Saat matahari terbit perlahan dari ufuk timur. Warna biru gelap di langit mulai digantikan oranye. Semuanya telah terbangun dari tidurnya. Dean, Ayaa, Zero mempersiapkan kebutuhan mereka. Yvonne juga menemani mereka, sementara itu Vio masih tertidur pulas di kamar Yvonne.
Setelah semua persiapan selesai, Yvonne mulai membuka portal teleportasinya. Portal teleport ini hanya bisa digunakan jika pernah mengunjungi tempat tujuan. Berarti ia pernah mengunjungi kediaman Marquess itu.
"Rencananya berubah. Bawa Marquess itu hidup hidup. Tak masalah kalian apakan, asalkan mulutnya masih tersisa" Perintah Yve kepada mereka bertiga. "Baik, kami laksanakan" Jawab mereka bertiga bersamaan.
Sebelumnya, Ayaa telah diajari oleh Yve. Ia diajari bagaimana cara membuat portal seperti yang dilakukannya. Membutuhkan konsentrasi yang kuat untuk mempertahankan bentuk, ukuran dan waktunya. Dengan kemampuan Ayaa yang sekarang, ia hanya bisa membuat portal itu bertahan selama 5 detik. Berbeda dengan Yve yang tampak santai saat mempertahankan portal sihir itu.
Membuat portal sihir macam ini sebenarnya memperlukan keahlian khusus. Tak semua orang dapat menggunakannya. Terlebih lagi energi yang dihabiskan juga cukup banyak per detik. Namun pada dasarnya Mana milik Yvonne itu berbeda dengan seorang di tingkatnya. Walaupun Yve berada di tingkat Quatre, dan ada juga seseorang yang berada di tingkat itu, mana milik Yve itu sepuluh kali lipat lebih banyak dari mereka. Tentu hal ini membuat semua orang kebingungan. "Kapasitas jantung manaku sendiri berbeda dengan seorang pada tingkatku. Lalu sebenarnya apa arti dari tingkatan sihir itu. Hal ini terlalu abu abu, tak jelas, dan batasannya juga tak terlihat. Siapa sih penyihir goblok yang membuat tingkatan ini" Batin Yvonne dalam hatinya.
Dan setelah portal teleportasi yang dibuat Tuannya. Sekarang Ayaa, Zero dan Dean mulai mengambil semua hal yang mereka persiapkan. Satu per satu dari mereka mulai memasuki Portal Yang dibuat oleh Yvonne.
Pemandangan yang mengerikan sepanjang jalan terlihat oleh mereka. Banyak orang linglung dan tak waras disini. Mereka bertubuh kering dan kurus. Seolah olah hanya tersisa tulang saja. Diantara mereka semua juga ada yang membentur benturkan kepalanya sendiri di dinding. Ada juga yang bahkan mengoceh tak jelas karena efek halusinasi. Jelas, penggunaan obat di wilayah sini cukup parah. Ayaa dan Dean sedikit jijik melihat pemandangan kumuh dan kotor. Terutama Zero, indranya lebih kuat dari yang lain, jadi dia pasti ingin muntah.
"Jadi, mau berkeliling dulu?" Zero memulai obrolan ringan kepada mereka berdua.
"Yahh boleh sih, sekalian investigasi juga" Sahut Dean.
"Mmmm, yasudah yuk" Jawab Ayaa.
Mereka bertiga tetap nyaman saling berbicara. Walau pandangan semua orang kepada mereka terasa aneh. Hanya mereka saja yang tubuhnya segar bugar. Hal itu membuat semua orang berpikir jika mereka itu pasti pendatang atau orang luar.
"Tapi ada yang aneh dengan rencana Nona Yvonne. Dia memberi perintah kepada kami bertiga untuk membawa Marquess itu dalam keadaan hidup. Padahal dia salah satu pemegang rantai Hell Hound loh, bagaimana jika ada eksekutif yang menghalangi jalan kami nantinya. Kudengar dari cerita Ayaa dan Zero juga, walau mereka berdua bekerja sama masih tetap kesusahan mengalahkan eksekutif. Jadi kemungkinan kami pastinya akan kalah bukan?" Pikir Dean didalam kepalanya. Dia mencoba memahami pola pikir Yvonne.
"Kecuali, ada faktor yang bisa mengalihkan perhatian seluruh pasukan. Mungkin Nona Yve ingin melakukan hal semacam itu. Kira kira apa ya?"
"Ughhh, bau ini. Ini sangat menyengat. Bau ini membuatku pusing, kepalaku terasa seperti berputar putar" Kata Zero memberhentikan obrolannya dengan Ayaa secara tiba tiba.
Hidung Anjing itu 80 kali lebih kuat dari manusia, lalu bagaimana dengan licanthrope? Pasti jauh lebih kuat dari itu.
"Kau kenapa? aku tak mencium apapun tuh." Tegas Ayaa menjawabnya.
