Kabar kematian Baron Darwin menyebar cepat keseluruh bagian kekaisaran Claudia. Seluruh jalanan membicarakannya.
"Kakak, apa kau sudah mendengar berita kematian si darwin itu?" [??]
"Iyaa, aku sudah mendengarnya" [???]
"Bagaimana menurutmu" [??]
"Sepertinya dalang dibalik semua ini sebuah pasukan revolusioner" [???]
"Menarij, padahal sebelumnya tak ada yang seperti ini. Pemberontakan akan terjadi tak lama lagi" [??]
"Mungkin mereka akan berguna untuk rencanaku" [???]
"Itupun jika kau tau identitas mereka kak" [??]
Seminggu berlalu sejak saat itu. Yve juga akan merekrut beberapa anggota lagi. Tapi, tentu dia akan merekrut yang berbakat, tak akan memungut asal asalan.
Pada pagi hari Ayaa juga berlatih pengendalian sihir, siang dia melatih kapasitas mana, saat malam dia melatih teknik yang sudah Tuannya ajarkan.
Yve juga tak terlewat seharipun tanpa latihan. Hanya saja kali ini dia selalu menulis buku. Buku pengetahuan tentang apa saja. Sejauh ini dia telah menulis sebanyak empat buku. Buku tentang jantung mana, sihir, teknik beladiri dan tumbuhan obat. Dia nantinya akan menulis ratusan, bahkan hingga ribuan buku. Dia berpikir agar anggota organisasinya bisa membacanya. Setidaknya mereka tak akan jadi bodoh.
Dalam waktu seminggu ini juga dia telah memeriksa dokumen milik Darwin itu. Didalamnya terdapat catatan berbagai anggaran keuangan untuk kriminalitas. Bahkan ada organisasi dari dunia bawah [Underworld] bernama Hellhound yang menyokongnya. Anggota petarung organisi ini disebut Hound. Si darwin ini juga menyewa para Hound untuk membantu membunuh seluruh warga desa Yvonne.
Tapi, yang paling unik adalah dari dokumen yang ditemukan Ayaa. Disana tertulis tentang sebuah kultus sesat, kultus yang berniat membangkitkan iblis. Kultus ini juga berniat membuka gerbang dunia bawah agar para iblis bisa memasuki dunia ini. Disini juga tertulis catatan kecil tentang penjelasan mengenai kejadian pada desaku.
[๐ฟ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐. ๐ฑ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐. ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐. ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐? ๐ฑ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐]
Disini, Yve menyadari semuanya
"Huhh, jadi warga desa digunakan untuk tumbal. Namun, tak ada iblis yang keluar. Tapi anehnya jika dipasang barrier pencegah, kenapa aku bisa kabur?"
Yvonne berpikir keras di ruang kerjanya. Mencoba mencari tahu atas semua yang terjadi
"Hell Hound, kemungkinan para Hound itu juga yang membunuh orang tuaku. Ada juga suatu kultus sesat"
Sedikit frustasi memenuhi wajah Yvonne, namun dia tak sekalipun berniat tuk mundur
"Apakah akan jadi perang tiga organisasi? kemungkinan terburuknya mungkin kultus dan Hell hound akan bergabung melawanku, Aku harus cepat bertindak mencari anggota lagi"
Brak brak brak
Suara Ayaa lari di lorong markas. Dia mencoba menyampaikan sesuatu yang penting kepada tuannya. Dia mendobrak pintu dulu tanpa mengetuk. Mulai memasuki ruang kerja Yvonne sambil berkata "Tuan!! Para Hell Hound itu menyerang salah satu suku Lican, apa yang harus kita lakukan"
"Tenanglah Ayaa, ayo kita pergi bantu mereka, kenakan jubahmu dulu agar identitas kita tak terbongkar"
Mereka berlari menuju utara. Ayaa didepan tuannya sebagai penunjuk jalan. Dan sampailah mereka diatas tebing. Dibawahnya terdapat seorang Lican buas yang sedang mencabik cabik para anggota Hell Hound dengan cakarnya. Namun tubuhnya terluka cukup parah. Terdapat luka bakar hingga sayatan pedang. Tapi dia masih mampu menumbangkan semua yang didepannya
"Ayo turun" Kata Yve sambil meloncat kearah bawah tebing. Jubahnya bak sayap hitam saat terkena angin. Yve juga mendarat dengan satu kaki terlebih dahulu menyentuh dataran salju. Dia memasukkan tangannya kedalam saku celana. Yvonne berjalan santai kepada Lican itu diikuti Ayaa dibelakangnya
"Kau tak apa apa?" Ucap Yvonne.
