Rasanya begitu gelap dan hening. Aku pernah merasakan perasaan ini sebelumnya. Yaitu pada saat aku merasakan kematianku. Tapi yang kurasakan sekarang, tak menyakitkan seperti momen itu. Malahan hatiku terasa tenang. Aku merasa rindu karena lama tak bertemu orang yang kusayang. Mungkin itu keluargaku, bagaimanapun juga aku menyayangi mereka. Tangan tangan mereka membelaiku dengan kenyamanan di kegelapan ini.
Perlahan aku mulai bisa merasakan tubuhku. Rasa hangat dan lembut yang menyelimutiku. Di telapak tanganku aku merasakan sensasi halus dan licin, nampaknya ini sebuah kain. Perlahan aku mulai mendengarkan ocehan di sekitarku. Aku mulai membuka mataku secara perlahan. Penglihatanku yang buram mulai menjadi lebih jernih. "Ughh" Lirihku.
"Apa anda sudah sadar tuan?" Tanya Ayaa pada Yvonne. Yve hanya mengabaikannya, dia mulai melihat sekitarnya dengan tubuh yang lemas. Dia sedang berada di kamarnya sendiri, diatas kasur hangat miliknya. Dan ada Ayaa duduk di diatas kursi, dia duduk di samping Kasur Tuannya. Dia menunggu hingga Yvonne siuman.
"Mana Vio mana Violette" Lirihnya. Entah kenapa dia jadi merindukan bayi mungilnya itu. Walau dia hanya pergi dalam tiga hari untuk, menyamar menjadi budak, rasanya entah kenapa dia menjadi merindukannya. "Dia sedang berada di sini tuan" Jawab Ayaa. Dari tadi sebenarnya Ayaa memangku Vio saat menunggu Yve. Tapi dia terlalu pusing untuk menyadari hal itu. Tubuhnya lemas tak karuan.
"Sini, biarkan dia bersamaku" Tegas Yve. "Baik" Jawab Ayaa dengan singkat. Dia mulai mengangkat Vio dan mulai memberikannya pada Yve. "Pukul berapa sekarang?" Tanya Yvonne, dia mencoba memahami situasi. "Sekitar pukul 9 pagi" Jawabnya. "Anda sudah tak sadarkan diri selama satu hari" Sambungnya. Mendengar ucapannya itu, Yvonne sedikit terkejut jika dirinya tak sadarkan diri selama satu hari penuh. "Dimana mereka semua?" Tanya Yve. "Maksud anda itu si kembar dan bawahan baru anda yang lain?" Ungkap Ayaa. "Mereka sedang membersihkan taman, merawat kebun, dan membersihkan seluruh mansion. Saya yang memerintahkan mereka" Sambungnya.
Yvonne mulai beranjak dari kasurnya. Dengan baju tidur berwarna pink keputihan yang terlihat imut dan cocok untuknya. "Kau yang mengganti bajuku ya? Baguslah" Puji Yve. "Iyaa tuan, saya yang melakukan itu" Jawabnya. Yvonne mulai berdiri sambil menggendong Vio. "Kumpulkan semuanya di ruang kerjaku, semuanya tanpa terkecuali" Perintah Yve. "Baik, akan saya lakukan" Respon Ayaa sambil menundukkan kepalanya.
Setelah Ayaa meninggalkan kamarnya, Yvonne segera melepas pakaiannya. Dia mengecek jika mungkin ada luka pada tubuhnya. Setelah itu dia kembali mengenakan pakaiannya yang sehari hari. Dia juga membuka pintunya yang menggarah ke balkon. Dia disana bersama Vio melihat matahari yang bersinar begitu cerah. Setelah itu Yve mengelus kepala bayinya itu, dia menyadari ada yang aneh dengannya. "Kamu mulai tumbuh rambut, tak kusangka akan secepat ini. Rambut abu abu perak yang indah, semuanya masih pendek sih" Pikirnya. "Lucu juga" Pikirnya sekali lagi.