"Ahh wajar itu, mungkin karena ras mu. Bagaimana jika kau pusatkan mana ke hidungmu, tapi bukan untuk memperkuat, namun memperlemah indramu. Itu bisa dicoba kan?" Tegas Dean mencoba memberikan penjelasan secara sederhana dan simpel.
Akhirnya, setelah bantuan dan bantuan dari Ayaa dan Dean, ia pun tak lagi mencium bau busuk obat obatan itu. Walau masih ada bau tipis yang terasa di hidungnya, tapi itu tak separah sebelumnya.
Setelah membuka gerbang teleportasi untuk bawahannya, Kini Yve memfokuskan dirinya untuk membuat sebuah penghalang. Ia mengangkat kedua tangannya, mengendalikan mana yang berasal dari tubuhnya. Perlahan sebuah barrier terbentuk dari dasar barrier dan mengelilingi seluruh area mansion, lalu perlahan menutup keatas seperti sebuah kubah. Ini bukanlah barrier biasa, barrier ini membuat mansion dan semua yang didalamnya menjadi tak terlihat. Barrier ini juga mencegah orang asing masuk kedalamnya. Sebuah sihir perlindungan yang terperinci.
Setelah itu Yvonne memandikan Vio. Dia juga memakaikan pakaian kecil yang dia buat sendiri untuk Vio. Ia tahu banyak hal tentang desain baju karena pernah belajar dari ibunya Yumelia.
Lalu Yve mengendong Vio kecil mungil itu dan pergi ke ruang kerjanya. Lagi lagi dia menulis buku. Dia mencurahkan semua pengetahuannya kedalam buku dan menyimpannya didalam perpustakaan. Semua itu bertujuan agar bawahannya bisa membaca, belajar dan mengetahui banyak hal.
Kini matahari tepat berada di atas kepala. Hari cukup terik, siang hari ini terasa cukup panas. Dengan ditemani Vio, kink Yve memasak beberapa sayuran dari kebun belakang mansion. Sayur sayuran itu ia beri bumbu hingga tercium harum yang memikat hidung. Disisi lain ia juga meneduh teh dari melati, wanginya membuat hidung terasa ringan.
Kini mereka berdua makan bersama. Yve menyuapi bayi ini dengan perlahan, Vio saat ini dia anggap seperti anaknya sendiri. Memang dia masih berusia sepuluh tahun. Tapi secara jiwa, Yve lebih tua dari itu.
Dan suatu ketika Vio menampik suapan dari Yvonne. Makanan dari sendok itu pun jatuh ke meja. Vio malah memegang tangan Yve dan mulai memasukkannya ke mulutnya. "Awawaa wwooaaa" Gumaman bayi itu tak dapat dipahami. "Ahh~ ini sakit" Lirih Yvonne saat tangannya sekarang penuh dengan liur dari Vio. Yve pun mulai membuka mulut Vio kecil dan melihat ada pertumbuhan didalamnya. "Mulai tumbuh gigi ya. Padahal kemarin tak ada. Pantas saja gigitanmu terasa sakit" Gumamnya berbicara sendiri.
Setelah itu mereka berdua berjalan jalan dihutan. Yvonne mengendongnya dengan posisi Vio berada di dadanya. Mereka melihat berbagai hewan lucu seperti kelinci dan kupu kupu. Mereka berdua juga bermain air di sungai. Mandi bersama dan berendam, Yve juga menastikan dia tak tenggelam.
"Ahh~ melelahkan juga. jadi ini yang dirasakan kedua ibuku" Lirih Yvonne.
Selesailah kegiatan mereka berdua. Kini Yve dan Vio kembali ke mansion. Anehnya Vio terus memeluk Yvonne. Ia tak mau lepas sekalipun dari keberadaannya. "Apa dia tau ya jika sebentar lagi aku akan meninggalkannya?" Pikir Yve dalam hatinya. Hal ini tentu mengganggu rencana yang telah dia persiapkan.
Langit sudah mulai berwarna oranye cerah. Tanda beberapa jam lagi matahari akan terbenam. Yvonne duduk di balkon kamarnya yang luas. Vio juga duduk dengan tenang di pangkuannya.
Gawat, waktunya sebentar lagi. Padahal mereka kutugaskan menyerang seorang bandar obat. Terlebih lagi salah satu pemegang rantai anjing anjing itu (Hell Hound). Tentu pasti akan banyak kekuatan yang terpusat ke sana. Tapi, aku punya rencana untuk menangani hal itu. Dan untuk menjalankan rencana itu, aku harus bergerak sekarang.
"Iyaa kakak. Aku tau kok jika nyawa mereka bisa terancam. Makanya-" Ucapan Yve terhenti.
Ehh tunggu. Apa ini. Apa aku mulai jadi gila karena bekerja terlalu keras. Padahal disini hanya ada aku dan Violette. Tapi aku malah berbicara entah dengan siapa. Bicara tak jelas, aku seperti bicara dengan angin. Yasudahlah, sebaiknya hal itu kulakukan sekarang sebelum terlambat.
