Menjadi Budak [3]

Ayaa sudah meninggalkan tuannya pergi. Yvonne memang berniat bertarung sendirian. Baginya lebih baik jika Ayaa membantu di sisi lain pertempuran. Yvonne dan kedua eksekutif Hell Hound itu masih saling tatap. Mereka saling mengamati satu saa lain. Tak lama kemudian, adik dari eksekutif itu yang disebut sebagai 013, dia mengubah posisinya dari duduk menjadi berdiri tegak. Dia berdiri tepat di samping kakaknya yaitu 012. "Kakak, formasi tikus tanah" Bisik sang adik kepada kakaknya.

Si kakak mulai mengeluarkan pedangnya. Dia bersiap siap menusukkan pedangnya. Serangan tusukan dia lakukan dari posisinya berdiri, walau tempat mereka berdua cukup jauh dari Yvonne. Tapi entah kenapa, tangan si kakak itu ada di belakang punggung Yvonne, tangannya juga membawa pedang untuk menusuk Yve. Tapi Yvonne dengan cepat menghindari serangan tak terduga itu.

Lagi lagi si kakak melakukan tusukan dari posisinya berdiri. Dia jelas cukup jauh, tapi bagaimana bisa dia menjangkau Yvonne. Dan lagi lagi Yve hanya menghindar. Sekarang 012, yaitu kakaknya melakukan banyak tusukan dengan pedangnya. Tapi Yvonne hanya menghindar dengan cermat. Kecepatan merupakan salah satu kelebihan Yvonne.

Ahh jadi begitu. Aku paham sekarang. Pantas saja saat itu dia tiba tiba berada di depan Ayaa. Lalu adiknya juga bisa dengan cepat berada di belakang Ayaa juga. Si adik menggunakan portal teleportasi, dan sepertinya dia seorang UN yang hanya bisa menggunakan sihir portal teleportasi. Tapi bagaimana dengan kakaknya? Teknik dan gerakan pedangnya lumayan juga. Pada dasarnya mereka masing masing itu lemah. Tapi mereka menjadi sangat kuat jika bersama. Mereka ibarat satu ditambah satu menjadi sepuluh.

"Huhh, tapi yang membuatku bingung hanyalah bagaimana dia bisa melakukan sihir tanpa rapalan. Ini sedikit berbahaya" Pikir Yvonne di benaknya. "Lumayan" Puji Yve pada mereka berdua. "Berisik" Teriak si adik. Sekarang dengan langkah kakinya yang cepat, Yvonne melaju menuju mereka berdua. Dia melayangkan satu pukulan pada 012, kakaknya itu. Pukulan itu tak bisa dia hindari. Tapi dengan cepat, 013 si adik membuat lubang teleportasi tepat di kepalan tangan Yvonne. Hal itu membuat pukulannya menjadi tak menyentuh mereka. "Mereka merepotkan, bagaimana kalau ini" Pikir Yve, dia mulai melancarkan tendangan dengan kaki kanannya ke arah 013, si adik. Tapi kakaknya menarik kerah baju adiknya sendiri, itu dilakukan untuk menghindari tendangan Yve.

Mereka bertiga sekarang saling berhadapan. Yvonne menciptakan lima pisau besi di depannya. Setelah itu dia mengarahkan itu ke dua musuh yang berada di depannya. Dengan cepat 013, si adik juga menciptakan lima lubang teleportasi sekaligus. Dan ujung tujuan dari masing masing lubang teleportasi itu mengarah ke Yvonne. Hal itu membuat pisau sihirnya menjadi mengarah ke dirinya sendiri. Tapi Yvonne meloncat ke samping untuk menghindari pisaunya sendiri. Tepat setelah Yvonne mendarat dari lompatannya, diatasnya sudah ada 012, si kakak yang akan menghantamkan pedangnya untuk membelah Yvonne menjadi dua secara vertikal.