Kini Yvonne sudah berada di ruang kerjanya. Dia tak duduk di meja kerjanya, melainkan bersantai diatas sofa dengan Violette. Tak lama kemudian, semuanya datang menghadap Yvonne. Mereka semua berdiri dengan rapi di depannya. "Bagaimana kondisi kalian?" Tanya Yve. "Saya baik baik saja" Jawab Ayaa. "Tak pernah saya merasa sebaik ini" Imbuh Zero. "Seperti terlahir kembali" Ucap kedua eksekutif Hell Hound itu. Tapi kini mereka sudah menjadi bawahan Yvonne. "Aku hanya ingin segera mendapatkan uang itu" Lirih bawahannya yang lain, dia adalah budak berambut hitam yang sebelumnya. "Aku butuh udara segar" Ketus Dean.
"Kalian berdua, kemarilah" Perintah Yvonne pada saudari kembar itu. Mereka berdua pun mendekatkan diri mereka ke Yve. "Kalian sekarang telah menjadi bawahanku" Katanya. "Tapi untuk masuk ke organisasi milikku, kalian harus melupakan masa lalu kalian agar tak menghambat tugas yang nantinya akan kuberikan" Tegas Yvonne. Saat mengatakan itu, dia juga melirik para budak yang dia bawa dari tempat yang sebelumnya. Yang berarti ucapannya juga ditujukan untuk mereka. "Tak masalah, yang terpenting hanyalah kakakku". "Tak masalah, yang penting aku bersama adikku" Jawab mereka berdua secara bersamaan. "Kami juga bisa melakukan itu, toh itu cuma masa lalu yang kelam" Tegas budak berambut hitam itu.
"Baiklah akan kuberi kalian nama. Kau yang selalu bertindak melindungi adikmu, namamu adalah Riella. Dan kau yang selalu membimbing kakakmu, namamu adalah Nino" Kata Yvonne. "Terimakasih, selama kau masih membimbing kami, maka aku dan adikku akan selalu mengikuti perintahmu" Ucap Riella pada Yve. "Maaf kak, tapi kali ini aku memiliki pemikiran yang berbeda" Sahut Nino. Sekarang dia menatap Yvonne dengan begitu tegas. "Apakah kau yang membuat 400 buku tentang sebuah bahasa yang disebut inggris di perpustakaan itu?" Tanya Nino.
"Iyaa benar aku yang menulis buku itu dalam waktu empat hari. Aku berniat menggunakan bahasa itu jika kita sudah memiliki banyak anggota, bahasa itu nanti akan digunakan saat melakukan misi. Itu semua agar tak ada informasi yang bocor keluar. Jadi kenapa menanyakan tentang hal ini" Tegas Yve. "Aku sudah selesai menghafal semuanya dalam waktu satu hari ini. Kebetulan sekali aku seorang Atreya yang memiliki bakat ingatan" Sahutnya. "Kalau begitu, kupersembahkan kesetiaanku padamu" Sambung Nino. "Jika Nino berpikir seperti itu, berarti itu yang terbaik. Aku juga akan melayanimu selama hidupku" Sambung Riella.
"Sudah kuduga aku memang mendapatkan ikan besar. Lalu apa saja keahlian kalian berdua?" Tanya Yve. "Aku ahli dalam berkomunikasi dan menyamar, sementara adikku mengingat. Dan kami masih bisa melakukan banyak hal lainnya" Tegas Riella. "Baiklah, jadi sekarang giliran kalian bertiga" Perintah Yvonne pada tiga budak yang dia bawa sebelumnya.
Sebelumnya dia seorang budak laki laki yang terlihat lusuh tak terawat, tapi kini tampilannya terlihat lebih beradab. Rambut hitam yang kini menjadi sedikit lebih bersih. Mata kantuknya memang masih sayu, tapi disana terlihat sesuatu yang membara di dalamnya. "Kau, namamu sekarang adalah Frederick" Ucap Yve memberinya identitas yang baru. "Terimakasih, akan kuhasilkan uang yang banyak untukmu" Jawabnya.