Setelah pikiran Yvonne diselimuti prasaan aneh yang menyeruak itu. Sekarang ia beranjak dari kursinya. Yve mulai memegang kepala Violette dengan tangan kanannya. "Maafkan aku, Aku berjanji akan kembali kurang dari lima jam" Ucap Yvonne kepada Vio kecil. Ternyata dia menggunakan sihirnya agar Vio tertidur lelap. Setelah itu ia langsung berganti pakaian hitam. Yve akan melakukan bagiannya sekarang.
Yve pun pergi dari mansion sambil membawa Vio yang tertidur. ia berusaha sebisa mungkin agar Vio tak terbangun. Perjalanan yang dia lalukan tak terlalu jauh. Kampung halaman Licanthrope suku putih tak terlalu jauh disini.
"Kau kembali ke sini lagi nak. Kali ini ada apa" Ucap tetua suku tersebut saat Yve baru tiba. Tetua tersebut mendapatkan laporan jika Yve menuju ke kampung mereka. Oleh karena itu ia bisa cepat menyambutnya.
"Aku ingin meminta bantuanmu sebentar. Aku ingin kau menjaga bayi ini untukku. Hanya untuk lima jam, tak lebih" Ucap Yvonne kepada Tetua itu. Sontak berkerumunlah beberapa Lican karena Ketua suku mereka menyambut Yvonne.
"Akan kuterima permintaanmu. Tapi sebelumnya, aku tak terlalu ahli merawat bayi. Jadi biar kuperintahkan bawahanku untuk-".
" Aku saja. Biar aku yang merawat bayi anda Nona" Ucap seorang gadis sambil berdesak desak dikerumunan Licanthrope, gadis itu melewati kerumunan dengan kesusahan dan terus maju hingga bertemu Yve. Ucapan gadis itu menghentikan perkataan Ketua suku. Ternyata ia adalah yang kemarin berbincang bincang dengan Yve.
"Aku punya seorang adik, jadi Aku berpengalaman dalam hal ini. Selain itu, hal ini untuk membalas budi pada anda" Jelas gadis itu kepada Yvonne.
"Jadi kau yah. Sering kulihat kau juga cukup sering bermain dengan anak anak disini. Baiklah kupercayakan tugas ini untukmu" Perintah tetua itu.
Yve pun mendekati gadis itu.
"Ini buah buahan yang sudah kulembutkan jadi bubur, beri Violette makan itu saat ia lapar. Dia juga suka keluyuran dan selalu penasaran terhadap banyak hal. Jauhkan dari pisau, pedang dan semua yang membahayakan" Penjelasan Yvonne panjang lebar pada gadis itu. Yve sungguh menyayanginya karena setiap momen yang dia habiskan bersamanya begitu berarti.
"Jadi namanya Violette ya" Sahut gadis lican itu.
"Lalu ini bajuku yang belum dicuci" Ucap Yve sambil memberikan tas yang berisi beberapa bajunya.
"Ehh? ini untuk apa? Apa aku harus mencuci ini untuk anda"
"Tidak. Violette sudah bisa merasakan kehadiranku. Jika dia terbangun, berikan baju itu padanya. Nanti dia akan merasa aku ada di sekitarnya" Balas Yve.
Setelah semua pertemuan singkat itu, kini Yve meninggalkan desa tersebut. Pakaian hitam yang ketat, rambut pirang yang dikuncir seperti ekor kuda, dan dengan masker hitam untuk menutupi sebagian wajahnya. Yve juga tak membawa senjata apapun, ia berjalan penuh dengan rasa percaya diri. Lalu dia membuat portal teleportasi untuk dirinya sendiri. Dan akhirnya masuk kedalamnya.
Matahari menjelang terbenam. Yve telah tiba di daerah Marquess Dean. Sesuai dugaannya, Bawahannya pasti akan melakukan tugas yang diberikan saat malam hari. Kemungkinan setelah matahari tak terlihat lagi.
Peredaran Narkoba di daerah ini ya. Jumlahnya cukup besar. Tapi dari yang kulihat lihat tak ada sumber impor dan korelasi yang cukup besar untuk memasukkan Narkoba sebanyak itu. Dengan kata lain, itu diproduksi di daerahnya sendiri. Apa cara tercepat untuk menemukannya ya.
Berjalan jalan sebentar di daerah ini. Mungkin hal ini saja sudah cukup.
Saat Yve sedang berkeliling. Dia tak sengaja menjatuhkan satu koin emas. Dan seorang pria yang duduk di jalanan menyadari hal itu. Ia lalu memungutnya perlahan agar Yve tak sadar jika uangnya jatuh.
Pria kurus kering, badan rapuh yang tak ada tenaga, kantung mata hitam tapi sepertinya bukan dari kurang tidur, matanya terlihat buram dan tak bisa fokus. Pria itu segera berlari ke suatu tempat, menjauh dari permukiman. Memasuki kawasan ilalang, lalu masuk ke dalam bangunan kayu tua.
"Aku bawa uang, aku bawa uang" celetuk pria itu.
"Berikan aku barang itu. Cepat, aku tak tahan lagi" Lanjut pria itu.
