Bermain Catur

[ Musim panas, Tanggal 292 tahun 3211]

Sehari sebelumnya, semua bawahan yvonne yang pergi berdagang itu dia panggil kembali ke mansion. Semua bawahannya dia kumpulkan tanpa terkecuali. Mereka semua akan melakukan pekerjaan besar hingga semua anggota Assailant harus terlibat.

Pagi ini, Fiona sendirian berada di taman bunga. Taman itu dibangun sendiri oleh Yvonne. Fiona disana dia duduk bersantai, dia hendak mencoba melukis. Dia begitu santai dengan kanvas dan kuasnya saat itu.

"Kulasa agal tidak kaku saat melukis, aku halus mengambal bebelapa galis? mungkin?" Gumamnya. Saat itu dia melakukan sesuai perkataannya, membuat beberapa garis lurus diatas kanvas.

Tak lama, datang seseorang mendatanginya. Rambut biru sepanjang bahu, rambut birunya terlihat seperti langit yang berada di angkasa. Tinggi jangkung dengan dada yang sedikit lebar yang bisa membuat wanita manapun terpesona. Jari jari panjang dan bentuk tubuh yang begitu tegas. Aura Komandan benar benar terpancar darinya.

"Wahh, kau pasti anggota yang pergi berbisnis yang dibicarakan oleh Nona Yvonne" Sapa Rhea padanya. Tubuh dan rambutnya kembali ke keadaan normal, alasan dia bisa sembuh seperti itu adalah Yvonne menggunakan sihir penyembuhan. Yvonne menyembuhkannya tanpa henti selama 3 minggu ini, bahkan rambutnya tumbuh kembali sama panjang seperti sebelumnya.

"Ehmm. Ugh, iyaa itu benal" Jawab Fiona dengan begitu gugup. Sejujurnya mungkin dia takut melihat pria seperti Rhea yang mendekatinya. Dia takut jika dirinya akan dihina karena tubuhnya yang terlihat mirip seperti perempuan. Dan juga dia bahkan tak bisa melafalkan huruf R dengan benar.

"Kamu sedang melakukan apa?" Tanya Rhea sambil berjalan mendekati Fiona. "Emm, aku hanya sedang melukis" Sanggahnya. "Sejujulnya ini bahkan peltama kalinya, tapi aku selalu ingin mencoba melukis" Sambungnya.

"Maaf sebelumnya, tapi bial kupelingatkan dirimu, aku ini laki laki" Gerutu Fiona, dia mencoba mengatakan identitasnya sejak awal agar Rhea bisa menjaga jarak. Perasaan gugup dan tak nyaman saat itu benar benar terukir di wajah Fiona.

"Ehh? jadi dia seorang laki laki? kupikir tadi dia perempuan" Pikir Rhea di benaknya. Saat itu Rhea mengamati wajah Fiona, dia akhirnya menyadari apa keanehan yang dirasakan lawan bicaranya ini. "Ahh, dia pasti sebelumnya suka dikucilkan karena penampilannya. Rasanya seperti melihat diriku yang dulu. Sejujurnya dia cukup manis" Pikir Rhea di benaknya.

"Tak apa, aku takkan mengejekmu kok. aku ini sama sepertimu. Walau terlihat begini, aku seorang wanita tulen" Bujuk Rhea sambil mengelus elus kepala Fiona.

"Dia orang yang baik. Sudah kuduga jika Tuan Yvonne takkan merekrut sembarangan" Pikir Fiona di benaknya.

"Ya, Yahh~ aku tak tellalu ahli melukis, untuk sekalang aku hanya mencoba membuat sebuah galis lulus" Ungkapnya. "Dia juga cadel? imutnya" Pikir Rhea.

"Tak apa. Garis buatanmu ini begitu indah. Aku bahkan terpesona olehnya" Puji Rhea padanya. "Wahh, benarkah?". Begitu mendengar pujian darinya, Fiona menjadi begitu bersemangat saat itu. Wajah yang sebelumnya gugup itu kini menjadi ceria. itulah sifat alaminya jika tak ditutupi.

"Aku tak tahu anda bisa kagum hanya dengan hal ini. Kalau begitu, aku beljanji akan selalu membuatkan galis sempulna untuk anda" Ungkapnya. Fiona benar benar tertarik pada Rhea saat itu hingga menjanjikan hal itu padanya. Saat mengatakan hal itu, Fiona juga tersenyum. Senyum lebar yang begitu cerah dan menawan, mentari bahkan bisa cemburu olehnya. Melihat hal itu, Pipi Rhea menjadi sedikit memerah.

"Tunggu, perasaan apa di dadaku ini? Hanya karena senyumnya aku menjadi begitu gugup" Pikir Rhea. "Tenanglah Rhea, tak mungkin, ini mustahil. Mana bisa aku jatuh hati jika pertama kali bertemu" Pikir Rhea sekali lagi. "Ini pasti karena tubuhku belum sepenuhnya sembuh. Iyaa benar, pasti karena belum sepenuhnya sembuh".

"Hoiii" Teriak seseorang memecahkan pikiran Rhea.