Sekarang yang lainnya juga akan dia beri identitas baru. Seorang gadis mungil dengan wajah yang begitu menggemaskan. Dengan rambut merah muda bergelombang sepanjang bahu yang semakin menambah tingkat keimutannya. Tangan dan kaki yang begitu ramping dan lentik seperti Yvonne. Kulit yang seputih susu. "Baiklah, namamu adalah Fiona" Tegas Yve. "Ehh, saya tak mau. Saya ini laki laki" Sambungnya.
Hanya dengan perkataannya jika dirinya itu seorang "laki laki", semua orang di ruangan itu menjadi terkejut. Semuanya kaget kecuali Yvonne dan dua orang temannya yang sebelumnya menjadi budak. Wajar saja, dengan penampilan seperti itu semua orang pasti mengira dirinya itu seorang perempuan. "Oi, tak masalah siapapun dirimu, tapi berani beraninya menolak sesuatu yang diberikan Tuan Yvonne Isabelle" Bentak Ayaa padanya. "Ayaa, sudahlah ini tak masalah. Aku ingin membuat organisasi dimana siapapun bebas memberikan masukan dan pendapat, jadi jangan membentaknya macam itu" Sahut Yve.
"Terlihat dari matamu jika kau membenci dirimu sendiri. Bisa kutebak itu mungkin karena tubuhmu. Tapi tak lama ini kau mulai belajar untuk mencintai dirimu sendiri bukan? Aku tak tahu apa saja yang telah kau lalui, tapi itu keren untuk tetap menjadi dirimu sendiri tanpa kekangan. Oleh karena itu aku ingin membantumu dengan memberi nama macam itu". Setelah mendengar penjelasan dari tuan barunya, kini Fiona menunduk dan merenungkan semua yang dia lalui. Air matanya bahkan menetes membasahi lantai, tapi Frederick mencoba menenangkannya dengan menepuk nepuk punggungnya. Baru kali ini ada orang yang menerima dirinya yang macam itu, bahkan mengakuinya walau dia masih belum membuktikan diri. "Baiklah, telimakasih Tuan Isabelle. Akan saya telima nama itu" Jawabnya sambil tersenyum. Sungguh senyum ceria yang menawan dan bersinar seperti matahari.
"Ada juga sedikit kecacatan pada lidahnya, dia tak bisa melafalkan huruf macam itu. Yahh tak masalah, itu juga tak akan menghambat tugas yang akan kuberi" Pikir Yve. Sekarang giliran budak yang terakhir untuk diberi nama. Laki laki yang murah senyum kepada semua orang. Rambut biru yang terlihat seperti langit di pagi hari, dan wajah yang terlihat begitu polos. Dari telapak tangannya yang banyak bercak kasar itu menunjukkan jika dia seorang yang rajin dan pekerja keras. "Mulai sekarang namamu adalah Matteo, bekerja keraslah untukku" Ucap Yve.
"Sudah kuduga, aliran angin memang membawaku ke orang sepertimu. Takdir sudah membimbingku untuk menjadi bawahan anda. Saya bersyukur untuk hal ini" Tegasnya. "Ahh baiklah, kalian semua yang baru bergabung silahkan perkenalkan diri agar saling menggenal" Perintah Yve.
"Aku Riella, sisanya biar dikatakan adikku, dia sudah mengingat semuanya" Kata Riella menyuruh adiknya saja yang melanjutkan. "Nino, seperti yang kalian tahu aku dan kakakku itu kembar. 11 tahun. Mantan eksekutif Hell Hound. Itu saja, aku tak mau ribet. Kuharap kita semua bisa bekerja sama dengan baik" Ucapnya.
"Fiona, laki laki. 13 tahun. Aku suka melacik obat dari tanaman, suka melukis tapi tak tellalu pandai" tegasnya. "Frederick, 14 tahun. Laki. Mantan penjual kue di sebuah toko. Sudah itu saja" Imbuhnya. "Matteo, aku suka bermeditasi di alam. Aku juga suka membuat puisi dan syair. Soal pekerjaan fisik bisa diserahkan padaku" Sambungnya.