"Ahh sabar donk. Nih yang kau mau" Racau seorang pria berbadan besar padanya. Ia memberikan tiga kotak hitam aneh yang cukup mencurigakan.
Tak kusangka pecandu ini membawa koin emas. Tapi dari mana ia membawa itu. Ada kemungkinan dia merampok atau menemukan uang jatuh. Ahh tapi itu bukan urusanku. Yang penting dia pelanggan yang membayar. Bos pasti senang hari ini banyak yang terjual.
Brakk
Pintu bangunan itu kini jebol hingga terhempas hampir mengenai pria berbadan besar itu. Kini seorang berambut pirang memasuki bangunan itu. Sepertinya ia yang menendang pintu itu hingga jebol.
"Memang ya, orang buta yang haus itu gampang dipancing. Tak disangka hanya dengan hal kecil, aku dibawa ke sini" Guman Yvonne.
"Oi kalian ngapain, cepat serang dia. Ikat dan cari tahu dia siapa" Teriakan pria itu langsung membuat semua orang yang menjaga berkumpul di satu tempat. Para pengedar itu mengelilingi bangunan itu. Ada juga orang yang sedang bersantai didalam bangunan kumuh itu juga ikut mengerubungi.
"Kau akan menyesal nak. Aku salah satu penyihir yang termasuk terkuat di geng ini. God of Water, Muras. Rain of-" Ucapannya terhenti, Yve langsung membuat pisau besi kecil dengan sihirnya, lalu melesatkannya ke mulut penyihir itu.
"God of Thunder, Solo-"
"God of-"
"God of Healing, Ro-"
"God of Iron, Unrad. Iron magic. Sword Slas-"
"God of Wind, Fuu-"
Kebanyakan mantra mereka terhenti karena Yvonne. Sebelum mantra itu selesai, Yve sudah menghancurkan mulut mulut mereka. Semua rapalan itu digagalkan dengan menyerang mulut, memenggal leher, memotong rahang para penyihir itu. Sekarang mereka hanya seperti mangsa dihadapan Yvonne.
Sementara itu para petarung. Mereka semua membawa pisau, golok, pedang dan tombak. Satu tebasan dengan pedang, Kaki Yvonne menahannya pada tangan orang itu. Satu tusukan dengan tombak, Yve menarik tangan orang itu sehingga keseimbangannya terganggu, lalu Yve menusukkan pisau tepat pada jantungnya.
Dikerubungi banyak petarung, Yve menciptakan beberapa pedang dan tombak. Pedang dan tombak itu ia kendalikan sesuai teknik beladiri yang ia pelajari. Empat pena untuk menulis bukanlah apa apa baginya, karena Yve yang sekarang bisa membuat 20 pedang sekaligus dan memberikan teknik yang berbeda pada semua senjata itu.
"Apa kalian tau. Penyihir merapalkan mantra itu membutuhkan waktu. Hal itu menjadi kelemahan fatal bagi mereka. Petarung cukup membuat para penyihir tak bisa merapalkan mantranya. Entah dengan merobek mulutnya, mencabut lidahnya, atau menghancurkan rahangnya. Hal itu tentu efektif".
"Lalu bagaimana dengan petarung? kebanyakan semuanya berfokus pada memperkuat tubuh atau senjata mereka dengan mana. Tentu hal itu membuat kekuatan mereka menjadi brutal. Namun, jika dihadapkan dengan penyihir yang terampil, penyihir yang dapat meluncurkan banyak serangan. Mereka pasti bingung menangkisnya. Karena mereka tak punya teknik"
"Singkatnya, penyihir atau petarung. Mereka sama sama saling mengcounter. Tergantung mana yang lebih cerdas. Benar bukan? oleh karena itu kalian tak berkutik dihadapanku. Karena aku petarung sekaligus penyihir"
Yvonne menjelaskan hal itu dengan panjang lebar sambil menyerang balik mereka semua. Semuanya terjadi begitu cepat, kini mereka tergeletak tak bernyawa.
"Ada apa? tak menyerangku?" Teriak Yve pada pria berbadan besar yang memerintah mereka semua barusan. Yvonne berdiri diatas meja dengan tatapan tegas, sementara pria itu duduk ketakutan melihat keganasannya. Sekujur tubuhnya berteriak jika Gadis rambut pirang itu berbahaya. Sebisa mungkin tak boleh menyerangnya. Bahkan tak boleh bertatapan mata dengannya.
"Dimana lahan penanaman Fentalyn ini?" Bentak Yvonne kepada pria itu. Namun jika pria itu menjawab, ia pasti dipenggal oleh bosnya. Begitu pula jika mengabaikan Yve, itu juga sama berbahaya baginya.
"Apa aku terlihat lembut bagimu hah" Teriak Yve sekali lagi sambil menciptakan pisau dan menusukkannya ke paha pria itu. "Setidaknya akan kuampuni hidupmu jika kau mengatakannya"
Mendengar ucapan Yve itu, Pria itu menjawab dengan ragu ragu. Yvonne akhirnya mengetahui dimana letak perkebunan Fentalyn (ganja) mereka.
