah satu bayangan yang menyerang.
Namun, meskipun serangan mereka sangat kuat, bayangan-bayangan gelap itu tidak mudah dihancurkan. Mereka menyerap sebagian besar serangan dan terus bergerak dengan kecepatan yang tak terduga. Shen Wei tahu bahwa ini bukan musuh biasa. Mereka bukan hanya sekadar kekuatan fisik, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengendalikan pikiran dan emosi.
Tiba-tiba, satu bayangan yang lebih besar muncul, dan dari tubuhnya mengalirkan aura kegelapan yang mengerikan. Shen Wei menyadari bahwa ini adalah pemimpin dari kekuatan gelap yang menyerang mereka. Sosok ini, meskipun tidak terlihat jelas, mengeluarkan aura yang sangat kuat—sebuah ancaman yang bisa meruntuhkan seluruh pertahanan mereka jika tidak segera dihentikan.
"Jaga dirimu, Mei Er!" Shen Wei berteriak, melangkah maju untuk menghadapi bayangan besar itu. "Aku akan menghadapi musuh ini. Kalian harus menjaga jarak dan melindungi satu sama lain!"
Mei Er, meskipun merasa khawatir, mengangguk dan berusaha memperkuat serangan-serangannya. "Hati-hati, Senior!" katanya, suara cemas terdengar jelas dalam kata-katanya.
Shen Wei mengangkat tangannya, mengumpulkan seluruh kekuatan spiritualnya. Tubuhnya bersinar dengan cahaya keemasan yang semakin intens. Dengan satu gerakan, dia melepaskan serangan energi besar yang langsung menghantam bayangan besar itu. Ledakan energi memenuhi udara, namun bayangan itu masih berdiri tegak, meskipun sedikit terguncang.
"Sangat kuat..." desah Shen Wei, merasakan tekanan dari musuh yang semakin besar. "Namun, aku tidak akan mundur."
Pemimpin bayangan itu mulai bergerak, menciptakan gelombang kegelapan yang mencoba mengelilingi Shen Wei. Semakin lama, energi gelap itu semakin kuat, dan Shen Wei bisa merasakan keinginannya untuk mengendalikan pikiran dan tubuhnya. Namun, dia tetap bertahan, memusatkan seluruh kesadarannya pada pertarungan.
Dengan satu gerakan tangan, Shen Wei memusatkan seluruh energi spiritualnya, menciptakan serangan cahaya yang sangat terang. Itu adalah serangan terakhir yang akan menguji segalanya. Di dalam hatinya, Shen Wei tahu bahwa ini adalah saat penentuan. Semua persiapan yang telah mereka lakukan, semua pengorbanan yang telah mereka buat, akan diuji dalam pertempuran ini.
Bayangan besar itu mulai mengumpulkan kekuatan terakhirnya, siap melawan serangan Shen Wei dengan kekuatan gelap yang belum pernah terlihat sebelumnya. Namun, Shen Wei tidak gentar. "Demi dunia ini, aku akan melindunginya!"
Dengan teriakan yang penuh kekuatan, Shen Wei melepaskan serangannya, mengirimkan energi cahaya yang begitu kuat ke arah bayangan besar itu. Ledakan energi memenuhi seluruh desa, dan suara dentuman yang keras menggetarkan tanah. Dalam sekejap, bayangan besar itu hancur, melepaskan kegelapan yang mengelilinginya dan menghancurkan semua yang ada di sekitarnya.
Namun, meskipun bayangan besar itu hancur, Shen Wei tahu bahwa ini belum berakhir. Musuh yang mereka hadapi lebih dari sekadar kekuatan fisik. Ada sesuatu yang lebih besar, yang jauh lebih mengerikan, yang masih mengintai di balik semua ini.
Shen Wei berdiri tegak, napasnya berat, tubuhnya mulai terasa lelah setelah pertempuran sengit itu. Mei Er, Yu Lan, dan Chen Guang mendekat, masing-masing dengan ekspresi khawatir namun lega karena pertempuran ini belum mengorbankan nyawa mereka.
"Apakah kita menang?" Mei Er bertanya dengan hati-hati.
Shen Wei menatap ke arah kegelapan yang masih mengintai, mata penuh peringatan. "Pertempuran ini baru saja dimulai. Kita belum menang. Kita harus siap untuk yang lebih buruk lagi."