"Aku tak paham, dipikir bagaimanapun ini tetap tak logis. Bagaimana bisa mengajak seseorang dari organisasi yang membakar desamu sendiri?" Protes dean. "Mereka menjual budak, obat, pembunuhan dan hal kotor lainnya. Mereka bahkan menyerang desaku, bahkan menculik ayahku" Lirihnya. "Iya, aku tahu. Itulah gunanya melupakan masa lalu. Saat bergabung kau sudah setuju untuk melupakannya bukan? Mereka berdua juga sudah mengabaikan masa lalunya" Tegas Yvonne menanggapi protesnya.
"Tidak hanya aku, mereka juga membantai suku dari Zero. Oi Zero, katakan sesuatu" Ajak Dean untuk mengutarakan pendapat temannya itu. "Jujur saja tuan, saya merasa sedikit berat hati saat anda mengajak mereka. Tapi saya sudah mengabdikan diri, memang berat, tapi masa lalu tak bisa dirubah. Yang penting kita menjalani kehidupan saat ini dengan sepenuh hati" Imbuh Zero. Melihat Zero yang tak ikut memihaknya, Dean menjadi kecewa. "Ayaa, bagaimana denganmu?" Tanya Dean padanya.
"Tentu aku akan mengikuti perkataan tuan-". "Bodohnya aku bertanya padamu, kau disuruh makan tahi olehnya juga mau" Bentak Dean. "Yvonne, aku bergabung denganmu itu untuk menyelamatkan ayahku yang diculik para bangsat itu" Bentaknya Pada Yve. Saat itu juga Ayaa ingin memukul kepalanya yang bertindak serampangan tak sopan pada tuannya, tapi Yve melarangnya melakukan itu dengan isyarat tangan. "Mengundang mereka kemari memiliki keuntungan besar" Kata Yve. "Jika kalian ingin main main dengan kesetiaan, lakukanlah sendiri. Aku tak tertarik" Teriaknya. Setelah itu dia pergi dari ruangan kerja Yvonne dengan perasaan kesal. Suara bantingan pintu darinya juga terdengar begitu keras.
"Memang begitu. Setiap orang terkadang membenci suatu hal secara mutlak tanpa mencoba melihat dari sisi lain. Padahal tidak semua yang kita lihat itu kebenarannya. Makhluk manapun pasti begitu" Bisik Matteo. Semua orang disana mendengarkan perkataannya. "Tidak apa, kita lanjutkan rapat ini tanpanya" Perintah Yvonne. Setelah mengatakan itu, dia beranjak dari sofa empuk itu. Dia mengambil kursi kayu pada meja kerjanya. Dia juga menyuruh semua bawahannya untuk duduk di sofa empuk berbentuk L itu. Kini Yve meletakkan kursi kayu itu di depan sofa, sehingga semua bawahannya yang berada disana bisa menatapnya.
"Tunggu Tuan, sebelum memulainya aku ingin berterimakasih pada anda terlebih dulu" Ujar Nino. "Iyaa, sama sama" Respon Yve. Muka nino sekarang menjadi cukup datar, padahal dia belum menyampaikan hal yang ada di pikirannya. "Huft, ya sudahlah. Intinya terimakasih karena menyelamatkan kakak dan aku dari iblis itu. Sekarang aku menyadari perbedaan kekuatan kita tuan. Saat melawan kami, tujuan anda itu ingin 'merekrut'. Tapi saat melawan iblis itu, anda memiliki tujuan 'membunuh'nya. Anda melawannya dengan sengit, tapi pada akhirnya bisa mengalahkannya. Aku berterimakasih dengan sepenuh hatiku" Jelasnya.
Menanggapi ucapannya itu, wajah Yvonne menjadi pucat. Hal yang Nino katakan itu sangat berbeda dari yang dia ingat. "Itu benar tuan. Saat iblis itu mencekikku, anda memotong tangannya agar aku bisa terlepas. Walaupun akhirnya tangannya beregenerasi dengan cepat sih" Sela Ayaa. "Tidak, Tunggu, Apa kalian benar benar serius" Tanya Yve. "Iyaa tuan" Sahut Ayaa. "Ini benar benar aneh. Sebenarnya hal macam apa yang sedang terjadi" Pikiran yang begitu aneh menyelimuti Yvonne.