Pedangnya menghantam tanah cukup keras hingga membuat tanah yang terdampak menjadi retak karena kekuatannya. Tapi Yvonne sama sekali tak tergores karena serangan fatal itu. Pedang yang menancap ke tanah dan Yvonne menginjak kedua tangan dari 012 yang memegang gagang pedang itu. Saat itu si kakak tak bisa bergerak karena tenaga yang diberikan Yvonne. Kesempatan yang dibuatnya sendiri itu tak dia sia siakan. Segera saat itu juga, Yvonne dengan tangan kirinya, dia memukul kepala 012 dengan begitu keras. Pukulan kuat yang dikerahkan Yvonne itu membuat eksekutif Hell Hound itu menjadi hilang keseimbangan.

Terbentuklah lingkaran teleportasi yang cukup besar untuk dilewati di antara Yvonne dan 012. Setelah itu ada 013 yang keluar dari lingkaran teleportasi itu. Dia menggenggam pisau yang sebelumnya disarungkan pada pahanya. Pisau itu dia gunakan untuk menyayat wajah Yvonne, tapi Yve segera menggunakan kedua tangannya untuk melindungi wajahnya. Saat itu tangannya tergores pisau, tapi itu lebih baik dari pada mengenai wajahnya. Pandangannya terhalang oleh tangannya sendiri, dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh 012 untuk menendang perut Yvonne. Kini yve terpental cukup jauh, tapi tak ada luka fatal yang mengenainya.

"Hmm, di perutku ada pedang yang dibuat ayahku. Dimanapun kalian berada, kalian masih melindungiku" Gumam Yvonne. "Entah kenapa aku jadi merindukan mereka" Pikir Yve di benaknya. Setelah itu Yvonne dengan cepat melompat ke arah mereka. Kedua eksekutif itu hanya mendapat sedikit waktu untuk bisa merespon Yvonne yang mendekati mereka. 012, si kakak menebaskan pedangnya secara vertikal di dekat kepala Yve. Yvonne hanya menghindarinya dengan mudah seolah itu bukanlah apa apa didepannya.

Setelah itu dia menahan pedang itu di gagangnya dengan satu tangan kirinya. Kedua tangan milik 012 si kakak tak bisa digerakkan karena Teknik milik Yvonne. Yvonne memanfaatkan kesempatan yang dibuatnya itu untuk memukul dada dan perutnya dengan begitu keras. Tapi tiap pukulannya masuk ke lubang teleportasi yang dibuat oleh 013, si adik. Demi melancarkan serangan sekali lagi, Yvonne memutar tubuhnya sendiri di udara dan melayangkan satu tendangan pada adik dari eksekutif itu. Tapi kakaknya menahan tendangan milik Yvonne, dia memegang erat kakinya dengan satu tangan. Dan dengan tenaga penuh, dia melempar Yve agar menjauh darinya dan adiknya.

"Serangan fisik tak efektif untuk mereka. Serangan sihir juga bisa di alihkan dengan portal teleportasinya" Pikirnya.

Pada umumnya sihir itu di buat di dekat perapal atau pemilik sihir itu. Itu karena aliran mana dari jantung mana menyebar ke seluruh tubuh. Dan misalkan mana milik kita semakin jauh dari tubuh kita, semakin pudar juga alirannya. Oleh karena itu kita tak bisa menciptakan sihir dari jauh, tetapi menciptakannya di dekat kita lalu melesatkannya ke arah musuh. Menciptakan sihir dari jauh itu seperti menghitung air hujan yang jatuh ke tanah. Butuh kemampuan dan konsentrasi tingkat tinggi dalam mengendalikan mana.

"Kalau begitu bagaimana dengan ini" Sambung Yvonne. Dia sudah begitu ahli dalam mengendalikan aliran mana. Sejak umur dua minggu dia sudah belajar hal itu. Jadi Yvonne mungkin bisa mencobanya. Dia menciptakan puluhan pedang es di sekitar dua eksekutif Hell Hound itu. Dia menciptakannya dari jarak yang cukup jauh, lalu melesatkannya ke mereka berdua.

Si kakak, 012 dengan segera merespon hal itu dan mengambil kuda kuda. Dia menangkis beberapa pedang es yang mengarah pada mereka berdua. Memang tak semuanya sanggup dia halau, tetapi ada juga pedang es yang mereka hindari dengan kecepatan langkah kaki mereka berdua. Benar benar tak ada celah sama sekali. Melodi pertarungan ini dikuasai oleh dua bersaudara kembar itu.