Setelah mendengar jawaban dari pria malang itu, Yvonne langsung menebas kepalanya hingga jatuh mengelinding mendekati dinding.
"Aku tak bilang 'janji' Loh. Jadi terima saja nasibmu"
Tinggal perkebunan dan tempat pembuatannya yah yang perlu kuserang. Tadi juga aku sengaja meloloskan satu orang. Pasti orang itu lari terbirit birit dan melapor pada pimpinan mereka. Dengan ini, pasukan mereka akan terpusat padaku. Mereka akan berkumpul di lahan dan pabrik mereka. Dan hanya ada sedikit sisa prajurit yang menjaga Marquess Dean.
Sebelumnya, aku sedikit kecewa pada mereka berdua karena kewalahan melawan satu eksekutif Hell Hound. Tapi misi ini pasti membuat mereka menjadi berkembang. Lebih kuat, lebih cepat dan cekatan. Aku berharap banyak pada kalian loh.
Matahari baru saja terbenam, dan kini Yve berada di perkebunan mereka. Perkebunan itu dikelilingi pagar besi yang menjulang tinggi. Banyak juga orang yang bertugas memanen dan memasok didalamnya. Semua orang di dalamnya bekerja tanpa terkecuali. Tentunya, mereka juga memiliki kekuatan tempur. Sementara itu Ada dua orang berbadan besar yang menjaga pintu masuk tempat itu.
"Siapa kau. Jika mendekat lebih dari ini maka akan kami-" Teriakan salah satu dari mereka terhenti karena tendangan Yvonne. Yve bergerak dengan cepat menuju penjaga itu dan melayangkan tendangan yang menghentikan ucapannya. Alih alih menyerang dengan pungung kaki ataupun telapak kaki, Yve memusatkan seluruh kekuatannya pada Jempol kakinya. Jantung salah satu penjaga itu langsung pecah karena serangan brutal dari Yvonne. Daripada disebut tendangan, itu lebih cocok disebut tusukan.
Tersisa satu penjaga yang berada dihadapan Yvonne. Dengan cepat ia menyerang dagunya, mengoyangkan batang otak penjaga itu. Kedua tangan Yvonne menepuk kedua telinga penjaga itu, Sekarang motoriknya menjadi kacau. Lalu satu pukulan dengan tangan kiri, membuat beberapa tulang rusuk penjaga itu patah. Dan diakhiri dengan tendangan tinggi yang menghancurkan tengkorak. Keduanya kini tewas mengenaskan.
Yve memasuki perkebunan, sebelumnya semua orang mendengar ada keributan di luar. Mereka semua kini mengeroyok Yve, entah dengan serangan fisik maupun sihir. Satu serangan Yve menghancurkan kepala. Satu serangan Yve melubangi perut. Satu serangan lagi menembus paru paru. Mereka semua dibasmi dengan satu serangan seperti serangga.
Namun, masih banyak dari mereka yang tersisa. Yve mengangkat kaki kanannya cukup tinggi. Kini kakinya lebih tinggi dari kepalanya. Kakinya sekarang terlihat lurus seperti penggaris.
"Apa seperti ini cara petarung mengalirkan mana" ledek Yvonne. Kini kakinya melakukan gerakan seperti memotong. Axe kick sebutannya. Seluruh area lurus kedepan sekarang menjadi rata dengan tanah. Seperti dipenggal oleh kapak.
Muncul seorang berambut hitam pekat. Rambut lurus dikuncir kebelakang seperti kuda. Baju biru polos dengan senjata Schimitar, semacam tombak dengan ujung pedang. Anehnya, kedatangannya membuat orang yang tersisa dipenuhi harapan.
Lalu datang lagi orang botak berotot. Ototnya terlihat besar hingga seperti mau meledak. Celana panjang yang lebih longgar dari ukuran tubuhnya. "Minggir Don, atau kupecahkan kepalamu. Bocah ini milikku" Teriak pria botak itu.
"Huhh? aku yang datang pertama. Dasar Andre bangsat. Mending kau beli penumbuh rambut tuk kepalamu" Bentak Don sambil menunjukkan lidah dan jari tengahnya.
"Wah, aku diabaikan ya. Mending kalian berdua maju saja langsung" Bisik Yvonne. Sekarang dengan kecepatannya, Yve langsung berada di belakang Don. Kini Yvonne langsung menciptakan pedang dan mencoba menusuknya. Namun, itu dihindari oleh Don dengan cekatan.
"Yaampun, buru buru sekali" Teriak Don. Saat berteriak, matanya melotot dan mulutnya terlihat lebar sekali. Dia menjadi bersemangat karena Yvonne. Adrenalinnya terpacu.
"Tak bisa kau hindari sepenuhnya tuh" Ucapan Yvonne terbukti benar. Kini di punggungnya terdapat sedikit bekas goresan. Ternyata dia tak mengindari serangan Yvonne sepenuhnya. Hal itu membuat darah mengalir dari sana.