"Huhh yasudah, itu dipikirkan nanti saja. Sekarang mari kita mulai" Tegasnya. "Frederick, tujuanmu kubawa kesini itu untuk mengembangkan bisnis. Dan bisnis itu yang akan menjadi dana untuk organisasi kita ini, Assailant. Pertama, aku memiliki kekayaan sekitar 100 koin emas, akan kuberikan 70 koin itu padamu, apa kau bisa melakukannya?" Tegas Yvonne. "Ya, aku bisa. Akan kubuka toko roti untuk itu. Lalu jika untung, aku akan membaginya untuk dana perkembangan dan sisanya kuberikan padamu" Jawabnya. "Tak perlu, gunakan semua keuntungannya untuk mengembangkan toko. Lakukan hal itu hingga kalian menjadi kamar dagang yang menjual semua barang bersih. Saat ini kita tak bisa berfoya foya, toh di hutan juga ada banyak daging, di kebun ada banyak rempah" Jawabnya.
"Baiklah jika itu mau mu. Memang lebih baik begitu jika ingin cepat berkembang" Ujar Frederick. "Soal itu tuan. Sebenarnya kita memiliki 20 rusa yang sudah di ikat di belakang mansion. Suku biru muda memberikan itu sebagai tanda terimakasih karena telah membebaskan anak mereka yang menjadi budak. Kami juga sudah membangun kendang untuk rusa itu" Lapor Ayaa pada Yve. "Baiklah" Jawabnya dengan singkat.
"Lalu Frederick. Ini hal yang terpenting. Aku memiliki 1000 koin emas gelap yang kudapatkan dari penjarahan organisasi Hell Hound, aku ingin kau mencuci uang itu" Tegas Yvonnne. Dari sini Frederick mulai mengubah posisinya menjadi lebih serius. Raut wajahnya terlihat sedang tak ingin bercanda. Dia memang paling suka hal hal berbau uang.
"Mungkin kau tak tahu caranya, jadi biar kujelaskan" Sanggahnya sambil duduk di kursi kayu diadapan mereka semua. "Pencucian uang itu sendiri adalah menyembunyikan asal usul uang yang diperoleh dari tindakan illegal atau kotor. Ada beberapa metode umum yang biasa digunakan, akan kusebutkan beberapa saja" Katanya.
"Yang pertama itu penempatan. Yaitu memasukkan uang tunai ke dalam system keuangan melalui bisnis yang sah. Yang kedua ada pelapisan. Metode ini dilakukan dengan cara mendistribusikan uang dengan transaksi yang cukup kompleks untuk menyamarkan jejaknya. Lalu ada integrase. Mencampur uang yang diperoleh secara kotor dengan dana yang sah untuk membuatnya terlihat dari sumber yang sah" Penjelasan Yvonne Isabelle.
"Ada juga beberapa skema pencucian uang yang umum. Satu, ada shell company. Membuat perusahaan palsu dan menggunakannya untuk mentransfer uang. Perusahaan ini seringkali berdiri di yuridiksi (Daerah tempat berlakunya hukum) yang memiliki pajak rendah dan kerahasiaan tinggi. Skema perjudian juga bisa. Mereka akan bertaruh pada kasino atau perjudian semacamnya. Lalu koin chip di kasino itu akan ditukarkan dengan uang di kasino lain. Yahh jadi begitu deh. Kau paham?"
"Biar kutebak. Kau menyuruhku membuat kama dagang, lalu mencampur sedikit dari uang kotor itu di penghasilannya? Itu metode yang akan kita gunakan bukan?" Tanya Frederick Pada Yve. "Yap, benar sekali" Jawabnya. "Tapi kita ini kan organisasi dunia bawah (Underworld), bukankah wajar jika kita menggunakan dana gelap. Lalu apa yang sebenarnya kau takutkan?" Tanyanya dengan antusias. "Itu memang benar. Tapi kamar dagang punya kita nanti akan menjadi aliran dana utama untuk organisasi ini. Dan agar kita mendapatkan uang lebih cepat dan banyak, makanya kita nanti juga akan mencuri harta milik Hell Hound. Ingatan Nino yang akan berguna disini" Tegasnya.