"Ahahahaaa. Ahahahaaa. Haaaa…" Tawa Yvonne dengan begitu keras. "Kalian berdua masing masing begitu lemah. Tapi saat bersama benar benar menjadi berbeda" Puji Yve pada mereka berdua. Namun ekspresinya terlihat begitu dingin dan angkuh. "Sudah berapa tahun kalian saling melindungi seperti itu? Pasti sulit ya?" Sambungnya. "Kau kenapa? Gila karena akan kalah?" Hina 013 padanya. "Yahh, jangan meremehkan kami berdua. Apapun kondisinya, kami selalu bersama. Jangan merasa ini tak adil" Cemooh 012 pada Yve.

"Ahahaa. Hari ini aku benar benar mendapatkan banyak ikan besar" Katanya dengan senyum yang mengerikan. Dengan cepat senyuman itu berubah menjadi ekspresi yang kosong. Wajah datar, mata sayu seperti mengantuk, mata yang terlihat seperti orang mati yang tak memiliki jiwa, tak ada ekspresi sama sekali. Wajah Yvonne terlihat seperti itu. "Ya, memang harusnya seperti ini. Baiklah. Aku akan mulai serius" Bisiknya. Walau suaranya begitu pelan, tapi perkataannya begitu terpekik di telinga.

Tiap orang sebenarnya punya kekuatan super yang bernama "The Flow". Sebuah kondisi dimana seseorang begitu terfokus mengerjakan suatu hal. Hal itu membuatnya menjadi mengabaikan semua hal yang terjadi di lingkungan sekitar, tetapi akan membuat kita untuk memfokuskan seluruh tubuh dalam satu tindakan saja. Membuat berpikir menjadi lebih cepat, lebih jernih dan jauh lebih efisien. Kondisi ini membuat kita nyaman dan merasa waktu berlalu begitu cepat. Ini adalah salah satu senjata terbesar untuk mencapai kesuksesan.

Ada dua cara memasuki kondisi ini. Pertama, memiliki tujuan yang jelas seperti pemain bola untuk mencetak skor. Kedua, rencana yang jelas untuk mencapai tujuan tersebut. Dan jangan kaget jika kegiatan produktifitas akan menjadi tidak membosankan.

Lalu ada juga sebuah kondisi dimana kita merasa buntu saat menghadapi masalah. Kondisi dimana kita menjadi berpikir dengan jernih dan jauh efisien dari sebelumnya. Hal ini disebut dengan "Zenn". Dimana kita merasa mendapatkan suatu pencerahan ilahi dalam melewati suatu hal. Suatu hal yang disebut tembok yang begitu tinggi, atau sebuah gunung yang tak bisa untuk dilewati. Saat mendapatkan pencerahan maka pikiran akan menjadi begitu tenang dan jernih seperti air.

Dalam keadaan ini, kegiatan yang begitu kompleks seperti membersihkan rumah atau melakukan gerakan beladiri akan terasa mengalir dengan begitu alami. Kegiatan akan dilakukan tubuh dengan begitu alami dan simpel seperti bernafas, berpikir dan menggerakkan tubuh. Dan sekarang, Yvonne berada dalam dua kondisi itu.

Di suatu tempat tak jauh dari pertarungan Yvonne, tepat berada di puing puing kekacauan dari bubuk mesiu yang meledak. Disana ada Ayaa dan Zero yang ikut bertarung bersama dengan kedua suku lycanthrope itu. "Sudah mati semua" Kata Ayaa. Semua penjaga yang menjaga saat itu sudah berhasil dibunuh tanpa sisa. "Zero, sekarang waktunya untuk itu" Suruh Ayaa padanya. "Okee" Jawabnya dengan begitu singkat. Zero langsung naik ke tempat reruntuhan batu tertinggi, dia berdiri dengan tegap disana. "Semua sudah mati, sekarang saatnya kita menyatukan kekuatan untuk mencari jalan masuk di bawah tanah" Teriak Zero mengajak kedua suku lycanthrope disana. Setelah itu Zero turun dan mendekati Ayaa. "Kini hanya perlu menunggu waktu saja" Celetuk Zero.