Namun, terjadi hal diluar dugaan. Lican tersebut melompat menuju Yve sambil mencoba mencabik dirinya juga
"Mundurlah Ayaa, dia hilang akal" Kata dia sambil memegang tangan kanan si Lican, dan akhirnya membantingnya kebelakang. Makhluk beringas itu terlalu lincah untuk Yve, Sebelum bantingannya mencapai tanah, Lican itu mencoba memukul Yve dengan tangan kiri. Tetap saja, Yvonne masih terlalu kuat untuknya, Satu tendangan secepat kilat dari Yve mematahkan rusuknya, Bahkan hingga membuatnya terguling guling cukup jauh.
Tak kenal menyerah dan takut. Lican itu lagi lagi mencoba menyerang Yvonne dengan cakarnya. Tangan mereka berdua bertemu dan saling mencengkram satu sama lain. Mencoba adu tenaga dorongan dan. "Diluar dugaan, kau kuat juga" Tak disangka, Yvonne kalah tenaga dan sedikit terdorong mundur olehnya.
Disini Yve jelas kalah dalam aspek kekuatan. Tapi, kecerdasan dan teknik adalah salah satu keunggulan Yve. Dia menjatuhkan seluruh tubuhnya sendiri kebelakang, dan dua kakinya mengarah ke perut lican itu, menjadikannya tumpuan. Hal menarik selanjutnya terjadi. Akhirnya makhluk buas itu terlempar karena tenaganya sendiri yang diperkuat Yvonne. Dia terlempar hingga ke dinding tebing. Saking kuatnya benturan yang dihasilkan, tebing itu menjadi retak cukup parah. Dan Lican itu terjatuh tak sadarkan diri.
"Ayaa, selidiki seluruh daerah ini. Sepertinya kekacauan sudah selesai, jadi telusuri semuanya. Jika kau bingung harus dari mana, ikuti saja jejak darahnya. Dan segeralah pulang jika selesai" Kata Yvonne sambil mendekati Lican buas itu
"Baik" Ucap Ayaa dengan singkat, dia pun pergi secepat kilat mencoba mencari tau hal yang terjadi.
Sayang sekali makhluk buas malang itu. Rambutnya dijambak oleh Yve, dia diseret dengan kuat menuju markas mereka. Namun, pada akhirnya Yvonne juga membaringkannya disalah satu kamar, dan mengobatinya.
Saat sudah diobati dengan obat obatan maupun sihir penyembuh, Lican itu tak kunjung bangun juga. Akhirnya Yvonne duduk saja dikursi sembari menunggu laporan dari Ayaa.
Jika diperhatikan, bulu putih dari ekornya cukup kotor terkena darah. Berbagai sisi tubuhnya juga lebam karena pukulan. Bekas benda tajam juga memenuhi punggungnya, walau begitu otot tubuhnya terawat dengan baik. Otot perut dan lengannya saja sudah memberitahu seberapa rajin dia berusaha.
Datanglah Ayaa berlari dengan tergesa gesa memasuki markas. Dia mencoba mencari Tuannya diruang kerja maupun dikamar pribadinya, tetapi tak ada. Dan dilihat ada kamar yang tertutup, jadi dia berpikir pasti Tuannya ada disana.
Tok tok tok
Suara pintu menghentikan fokus Yve yang mencoba mencerna apa yang terjadi.
"Masuklah" Ucapnya
"Saya telah menelusuri semuanya, sepertinya semua anggota suku dia telah terbunuh. banyak darah dan mayat mereka berceceran dimana mana" Kata Ayaa sembari mencoba menjelaskan seluruhnya dengan tangannya
"Mhmmm jadi begitu ya" Ucap Yve
"Ehh? apa anda sudah mengetahui yang terjadi?"
"Mereka tak akan diserang tanpa alasan, jadi mungkin mereka memiliki benda berharga yang diinginkan para Hell Hound. Atau bisa jadi para suku ini duluan yang menganggu rencana mereka"
"Dari mana anda mengetahuinya?" Muka Ayaa dipenuhi rasa penasaran
"Aku hanya tau, hanya tau"
Namun saat Yve bercakap cakap dengan Ayaa, teman buas kita ini terbangun dari tidur lelapnya. Tanpa aba aba dia langsung melompar dari kasur dan segera menyerang Yve sekali lagi
"Hehh" Teriak Ayaa karena kaget
"Kau ini, apa tak bisa tenang sebentar" Kata Yve sambil mengunci tangan Lican tersebut. Kaki Yve berada di pungungnya, sementara tangan Yve menarik tangan Lican tersebut agar tak bertindang lancang lagi
"Jika kau tak bisa tenang, mau kupatahkan tanganmu?"