"Lalu, misalkan kita langsung menggunakan uang kotor itu, aku takut kita nantinya akan terlacak" Lirih Yvonne. "Oleh? Siapa memangnya?" Tanya Frederick. "Cordelia de Claudia. Anak ketiga kekaisaran ini. Otak si putri cukup meresahkan. Dia bisa menebak langkahku walau hanya dua kali" Keluh Yve. Menanggapi perkatannya itu, Frederick seketika langsung melihat ke arah si kembar. "Riella, Nino. Apa kalian bisa membunuhnya?" Tanyanya.
"Tak bisa. Sudah pernah kucoba sebelumnya. Tapi istana kekaisaran ini dilindungi sebuah barrier sihir. Barrier itu dibuat oleh penyihir istana. Barrier itu mencegah sihir teleportasi untuk masuk" Tutur Nino mengimbangi obrolan mereka. "Lalu, penyamaran Riella bagaimana?" Tanya Fred sekali lagi. "Itu juga tak bisa. Masalahnya barrier itu memindai detak jantung dan organ lain. Jadi aku tak bisa masuk walau dengan seni penyamaranku. Yang bisa masuk ke dalam istana hanyalah orang yang diizinkan" Keluh Riella. "Susah juga ya" Seru Frederick.
"Sudah, tak masalah. Tak perlu buru buru untuk bermimpi tidur diatas uang. Asal kau perlahan menyamarkannya, itu takkan terdeteksi olehnya. Kau juga harus menggunakan otakmu sendiri agar kamar dagang itu cepat berkembang" Perintah Yve. "Baiklah, mari ke topik selanjutnya. Nino Riella, ceritakan padaku secara rinci organisasi Hell Hound" Perintah Yve pada mereka berdua.
Atreya yang memiliki bakat ingatan, itu tentu sangat membantunya. Informasi yang dia ceritakan dengan penuh detail itu sangatlah berharga. Mulai dari ketua Hell Hound itu ternyata seorang Licanthrope. Lalu mereka memiliki 20 eksekutif yang diberi nama angka. Dari 001 hingga 020 itu adalah nama eksekutif mereka. Dia juga menceritakan semua kekuatan dari para eksekutif. Kekuatan, kelemahan, kebiasaan, ciri ciri, hobi, umur, gender, semuanya dia ceritakan dengan penuh detail.
Tapi untuk sang ketua organisasi itu, dia tak bisa memberikan informasi yang lengkap. Dia hanya bisa bercerita jika ketua itu seorang laki laki dan juga lycanthrope yang memiliki ekor dan rambut putih. Dia tak bisa menceritakan dengan rinci tentang cara bertarungnya. Yang bisa mereka katakan hanyalah "Buas, liar, tajam dan kuat". Kata mereka berdua bahkan dengan cakarnya dia bisa menembus pertahanan keras dari ras giant. Selain itu tak ada informasi lengkap darinya.
Lalu dia juga menceritakan tentang anggota biasa yang disebut Hound. Menurut cerita yang dia sampaikan, para Hound disana berjumlah tepat 5.729. tak kurang dan tak lebih. Dia juga menyampaikan ciri ciri mereka semua, tapi Yve tak ingin mendengar hal itu. Informasi itu nanti hanya akan memenuhi kepalanya.
Nino juga menceritakan tentang orang orang yang berbisnis dengan organisasi ini. Jumlah mereka tepat ada 295. Bangsawan, orang kaya bahkan raja dari kerajaan tetangga. Dia menceritakan detail tiap transaksi, tanggal, waktu, jumlah orang yang terlibat dalam tiap transaksi. Seluruh ceritanya benar benar detail. Dan akhirnya dia sampai di topik yang ingin diketahui Yvonne.