Mereka berdua hanya terlihat tenang di tengah kekacauan itu. Tapi tiba tiba mereka berdua secara bersamaan menoleh ke arah tempat Yvonne bertarung. "Ughh, apa ini?" Tanya Zero dengan penuh keheranan menanggapi hal mencekam yang dirasakannya. "Apa kau tahu? Aku yang paling lama Bersama dengan tuan kita. Dan dalam waktu itu aku pernah melihat tuan serius hanya dua kali" Ujar Ayaa. "Yang pertama saat membangun mansion, Tuan Isabelle mengangkat kayu dan membangun hal itu dengan cepat. Lalu yang kedua itu saat tuan mengurung diri, itu saat menulis 800 buku" Tuturnya. "Tapi tak pernah kusangka jika beliau bisa serius saat melawan mereka berdua" Imbuhnya dengan wajah penuh kekaguman. "Ahh, kalua begitu dua orang itu kemungkinan akan tewas seketika" Sambung Zero dengan nada yang penuh hinaan.

"Ughh. Aura mencekam macam apa ini. Padahal dia begitu jauh, tapi rasanya bernafas saja terasa berat dan sesak. Tubuhku rasanya merinding" Pikir 013 di dalam benaknya. "Tak apa. Jika aku bersama kakakku, kami pasti bisa. Seperti semua yang sudah kami hadapi bersama" Pikirnya sekali lagi. Setelah itu dia melirik ke arah kakaknya. Sesuatu yang dia duga sedang terjadi. "Ehh? Kaki kakak bergetar? Apa itu karena juga merasakan tekanan ini?" Pikirnya sekali lagi. "Adikku, hati hati. Situasinya mulai berbahaya" Teriak 012. "Aku tahu kak" Jawabnya.

Setelah itu Yvonne mengangkat satu lengannya ke arah langit. Di atas dia menciptakan sekitar empat ratus pedang sekaligus. Semua pedang itu menyala terang karena itu pedang yang dilapisi api. Langit yang sebelumnya gelap menjadi tertutupi cahaya merah dari api pada pedangnya. "Orang gila macam apa dia ini, padahal sebelumnya tak lebih dari tiga puluh" Pikir 013 di hatinya. Yvonne mulai menggerakkan tangannya seperti melempar sesuatu ke tanah, itu gerakan tangan untuk menjatuhkan pedang pedang itu agar menghujam ke tanah. Dengan sekuat tenaganya, 013 juga menciptakan banyak lingkaran teleportasi untuk memindahkan ratusan pedang itu agar tak mengenainya dan kakaknya.

Semua lingkaran teleportasi yang dia ciptakan di langit, itu semua memiliki tujuan masing masing. Yvonne sekarang dikelilingi oleh puluhan lingkaran teleportasi juga. Lingkaran teleportasi yang mengelilingi Yve itu terhubung dengan lingkaran teleportasi yang berada di langit. 013 bahkan sampai mimisan karena terlalu banyak portal dengan ukuran besar yang dia buat. Kini ratusan pedang yang jatuh itu akan mengarah ke Yvonne sendiri. Pedang pedang itu akan menusuk, mencabik, mengoyak tubuhnya sendiri.

"Wind Step" Sebuah Teknik untuk bergerak dengan begitu cepat. Teknik yang menggabungkan perhitungan fisika dan ilmu aero dinamika. Dengan tubuh Yvonne yang begitu ringan dan tiap gerakan yang mengurangi hambatan udara. Hal ini membuat Yvonne dapat melaju dengan begitu kencang. Dan sekarang Yvonne menggunakan Teknik itu. Dalam waktu kurang dari setengah detik, dia sudah berpindah dari lokasinya yang sebelumnya dan sekarang dia berada tepat di depan kedua eksekutif Hell Hound itu. Yvonne menendang dagu dari 013 hingga dari mulutnya menyemburkan darah.

013 terhempas melayang ke udara karena serangan telak dari Yvonne. Kini Yve menggunakan wind step sekali lagi untuk memukul perut dari 013. Tapi semua tindakan Yvonne sekarang hanyalah tipuan belaka. Itu hanya umpan untuk 012, si kakak yang mengangkat pedangnya tepat di belakang Yvonne. Yve sengaja menjebaknya.