"Tch, Baiklah" Ketus Lican tersebut dengan raut wajah kesal, tak pernah ada yang berhasil menjatuhkannya secepat ini kecuali kepala suku.
Mulai tenang akhirnya dia pun kembali ke kasurnya, dan mulai bercerita tentang apa yang terjadi. Yve duduk dikursi fokus mendengarkan, sementara itu Ayaa berdiri dibelakang Tuannya.
"Pada saat itu aku dan pejantan lain selesai berburu. Kami pun kembali ke desa dan terlihat rumah kami dijarah oleh mereka. Dibakar, dirusak, kami dibantai secara sepihak. Karena tim pemburu baru saja pulang, pertarungan pun terjadi. Mereka kuat, tetapi kekuatan suku kami dengan anggota mereka seimbang, namun semuanya berubah semenjak datang orang yang disebut 001. Dia sangat kuat dalam mengendalikan sihir api, kekuatan fisiknya juga terlatih. Dia terlalu kuat, sehingga kepala suku menyuruh kami semua berpencar" Ucapnya sambil mengelus ekornya
"Lanjutkan saja ceritamu, jangan berhenti" Sahut Yve
"Saat itu aku tak paham apa yang dimaksud kepala suku, tapi kami semua akhirnya paham. Itu dilakukan agar setidaknya si 001 membutuhkan waktu lama dalam membantai kami. Jadi agar sebagian kecil bisa selamat"
"Lalu kau sendiri kenapa tiba tiba melompat menyerangku saat itu" Tanya Yvonne
"Mereka semua manusia, manusia itu jahat. Kukira kau bagian dari mereka" Ucap Lican itu sembari menghindari tatapan tajam dari Yvonne
"Jangan kau, tapi panggil dengan anda" Bentak Ayaa
"Sudah sudah, aku tak masalah juga" Sahut Yvonne.
Setelah semua cerita singkat darinya, Yvonne bertanya lagi kepada Lican itu "Jadi, sekarang kau akan melakukan apa?"
"Demi pembalasan dendam suku, akan kubantai mereka semua hingga-"
"Jumlah mereka? kekuatan? informasi soal mereka? Skala organisasi? kau bahkan tak tahu soal itu, kenapa bisa lancang berpikir seperti itu" Sela Yvonne mengakhiri perkataannya. Lican tersebut nampaknya cukup kesal karena omongannya. Wajahnya menjadi geram, tapi dia sadar dia terlalu bodoh tuk melawan mereka semua sekarang.
"Istirahat saja dulu, sembuhkan dirimu" Jawab Yvonne sembari berdiri mencoba meninggalkannya
"Ya" Ucapnya sembari menunduk merasakan ketidakberdayaan
"Omong omong, jika kau masuk ke kamar atau ruang kerjaku, jangan lupa ketuk pintunya" Ucap Yvonne sambil menutup pintu, meninggalkan Ayaa dan Lican itu.
"Beliau memang cukup dingin, tapi dia cukup perhatian padamu kok" Ucap Ayaa menenangkannya
"Maksudmu?" Tanya Lican itu dengan wajah keheranan
"Tuanku juga punya dendam kepada mereka, jadi kusarankan kau juga bergabung dengan kami sementara" Ucap Ayaa sembari melangkah keluar
"Akan kupikirkan"Jawabnya. Pintu telah tertutup. Meninggalkan Teman buas kita dalam keputus asaan karena ditinggal klannya. "Sialan" Ucapnya sambil meneteskan air mata.
Yvonne memasuki ruang kerjanya. Dan duduk dikursinya sambil berkata "Sesuai dugaanku, para Hell Hound itu pasti mencari sesuatu. Rumah mereka semua diobrak abrik seperti mencari barang. Ini cukup menarik"
Masuklah Ayaa kedalam ruangan kerja Tuannya. Tak lupa juga dia mengetuk pintu. "menurut anda bagaimana tuan?" Tanya Ayaa dengan ramah
"Sesuai dugaanku sebelumnya. Hell Hound itu mengetahui suatu barang yang disembunyikan ketua suku Lican. Dan akhirnya berakhir dengan pertempuran. Mungkin, itu belum ditemukan oleh mereka" Jawab Yve
"Baiklah akan saya siapkan, nanti malam kita akan"
"Tidak, bukan kita. Aku saja yang akan pergi" Sela Yvonne
"Ehh? apa saya sudah tak berguna? saya pastikan tak ada kesalahan seperti sebelumnya" Sahut Ayaa takut dirinya akan ditelantarkan
"Tidak, jika kita pergi, siapa yang akan mengawasi lican itu? bagaimana jika dia mata mata dan menghancurkan serta membakar dokumen penting. Jadi tugasmu sekarang adalah mengawasinya"
"Maaf sudah meragukan anda. Saya pastikan kali ini tak akan mengecewakan anda" Jawab Ayaa sambil membungkuk memberikan tanda hormat akan meninggalkan ruangan
"Ohh iya, jangan lupa buatkan aku kopi"
"Baik" Jawab Ayaa dengan singkat namun terasa hangat.