"Apa kau tahu tentang pembantaian massal di daerah wilayah baron Darwin?" Tanya Yve. "Ahh, si tua itu. Tentu aku juga ingat, kami bahkan terlibat di dalamnya" Jawab Nino. Mendengar perkataannya, muka Yvonne langsung menjadi serius. Jika mereka berdua yang membunuh orang tuanya, dia sudah siap untuk memenggal mereka di tempai ini juga. "Ceritakan" Perintah Yve.
"Saat itu si tua itu menyewa kami. Dia menyewa para hound untuk membunuh warga desa disana. Dia bahkan menyewa kami berdua untuk berjaga jaga misalkan ada prajurit kuat yang dikirim untuk menghentikan kekacauan itu. Tapi kami bahkan tak melakukan apapun disana" Ujarnya. Wajah tegang Yve mulai berubah menjadi santai. "Lanjutkan" Suruhnya. "Ya, aku masih ingat muka tololnya itu saat kami menolak disewa seharga 10 koin emas. Kami mengajukan harga setidaknya 50 koin. Tapi disana kami benar benar tak melakukan apa apa, saat itu benar benar kerja gratis ahahaaa" Ungkapnya dengan sedikit tertawa.
"Yahh, syukurlah kalua begitu. Lalu apa ada suatu hal tentang kultus sesat disana?" Tanya Yve. "Ahh, itu pasti saat dia marah lalu menendang meja, saat itu dia berteriak dan kesal kenapa tak ada iblis yang keluar. Dia mengatakan hal macam itu. Pernah sekilas kulihat juga dia berkontak dengan seseorang yang aneh. Lalu di organisasi kami juga ada beberapa orang yang terhubung dengan kultus sesat itu. Kalau tak salah Namanya 'Salvation'" Ujarnya.
"Ini Hanya prediksiku, tapi ada kemungkinan jika ketua kalian itu ternyata bawahan dari Salvation" Ungkap Yvonne. "Terkadang aku merasa seperti itu. Dia itu ketua, tapi jarang bergerak langsung" Sahut Nino. "Okee, rapatnya selesai. Frederick mulai besok kau, Matteo dan Fiona akan pergi untuk mulai berbisnis. Ayaa, Zero, kalian akan bersama dengan mereka sebagai pengawal" Perintahnya. Semua yang ada disana setuju. Tetapi kali ini, Ayaa mengutarakan isi hatinya.
"Tuan, apa kita tidak bisa bersama saja?" Cibirnya. "Tak bisa, ini penting" Ketus Yvonne. "Baiklah, jika saya mulai merasa kondisi disana sudah baik, maka saya akan pergi" Sambung Ayaa. "Kalian semua sudah boleh pergi. Aku ingin menulis" Tutur Yvonne. setelah itu mereka semua pergi. Tetapi Ayaa masih tetap disana. Tugasnya untuk membersihkan mansion sudah selesai, dan dia kini memiliki waktu luang. Dia ingin menggunakan waktu itu untuk bersama Yve.
Melihat semua bawahannya sudah pergi, Yvonne kini ikut duduk di sofa empuk itu. Dia duduk tepat disamping Ayaa sembari memangku Vio. "Ayaa, apa menurutmu aku ini kuat?" Tanya Yvonne. Dia saat itu melihat kebawah, tapi rasanya dia terlihat begitu sedih dan melas. "Tentu tuan. Saya selalu mempercayai kemampuan anda" Hibur Ayaa padanya. Dia memang tak tahu apa yang Yvonne rasakan, tapi Ayaa pasti akan selalu membantunya dengan terus berada di sampingnya. "Tidak, di dunia ini aku hanya menggunakan Teknik dari dunia lamaku, dan hal itu sedikit kuperkuat dengan sihir. Disini aku hanya bisa menggunakan sihir yang simple saja. Bahkan untuk sihir penyamaran, aku membutuhkan penelitian untuk melakukannya. Bagiku sihir itu tak logis, dan aku terkekang dengan pengetahuan dari dunia lamaku" Keluhnya.