"Shadow Step" Sebuah Teknik untuk berpindah tempat tanpa Gerakan apapun. Teknik ini memungkinkan untuk bergerak dan berhenti dengan waktu yang hampir bersamaan. Teknik ini bisa membuat penggunanya untuk berpindah tempat secara cepat, tapi hanya dalam jarak kurang dari 10 mot (20 meter). Dan Yvonne menggunakan shadow step untuk berpindah tepat dibelakang 012. Yvonne memang sengaja mengumpankan dirinya agar 012 mengejarnya, lalu dia berpindah tepat dibelakangnya. Kini Yvonne menarik rambut panjangnya dan memukul punggungnya. Serangan telak mengenainya.

Kedua saudari kembar itu bangkit dan mencoba berdiri. Yvonne menggunakan shadow step untuk berpindah tempat dan melakukan satu serangan setelah itu. Lalu dia berpindah dengan teknik shadow step miliknya dan melakukan satu serangan lagi. Yvonne memindahkan dirinya dengan shadow step, dan dia selalu melakukan serangan tiap melakukan teknik itu. Kedua saudari kembar itu tak bisa mengimbangi kecepatan gerak dari Yvonne. Bahkan mereka tak sanggup untuk membuat portal teleportasi, apalagi untuk menghindar hanya dengan kaki mereka sendiri. Hanya dalam satu momen, Yvonne membalikkan tempo pertarungan itu.

Kini Yvonne sudah berpindah dengan shadow step tepat di belakang 012, dia akan menusuk punggungnya hanya dengan kekuatan jarinya. Dengan sepenuh tenaga, tusukan tangan kosong darinya mampu menembus punggung hingga perut 012. Eksekutif itu merasakan perih dan panas yang menjalar bersamaan karena lukanya itu. "Kau tertangkap" Bentak 012 sambil menoleh ke Yvonne yang berada di belakangnya. Dia segera menghempaskan tangannya kebelakang dengan tenaga yang begitu kuat. Itu demi untuk menjauhkan Yvonne.

Yvonne menahan serangan kuat itu dengan satu tangannya. Dia bahkan tak bisa memberikan luka gores sedikitpun. Tapi Yvonne terhempas kebelakang cukup jauh. Dua saudari kembar itu berdiri saling menopan satu sama lain. Mereka terdorong mundur. Tapi mereka masih mau berusaha hingga akhir. Yvonne dengan wind stepnya melaju dengan cepat menuju mereka berdua. Tapi sesaat sebelumnya, di momen yang begitu dekat, saat Yvonne hampir mencapai saudari kembar itu, 013 menciptakan portal teleportasi yang membuat Yvonne masuk ke dalamnya.

"Itu mengarah kemana?" Tanya 012, kakaknya. "Bawah tanah, dengan ini kita bisa menghabiskan tenaganya sekaligus mengulur waktu" Jawab adiknya. Tapi tanah di depan mereka mulai retak. Retakan retakan itu menyebar dan ada seseorang yang keluar dari dalam tanah. "Mengulur waktu apanya, ini bahkan belum tiga detik" Tegas 012, kakaknya. Yvonne mulai merogohkan tangannya ke dalam bajunya. Dari baju lusuhnya yang begitu kotor karena selesai menyamar, dia mengeluarkan sebuah pedang pemberian Ayaa. Pedang buatan ayahnya, dia akan menggunakannya.

"The Sword of Poem" salah satu Teknik milik Yvonne. Teknik berpedang yang setiap gerakannya meresonasi udara. Tiap tebasannya meresonasi udara dan suara yang menghasilkan sebuah gelombang tajam yang dapat membelah dari jarak yang begitu jauh. Tiap serangannya mampu memotong dan menghancurkan musuhnya dengan energi dari resonasi udara.