Kini mereka bertiga saling bertarung. Kekuatan pertahanan dari Andre cukup sulit ditembus Yvonne. Kulitnya cukup keras, entah terbuat dari apa, terasa seperti baja. Sementara itu kecepatan serangan Don juga tak main main. Tak ada gerakan yang sia sia.
"Oi, apa kita takkan membantu"
"Dasar bodoh, memangnya kau bisa masuk diantara mereka? kau akan segera mati jika ikut bergabung. Lagi pula tuan Don pernah mengikuti turnamen di ibu kota, setelah itu bos kita langsung merekrutnya karena tertarik dengan bakatnya"
"Serius sekuat itu? lalu bagaimana dengan tuan Andre"
"Kalau tuan Andre, setauku dia direkrut di sebuah tempat terpencil. Katanya dia suka bertarung dengan hewan buas seperti beruang ataupun singa. Pertahanan dan ototnya juga tak ada duanya" Begitulah percakapan antara penjaga yang tersisa. Mereka kini tenang, seolah keadaan sudah berpindah ke mereka. Keadaan terlihat seimbang saat Yve bertarung melawan kedua orang itu.
Huft, susah juga. Orang bernama Don ini, gerakan tombaknya meliuk liuk seperti seorang ahli. Dia menjaga jarak dariku, memanfaatkan panjang tombaknya untuk menyerang. Dan saat aku berusaha mendekatinya, Si botak ini menyerang dari belakang. Pertahanan andre ini cukup keras. Tapi, apa leher dan kepala juga bisa ikut keras? Baiklah akan kucoba.
Santai saja Yvonne, mereka masih dibawahmu kok. Tetap tenang, jangan terbawa emosi. Lihatkan, ada celah. Satu pukulan keras dari Andre. Kutangkap tangannya, lalu kucengkram tulang selangkanya dengan tangan kanan. Dan lalu diakhiri dengan bantingan. Tuh kan Yvonne, kepalanya mau pecah tuh. Ehh? dia berdiri lagi, diluar dugaan ya.
"Ahahaa, kepalamu kuat juga ya. Baiklah, akan sedikit kutingkatkan levelnya"
"Ayaa, aku pinjam sihir partikelmu"
Dengan tebasan partikel milik Yvonne. Kini semua orang yang berada disana terpenggal secara tiba tiba. Andre dan Don dapat menghindari itu dengan nyaris terkena kepala mereka. Tapi, tangan kanan mereka berdua kini terpotong. lengan mereka berdua jatuh kebawah, masih hangat dengan darah.
Uhh, apa ini. Tekanan macam apa ini. Seluruh tubuhku seperti ditekan paksa oleh keberadaannya. Apa apaan bocah ini, dia gunung yang takkan pernah bisa ku daki. Dia seperti lembah yang takkan pernah bisa kulewati. Apa apaan perbedaan kemampuan ini.
Ehh, kakiku bergetar tanpa kusadar. Seluruh tubuhku secara naluri berteriak dia berbahaya. Aku Andre berdiri dengan ketakutan? Pertahananku ini kuat, bagaimana bisa ditembus dengan begitu mudahnya.
Tak bisa dibiarkan. Berbahaya, bocah ini berbahaya. Dia monster. Dia monster yang takkan pernah bisa kuhadapi, akulah yang akan ditelan olehnya jika masih berada di sini.
Dan disaat itu juga, Andre membayangkan Yvonne yang membunuhnya dengan brutal. Membayangkan dirinya yang seorang predator, sedang diburu oleh predator yang lebih kuat.
Ughh. Tak apa kehilangan tangan. Ini hanya tangan, hanya tangan. Tuh liatkan, bocah ini memukuli Don hingga mengeluarkan darah sebanyak itu. Sementara itu aku hanya duduk pasrah disini. Karena dia fokus pada Don, lebih baik aku kabur.
Aku harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur. Harus kabur.
"Yaampun, badanmu saja yang besar. Tapi kau penakut ya. Kau pikir aku akan membiarkanmu lari begitu saja huh" Teriak Yvonne sambil lari mengejarnya.
Ughh. Aku sekarat. Aku kehabisan terlalu banyak darah. Bisa bisanya dia menghajarku secara sepihak. Bagaimana bisa dari tubuh yang begitu kecil, tapi ada tenaga yang besar didalamnya.
Dimana tombakku? dimana. ahh, jauh disana. Tombakku terpental cukup jauh. Dan sekarang telah patah menjadi dua bagian.
Bagaimana bisa teknik gadis pirang itu begitu hebat. Rasanya seperti melawan master beladiri dengan banyak aliran. Kecepatannya tak bisa kuikuti dengan mata. Setiap serangannya juga kuat. Bisa bisanya dia menjadi lebih kuat saat menyebut seseorang bernama Ayaa tadi. Atau mungkin tadi itu bukan kekuatan penuhnya
Tetaplah rasional Don. Berpikir dengan otakmu jika ingin selamat. Jika dia tipe yang bergantung dengan kecepatan, jelas pertahanannya lemah bukan. Baiklah tunggu dia lengah, lalu bunuh saat itu juga. Kau pasti bisa Don, pasti bisa.