"Tuan, apa yang sebenarnya sudah terjadi? Apa ada sesuatu yang anda khawatirkan?" Tanya Ayaa. Wajahnya kini dipenuhi kekhawatiran akan sesuatu. Violetta yang awalnya dia pangku, kini Yvonne memindahkannya ke sampingnya sehingga Yve berada di antara mereka berdua. Saat itu dia memindahkan Vio di ujung sofa.
Yvonne mendorong Ayaa dengan kuat hingga dia terbaring diatas sofa. Tapi Ayaa tak masalah dengan hal itu. Yvonne mulai naik dan duduk diatas perutnya. Dia memegang kerah baju Ayaa, setelah itu dia membuka kerahnya dengan paksa. Kini leher dan bagian atas dadanya sedikit terlihat. "Kenapa diam saja?" Tanya Yvonne. "Jika anda ingin tubuh saya, dengan senang hati akan kuberikan" Jawabnya. "Sudah kuduga semuanya sesuai ingatanku" Pikir Yve saat itu juga. "Ayaa, apa kau mempercayaiku?" Tanyanya. "Tentu".
Yvonne mulai duduk dengan tenang. Dia menyuruh Ayaa untuk merapikan bajunya yang sebelumnya dia acak acak. Semuanya masih sesuai perkiraan Yvonne. "Aku tak pernah membunuh iblis itu. Tetapi ada dua wanita yang sangat kuat, merekalah yang membunuhnya" Tuturnya. Menanggapi ucapan Yvonne, kini Ayaa paham jika sesuatu telah terjadi diantara semua bawahannya saat itu.
"Barusan kulihat di lehermu, itu bukan bekas cekikak dari iblis. Saat itu kulihat tangan iblis itu besar dan memiliki cakar. Tapi bekas pada lehermu itu dicekik dengan tangan yang kecil dan jari jemari yang lentik. Di ingatanku, kau itu dicekik oleh bawahan wanita yang membunuh iblis itu" Tegasnya. "Kalau begitu, ingatan kita semua diubah oleh mereka, itu demi menutup bukti kehadiran mereka" Sanggah Ayaa.
"Ya, aku juga berpikir seperti itu. Tapi ingatanku ini asli, dan ada beberapa kemungkinan dalam hal itu. Kesadaranku terlalu kuat, jadi mereka tak bisa mengubahnya. Dan yang kedua itu jika ingatanku di tempat itu sebenarnya hanya kejadian kecil yang sengaja mereka perlihatkan, masih ada banyak kejadian dengan dua wanita itu" Jelasnya.
"Yang paling mungkin itu, kemungkinan kedua. Karena kulihat masing masing dari mereka berdua itu terlalu kuat" Imbuh Yve. "Jadi anda takut pada kekuatan mereka berdua? Apa mereka nantinya akan membunuh anda" Tanya Ayaa. "Ya, sejujurnya aku takut pada mereka. Tapi kemungkinan mereka tak akan muncul lain kali. Mereka juga tak akan membunuhku" Sanggahnya. "Kenapa anda berpikir begitu?" Tanyanya. "Karena mereka bisa melenyapkanku saat itu juga, tapi aku masih hidup sampai sekarang" Tegasnya. "Baiklah, saya bersyukur kalau begitu. Apa anda mau dibuatkan kopi?". "Ya, aku mau. Tolong asuh Vio juga setelah ini" Sanggahnya.
Ayaa pun mulai berdiri dari sofa itu. Dia berjalan menuju pintu keluar ruang kerja Yvonne. sesaat setelah dia membuka pintu, dia membalikkan badannya ingin mengatakan sesuatu. "Apa yang akan anda lakukan untuk mengatasi masalah tentang Dean?" Tanyanya. "Aku tak akan melakukan apapun. Rella Nino yang akan mengatasi itu sendiri. Sejujurnya mereka itu sebenarnya anak baik, hanya saja lingkungan yang memaksa mereka menjadi seperti itu. Lingkungan yang keras dan kotor"