Sekarang Yvonne mulai menggunakan tekniknya itu untuk menebas kedepan dari jarak yang begitu jauh. Gelombang energi yang begitu tajam melesat ke arah kedua saudari kembar itu. Mereka menghindar dengan meloncat ke atas. Tapi Yvonne masih mempunyai banyak tebasan lain. Tiap tebasannya membekas pada tanah, pohon, dan pada puing puing bangunan yang roboh. Mereka berdua dengan kepayahan menghindari hujanan tebasan itu. Mereka berdua menghindar hingga akhirnya terpojok. Dibelakang mereka berdua ada sisa dinding batu yang masih bertahan dari bom mesiu sebelumnya. Yvonne memenebas secara horizontal sekali lagi, mereka berdua menunduk menghindarinya. Tapi tebasan Yvonne itu tak digunakan untuk melukai mereka. Tapi digunakan untuk memotong dinding dibelakangnya. Dinding itu roboh menimpa saudari itu.

"Pergilah, setidaknya kamu harus selamat" Suruh 012, kakaknya. Dia menyuruh adiknya sendiri untuk kabur meninggalkannya. "Tidak, kita berdua sudah saling berjanji untuk bersama. Suka dan duka, hidup dan mati, bagaimanapun kita akan selalu bersama" Tegas adiknya itu. Yvonne mulai menyarungkan pedangnya. Dia mulai menciptakan tombak besi sepanjang 1 mot (2 meter). Tombak besi yang melayang di udara, Yvonne mulai mengambilnya. Tombak itu sendiri bahkan lebih tinggi darinya. Kini dia akan menunjukkan teknik yang selanjutnya. Dia memulai kuda kuda dengan bilah tombak itu di arahkan ke saudari itu.

Tapi, mereka berdua sudah keluar dari tembok batu yang menimpanya. Keduanya berdiri dengan kepayahan. Sekarang mereka berdua terjatuh kedepan karena kelelahan dan. Luka yang mereka terima juga cukup serius. Yvonne yang menyadari suatu hal, dia menghentikan kuda kudanya sendiri. Wajahnya kini menjadi biasa seperti sebelumnya. Dingin, santai, dan terlihat begitu sombong. Yvonne mulai berjalan dengan begitu santai mendekati mereka berdua. Dia berjalan dengan menyeret tombaknya yang berada di belakangnya, bilah pisau dari tombak itu meninggalkan bekas garis lurus pada tanah. "Kalian berdua, apa kalian mau menjadi bawahanku?"

Sudah kuduga dia menginginkan sesuatu. Dari tadi saat dia serius, dia memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku dan kakakku. Tapi dia tak melakukannya. Tapi tak pernah kusangka dia akan merekrut kami. Memang tadi kulihat dia sangat kuat dan memiliki perhitungan yang begitu matang. Dia cerdas, aku sendiri tertarik padanya. Tapi bagaimana dengan kakakku?

Saat itu 013 mulai menatap ke kakaknya, dan dia melihat sinyal kedipan yang diberikan kakaknya. Si kakak mempercayai penuh apa keputusan adiknya. "Apa yang akan kami dapat jika bergabung denganmu? Lalu bagaimana jika menolak" Ucap 013, adiknya. "Pengetahuan, kekuatan, aku juga akan mengarahkan kekurangan kalian. Untuk saat ini aku tak bisa membayar kalian dengan uang, tapi itu akan bisa kulakukan tak lama lagi. Aku juga akan melatih kalian jika mau" Jawabnya.

"Lalu jika kalian menolak, tentu akan kubunuh. Itu karena kalian telah melihat wajahku" Jawabnya. "Ck, dasar Ayaa. Dia membawakanku pedang ini tapi tak membawa jubah itu juga" Ketusnya dengan nada yang begitu kesal. "Huft, baiklah. Kami akan menjadi bawahanmu. Tapi ini hanya kontrak kerja, tak ada perasaan pribadi" Jawabnya. "Tentu jika itu mau mu" Jawab Yve. Dia mulai menyembuhkan bawahan barunya itu. Walau tak sepenuhnya luka mereka sembuh. Yvonne juga merasakan suatu energi gelap yang begitu jahat. Itu berasal dari cincin mereka berdua. Tanpa aba aba, Yve menghancurkan cincin yang melekat pada jari mereka dengan pedangnya. "Kenapa" Tanya 012 pada Yve. "Ada energi iblis di dalamnya" Jawabnya.