Aku masih punya pisau kecil yang tersisa pada kantung pahaku. Mari kita ikuti mereka berdua yang main lari larian. Ikuti perlahan saja, jangan memaksakan diri.
Tak bisa dipercaya, Andre mencabut pohon dengan satu tangan, lalu melemparnya ke anak itu. Sebenarnya sekuat apa fisiknya itu. Tapi yang lebih mengejutkan lagi adalah bocah itu. Hanya dengan 2 gerakan. 2 Gerakan dari bocah pirang itu menyelesaikan semuanya. Satu gerakan membelah pohon, lalu satu gerakan memotong otot tendon di kaki Andre.
Terimalah nasibmu Andre, kau hanya bergantung pada ototmu saja. Bocah itu terlalu tangguh dan cerdas untuk kita berdua.
Sip, bocah pirang itu berdiri diatas tubuh Andre. Dia pasti bersiap membunuhnya. Sekarang waktunya keluar dari balik pohon, dan diam diam mendekatinya. Aku tak tahu siapa anak itu, tapi tak ada keraguan membunuh di matanya. Tuhkan, kini dia menciptakan pedang dengan sihirnya, lalu menusukkannya ke jantung Andre.
Sekarang, sekarang waktunya. Akan kutusuk bocah pirang bangsat itu dari belakang.
"Ahahahaa, akhirnya kau mati. Pisauku telah menembus tubuh hingga mengenai jantungmu." Ucap Don sambil menghela nafas menunjukkan tanda kemenangan.
"Kau hebat nak, kuakui itu. Tapi kebanyakan orang saat hampir menang, selalu menjadi lengah" Wajahnya kini nyengir karena merasa dirinya telah menang.
"Apa mimpimu itu? menjadi kenyataan?"
Bisikan Yvonne yang berada di belakangnya sontak membuat kulitnya merinding. Yvonne membisikkan itu sambil menepuk nepuk punggung Don. Kehadirannya yang tiba tiba dari belakang membuat Don cukup terkejut. Panik, cemas tak karuan. Sudah dipastikan kini dia kalah. Sekarang Yve juga menusuk Don sesuai pemikirannya sendiri.
Uwah, didetik detik terakhir itu nyaris saja. Untung kecepatanku lumayan. Tapi mereka berdua lumayan hebat deh, mereka bisa membuatku berkeringat. Aku belum cukup serius sih, sejauh ini juga aku belum bertemu lawan yang setara. Baiklah ayo kembali ke perkebunan itu dan mencari tahu.
Kini Yvonne kembali ke perkebunan itu. Disana ia mencari sesuatu yang bisa menuntunnya ke tempat pembuatan obat obatan itu. Tapi perkebunan ini terlalu luas, hanya hamparan tanaman yang dilihatnya. Dan tak lama kemudian akhirnya Yvonne menemukan sebuah bangunan.
Didalam sana banyak sekali catatan laporan. Yvonne mengobrak abrik dan membaca itu semua satu persatu. Laporan pencatatan pertumbuhan tanaman, cuaca, ketinggian, kualitas. Laporan mengenai pengiriman tanaman, ini dia yang dia cari. Tempatnya juga tertera di sana. Sedikit ke arah utara, tak jauh dari sini.
Tak butuh waktu lama. Kini dia sudah sampai di pabriknya. Yvonne takkan kembali hingga mencabut masalah ini hingga sampai ke akar akarnya.
Dia langsung melompat masuk lewat jendela. Kaca yang pecah karena dirinya pun berhamburan ke lantai. Semua orang yang berada disana masih membeku mencoba mencerna apa yang terjadi. Tak ingin menyia nyiakan momen itu, Yvonne langsung menebas kepala beberapa orang yang berada di sekitarnya.
Hanya dua jam waktu yang tersisa. Yvonne ingin segera kembali ke Violette.
Banyak sekali alat alat untuk membuat obat didalam sana seperti tabung reaksi, tabung kimia. Semua orang yang didalam sana juga memakai masker khusus, mereka menggunakannya agar tak terkontaminasi efek obat itu. Membuat obat memerlukan waktu yang lama, jadi hal itu dibutuhkan sebagai pencegahan bukan.
Sekarang Yvonne menjadi idol yang dikejar para pengemarnya. Bukan dengan rasa suka dan pujian, tapi dengan senjata dan niat membunuh yang kuat. Sekarang semuanya bersiap menyerang Yvonne secara beringas. Banyak penyihir pemula disana, tapi kecepatan serangan sihir mereka belum mampu menyamai kecepatan gerak Yvonne. Ada juga yang membawa linggis, pedang, golok, bahkan ada yang melempar sebuah racun dalam botol kaca. Hanya racun itu yang mengganggu pergerakan Yvonne. Levelnya yang sekarang belum memiliki kekebalan racun sama sekali.