Yvonne lagi lagi duduk nyaman diruangan kerjanya. Lagi lagi dia menulis buku. Kali ini dia telah menulis buku tentang peredaran darah, saraf otot, dan sistem pernafasan.
Waktu telah berlalu, hari sekarang telah cukup larut. Hawa dingin yang menyeruak sebentar lagi akan hilang karena pergantian musim. Saat itu Yvonne sedang diruangan kerjanya bersama Ayaa. Ayaa akan mengantarkan makan malam untuk Lican itu, sementara itu Yve ikut menjenguk sebentar
"Bagaimana keadaanmu" Tanya Yvonne sambil duduk santai di kursi. Kakinya menyilang tanda sedang bersantai.
"Sudah lumayan membaik, sebelumnya terimakasih bantuannya" Jawab Lican itu
"Nih makananmu, daging domba. Tak perlu kusuapi, makan saja sendiri. Toh tanganmu baik baik saja kan" Sela Ayaa sambil menyodorkan sepiring daging, dia bersikap dingin kepadanya.
Makanan di piring diambil oleh Lican itu, dan diletakkan pada meja. Dia mencoba bangun dari kasur, berdiri dan akhirnya mendekati Yvonne.
"Jika kau mencoba menyerang tuanku lagi, aku tak akan segan memengal kepalamu" Ucap Ayaa sembari mengulurkan Pedang ke lehernya. Namun terjadi sesuatu diluar dugaan. Lican tersebut malah bersujud kepada Yvonne. Bahkan lehernya terluka karena gerakan sujudnya sendiri yang tersentuh pedang itu.
"Apa yang coba kau lakukan" Tanya Yve
"Anda benar. Saya tak bisa memikirkan bagaimana kekuatan organisasi mereka. Sendirian sama saja dengan bunuh diri. Dengan ini saya mohon bimbingannya dibawah anda". Mendengar hal tersebut, Yvonne tersenyum sambil berkata " Kau, siapa namamu?"
"Tak ada nama, hanya 10 orang terkuat di suku yang memiliki nama" Jawabnya sambil mengangkat kepala, beralih ke posisi duduk sopan menghadap Yvonne.
"Mulai sekarang namamu Zero. Jika ingin bergabung denganku, kau harus membuang seluruh masa lalu mu"
"Tak masalah, asalkan saya bisa membalas dendam"
Musim dingin telah selesai digantikan musim semi. Hari sekarang sudah larut malam. Purnama menyaksikan Yvonne memulai perburuannya hari ini.
tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat Yvonne reflek menoleh. "Ini saya, Ayaa"
"Masuklah" Ucap Yve dengan singkat
"Karena dia telah bersumpah setia, apa tugas saya sekarang berubah" Tanya Ayaa sembari berjalan mendekati tuannya
"Tidak, jika kau ikut nanti hanya menjadi beban. Maafkan aku tapi aku bisa bertindak lebih bebas jika begini" Ucap Yvonne sambil memakai jubah hitamnya
"Baiklah, akan saya jaga tempat ini" Ucap Ayaa sambil memalingkan muka, menolak tatapan mata dari tuannya
"Sebagai gantinya, kau harus menjadi lebih kuat sampai aku kembali. cobalah gunakan sihir partikelmu tuk menciptakan benda kecil namun berjumlah banyak" Kata Yve, ucapannya terdengar merendahkan
"Saya tak akan mengecewakan anda. Omong omong, anda akan pergi berapa hari?" Raut wajah Ayaa dipenuhi penasaran
"Entahlah. Dan juga misal kau bertemu lawan yang fisiknya lebih kuat. Tak perlu kau terima mentahยฒ serangannya, cukup alirkan dan jadikan tenagamu sendiri" Kata Yve sambil mengelus elus kepala Ayaa. Sepertinya dia cukup menyayanginya sekarang
"Baiklah, semoga keselamatan selalu bersama anda" Kata Ayaa sembari memeluk Tuannya dari belakang
"Aku mungkin hanya akan mencari informasi dan membunuh beberapa anggota Hell Hound saja. Untuk tingkat eksekutif akan kusisakan untuk kalian berlatih"
"Terima kasih atas perhatiannya"
"Aku pergi dulu, jaga dirimu" Kata Yvonne sambil melepaskan diri dari pelukan hangatnya, dan akhirnya meloncat dari jendela.