Lalu kedua saudari kembar itu terlihat kaget melihat tingkah Yvonne. Yve melompat ke samping mereka sembari menebas sesuatu dengan pedangnya. "Jadi kalian berkhianat ya" Bentak seseorang, orang itulah yang membuat Yvonne bertindak untuk melindungi kedua bawahan barunya. Seorang pria berumur sekitar 19 tahunan, mengenakan jubah coklat yang sudah dilapisi sihir pelindung. Berjalan sambil mengarahkan tongkat sihirnya, "Power buff, Defend buff, Speed buff, Distance buff, Damage buff, Resistance buff" Rapal orang itu. Dia meningkatkan dirinya sendiri dengan sihir yang dia gunakan.

"Sial, karena kristal yang memastikan keadaan disini sudah pecah, jadi aku disuruh mengecek apa yang terjadi. Tapi tak kusangka kalian berdua malah berkhianat" Bentaknya ke saudari kembar itu. "Kristal? Apa itu semacam kristal yang di gunakan untuk melihat kondisi di tempat mereka ya. Mungkin itu hancur karena ledakan saat itu" Pikir Yve di benaknya.

Lalu di antara puing puing bangunan yang jatuh, terbentuklah sebuah portal aneh. Portal dengan sisi yang berputar dan mengeluarkan percikan partikel aneh berwarna oranye. Dari dalam portal keluarlah dua orang wanita dewasa. Umurnya jauh jika diukur dari Yvonne. Wanita dewasa yang memakai baju kasual dengan warna oranye, menggunakan sepatu hak tinggi, rambut abu abu lurus yang begitu panjang hingga menyentuh pahanya. Dia berjalan dengan begitu hati hati saat keluar dari portal itu.

Lalu di belakangnya diikuti seorang wanita elf dewasa yang keluar, terlihat seperti berumur 30 tahunan. Berambut hitam pekat yang mencapai punggung, menggenakan baju kasual serba putih. Dia berjalan santai di belakang wanita berambut abu abu yang ada di depannya itu. Jika dilihat dari tindakannya, sepertinya elf itu adalah bawahannya. Tapi kedua wanita itu tak menunjukkan ancaman sama sekali di depan Yvonne. Mereka berdua bahkan tak melihatnya dengan hinaan, tapi dengan mata yang begitu lembut dan ramah.

"Sepertinya mereka tak ada niat melawanku" Pikir Yvonne saat melihat kedua wanita itu. "Berarti ancaman saat ini hanyalah eksekutif yang ada di depanku. Yahh aku masih bisa lanjut, toh tenagaku masih banyak. Aku harus bersikap bagus di depan bawahan baruku" Pikirnya. "Bangsat, kau malah menengok ke arah lain. Kau meremehkanku hahh?" Bentak eksekutif Hell Hound itu pada Yvonne.

"Tak masalah" Teriak eksekutif Hell Hound itu. Dia mulai menunduk dan meletakkan kedua telapak tangannya menyentuh tanah. "Aku 015, dengan kekuatan baruku akan kupastikan untuk membunuhmu. Ketua dari Assailant!!" Bentaknya. Dengan kekuatan miliknya, mulai terbentuk lingkaran sihir besar. Cukup besar hingga hampir seukuran rumah. Lingkaran sihir itu berwarna merah, ada simbol octagon di tengah. Seluruh lingkaran sihir itu mengeluarkan cahaya berwarna merah. Hal ini bahkan bisa membuat Yvonne merasa was was. Dia tampak gelisah dan merasa akan ada hal mengerikan yang terjadi di sini.

"Iblis tingkat menengah, datanglah" Teriak eksekutif Hell Hound itu. Dugaannya itu menjadi kenyataan. Ada iblis yang keluar dari lingkaran itu. Tinggi badan yang lebih tinggi dari pohon. Dia bahkan hampir mencapai tinggi ras raksasa yang ada disana. Wujud yang begitu merah seperti darah. Memiliki empat mata di wajahnya, dua tanduk hitam panjang yang mengkelung seperti domba. Bau darah yang terpancarkan darinya. Iblis itu membuat siapapun yang berada di tempat itu menjadi ketakutan. Walau rangkingnya rendah, dia tetap bisa membuat Yvonne menggigil merinding.