Lalu ada seseorang datang berpakaian jas lab putih. ia membawa sebuah cairan hijau, dan melemparkannya kepada Yvonne. Yve mengira itu racun biasa, jadi dia menarik satu orang, menggunakannya sebagai tameng tuk menghalangi racun itu.
Hal diluar perkiraan Yvonne terjadi. Tak disangkai racun itu langsung membuat tubuh orang yang ditariknya menjadi melepuh. Kulitnya menjadi berlubang hingga terlihat tulangnya. Tubuhnya seperti besi yang terkorosi. Sungguh zat asam yang kuat.
Santai Yvonne, tetaplah santai. Kau itu kuat, tapi jika lawannya sebanyak ini akan jadi masalah. Fokuskan mana di tangan kananmu. Kali ini bentuklah senjata yang bisa menghempaskan lawan didepanmu.
Perlahan, bentuk gagangnya terlebih dahulu. Lalu mulai bentuk bilahnya. Bentuknya harus lebar, panjang namun tetap ringan agar tak mengganggu keseimbanganku. Usahakan pedang panjang ini yang bisa memberi jeda untuk bernapas. Sudah terbentuk, pegang dengan kedua tangan. Pastikan posisi bahu, pinggul, kaki, seluruh tubuh pada posisinya. Lalu alirkan tenaga sesuai urutan dari bagian bawah ke lengan.
Dan saat itu juga semua orang yang berada didepan Yvonne tertebas. Mereka terpotong pada perutnya dan menjadi dua bagian.
Langkah barusan hanya pemberi waktu untukku. Kini buka kedua telapak tanganmu. Alirkan manamu ke udara. Fokuskan membentuk ratusan bor besi yang tajam. Kecil, lancip, tajam, dan kuat. Berikan kecepatan dan putaran searah jarum jam pada sihir itu agar bisa menembus tembok. Sekarang, lepaskan!!
Seketika semua hal yang didepan Yvonne menjadi luluh lantak. Berbagai tembok berlubang karena serangan sihir area yang dahsyat itu. Kepala, perut, dada, kaki, tangan, semua bagian tubuh musuhnya kini terlihat berlubang. Mereka semua jatuh dan berbaring tak bernyawa. Keluar banyak darah dari tubuh yang berlubang lubang itu.
Darah membasahi seluruh lantai tempat itu, bahkan hingga mengalir ke lantai satu seperti aliran air. Melihat pemandangan keji macam itu, orang awam manapun pasti muntah.
Dan setelah serangan dahsyat itu, Yvonne merasakan berat pada tubuhnya. Pusing, mual, kepalanya terasa seperti dibakar api. Saat itu juga Yvonne hampir terjatuh, namun ia menopangkan dirinya pada sebuah meja. Ia berusaha tak terjatuh pada lantai yang berlumuran darah. Sekarang dia memuntah darah yang cukup banyak. Beberapa organ dalamnya mungkin hancur karena menggunakan sihir diluar kapasitasnya yang sekarang.
"Ugh, aku berlebihan kali ini. Mana yang kuhabiskan terlalu banyak. Mungkin sekarang hanya tersisa seperempat. Otakku juga panas seperti terbakar. Sudah dua jam berlalu ya. Waktunya kembali ke Violette"
"Dengan ini semua bawahan milik Marquess Dean pasti berfokus padaku. Dan aku telah menghabisi mereka semua. Tadi saat matahari terbenam pasti Ayaa dan semuanya sudah melakukan penyerangan"
"Semoga mereka bisa berkembang"
Tak lama kemudian, pusing yang membayangi kepalanya perlahan memudar. Masih samar samar, belum sepenuhnya hilang. Yvonne berdiri dengan kedua kakinya, proporsi tubuhnya terlihat tegas. Ia melepas masker hitam yang menutupi wajahnya dan meregangkan seluruh badannya.
Setelah itu Yvonne berkeliling pabrik itu. Banyak yang tewas karena sihirnya. Yvonne mulai memasuki ruangan demi ruangan. Ia melakukan sebuah hal yang takkan mampu dipahami orang awam. Ia mengotak atik dan mencampur banyak hal menjadi satu. Lalu dia kumpulkan ke tengah tengah pabrik itu.
Setelah itu Yvonne keluar dari pabrik pembuatan itu. Berjalan santai dengan kedua tangan masuk pada saku celananya. Tatapan dingin dari sorot matanya dan dengan sifat tak acuh.
"Mhmm, aku sudah keluar dari radius"
"Sebentar lagi"
3
2
1
Seluruh area pabrik meledak. Banyak api dan seluruh ruangan disana hancur. Tembok tembok yang tadinya berdiri kokoh kini menjadi retak dan akhirnya runtuh. Lantai dua ambruk dan bergabuny dengan lantai satu. Memang, Yvonne yang membuat ledakan itu. Sebelumnya ia meracik bom dari bahan bahan kimia yang ada di dalamnya.
Hari ini aku lelah sekali. Apa Violette menangis ya? semoga dia masih tidur. Sudah lima jam berlalu, matahari sudah terbenam sedari tadi. Waktunya kembali.