Dari tubuh kekarnya, rasanya dia dipenuhi kekuatan gelap yang mengerikan. Dia bisa membunuh Yvonne dan bawahannya, bahkan dua suku lycanthrope yang berada disana. Kekuatan mutlak yang berada di level yang begitu berbeda. Harusnya sih seperti itu. Tapi pemandangan yang terlihat dan terjadi sangatlah berbeda.

Iblis yang kuat dan menakutkan itu. Iblis yang memancarkan rasa haus darah yang begitu tinggi. Dia dihabisi hanya dengan jentikan jari. Wanita berambut abu abu sebelumnya membunuh iblis itu dengan begitu mudahnya. Tubuhnya meledak dan tercerai berai hanya karena jentikan jari wanita aneh itu. Rasanya seperti hanya membunuh semut kecil. Walaupun ada ribuan iblis sepertinya, mereka tetaplah bukan ancaman bagi wanita itu. Rasanya seperti "Ribuan semut bukanlah lawan untuk seekor naga".

"Tu- Tunggu. Ada apa ini" Teriak eksekutif Hell Hound itu. Dia yang memanggil iblis dengan persembahan kematian penjaga dari tempat ini, eksekutif itu malah terkejut sekaligus merasakan terror. Dia merasakan sesuatu yang juga dirasakan oleh Yvonne. Perasaan takut dan ngeri. "Wanita itu dan elf bawahannya yang ada di belakangnya itu" Pikir Yvonne sambil mengernyitkan dahi. "Mereka sangat kuat. Jika seluruh ras bersatu, itu bahkan tak cukup untuk melawan satu dari mereka" Pikir Yvonne.

"Harusnya anda tak merepotkan diri untuk menghadapi hama seperti itu. Biar saya saja yang membersihkannya" Ucap Elf berambut hitam di belakangnya. Wanita itu sekarang berjalan dengan begitu santai, angkuh dan dingin. Dia berjalan mendekati Yvonne. Saat itu Yvonne merasa seperti melihat dirinya sendiri. Lalu saat dia sudah berada di dekat Yve, eksekutif Hell Hound itu sudah mati. Entah dia mati karena apa, tapi tubuhnya terlihat kering seolah tak memiliki daging maupun darah, hanya tulang.

"Aku sudah lama ingin bertemu denganmu. Yahh tak ingin bilang terlalu banyak, tapi terimakasih" Ucap Wanita berambut Abu abu itu. "Oi sialan, jika kau berani menyentuhnya, akan kuberikan kematian untukmu" Bentak Ayaa. Dia sekarang melompat dan menebaskan sihir partikelnya pada wanita yang berada di depan Yve itu. Tapi anehnya, sihirnya hilang begitu saja. Wajah terkejut Ayaa tergantikan dengan rasa sakit karena dicekik oleh Elf berambut hitam bawahan wanita itu. "Kau benar benar setia ya? Tak apa apa" Puji Elf itu pada Ayaa. Lalu Elf itu membaringkan Ayaa yang pingsan di permukaan tanah. Dia membaringkannya dengan begitu perlahan dan hati hati.

"Duhh dasar, dia bertindak terlalu gegabah. Situasi saat ini sangat aneh, aku tak bisa memahaminya" Pikir Yvonne. "Apa tak ingin bicara" Kata wanita itu kepada elf bawahannya. "Hal seperti ini sudah cukup untukku" Jawab Elf itu. Setelah itu mereka pergi dan kembali masuk ke portal aneh yang mereka buat. Sebelum mereka pergi, mereka menyentuh kepala semua bawahan Yvonne yang disana. Ayaa dan termasuk saudari kembar itu.

Perasaan mual, pusing dan kantuk dirasakan oleh Yvonne. Padahal dia masih memiliki banyak tenaga yang tersisa. Tapi entah kenapa badannya begitu berat dan pusing. Setelah itu dia jatuh ke tanah. Dia pingsan dan semua orang yang berada disana juga ikut tak sadarkan diri.