"Apa sudah selesai bermesraannya?" Goda Frederick pada mereka berdua. Fred hanya memandangi mereka dari kejauhan. Setelah itu Frederick mendatangi mereka berdua.

"Fiona, kau dipanggil Tuan Yvonne" Ungkapnya. "Ehh, baiklah" Jawab Fiona. Dia saat itu langsung berdiri dan pergi dengan terburu buru, dia bahkan tak membereskan alat lukisnya. Tapi kini dia berhenti berlari, dia menghadap ke belakang dan mengatakan sesuatu. "Tuan entah siapa, nanti ayo beltemu lagi" Ajak Fiona. Ucapan itu pasti ditujukan untuk Rhea.

Saat Fiona berlari meninggalkan mereka, dia berpikir seperti ini. “Kenapa dadaku berdegup kencang karena berbicara dengannya. Apa karena dia mengelus kepalaku?” Pikir Fiona sambil membayangkan dirinya saat kepalanya dielus Rhea.

“Dia itu seorang laki laki loh” Ungkap Frederick sambil berjalan mendekatinya. “Jangan jangan kau ini pecinta sesama jenis?” Hina Fred padanya. “Apa yang kau bicarakan, aku ini wanita” Tegas Rhea.

“Ehh? Ahh. Ahahaaa. Ini menarik” Ungkap Frederick. “Kalian pasangan yang serasi. Aku tahu kau berkharisma, jadi tolong jaga dia. Dan jangan buat dia menangis sekali lagi” Pinta Frederick padanya. “Aku tak paham apa yang kau bica-” Ucapan Rhea terhenti.

“Ohh iyaa. Kau juga dipanggil Nona Yvonne”. Perkataan Frederick itu menyela ucapan Rhea. Setelah itu Rhea berpamitan padanya. Dan akhirnya Rhea juga pergi ke ruang kerja Yvonne “Dia tak paham apa yang kubicarakan? Bisa bisanya dia mengatakan hal itu. Padahal mereka mulai saling jatuh cinta” Gumam Frederick

Saat itu Frederick mulai merasakan sedikit getaran pada gelang yang dikenakannya. Gelang itu memiliki perhiasan berupa kristal merah. Itu adalah kristal komunikasi, salah satu benda buatan oleh usulan Yvonne. “Frederick. Apa kau sudah selesai?” Tanya Yvonne padanya. Suara Yve berasal dari gelang milik Fred. Lebih tepatnya berasal dari kristal komunikasi itu.

“Iyaa Nona. Ini sudah selesai. Aku akan pergi ke sana juga” Ungkapnya. “Iyaa. Kutunggu di ruang kerjaku” Setelah mengatakan hal ini, Yvonne mematikan komunikasi mereka. “Aku juga harus segera pergi. Karena semuanya dipanggil olehnya” Pikir Fred di benaknya.

Beberapa saat kemudian. “Wahh, kau sudah disini” Sapa Yvone pada Frederick. Dialah yang terakhir memasuki ruang kerja Yve. Frederick melihat lihat sekitar, dia mengamati siapa saja yang datang. Lalu akhirnya dia ikut duduk diatas sofa. “Katanya semuanya. Lalu dimana Riella Nino? Saat kembali kesini kemarin malam juga aku tak melihat mereka sama sekali” Pikir Fred.

“Nah Fred. Jadi bagaimana soal bisnismu. Apa ada kendala?” Tanya Yvonne. Dia menunggu laporan pekerjaan bisnis dari Frederick. “Tak ada. Kami menjual roti dengan baik. Lalu Ayaa juga kuajari untuk membuat kue dan semacam biskuit” Ungkapnya. “Aku juga berniat menggunakan 40 koin emas yang sudah kami hasilkan untuk memperlebar bisnis, apa boleh?” Tanya Fred.

“Tentu. Kita tak perlu menggunakan uang itu untuk sekarang. Yang perlu kau lakukan hanyalah membangun dan memperlebar fondasi bisnis” Suruh Yve. “Okee. Akan kukembangkan menjadi toko penjual segala makanan. Dan mungkin beberapa tahun lagi ini akan menjadi kamar dagang serba ada untuk kalangan atas” Ungkapnya.

Tapi kini wajah Fred berubah menjadi agak ragu ragu. Sepertinya dia ingin mengatakan sebuah hal yang tak bisa dia putuskan sendiri. “Tapi Nona Yvonne, ada satu masalah. Bisnis ini nantinya akan berkembang. Oleh karena itu membutuhkan pegawai. Apa aku perlu merekrut orang luar?” Tanya Fred.

“Baguslah kau belum membuat keputusan soal ini. Tak perlu membuka lapangan pekerjaan untuk orang luar. Setelah ini aku akan melakukan perekrutan massal untuk anggota organisasi Assailant ini. Biar mereka saja yang menjadi pegawai disana” Suruh Yve. “Jadi kau sudah memikirkannya. Baiklah” Imbuh Fred.

Ditengah tengah perkumpulan itu, kini terbuka sebuah portal teleportasi. Dan Nino keluar dari sana. “Tuan Yvonne. Maafkan aku karena terlambat” Pintanya. “Tak masalah. Duduklah terlebih dahulu” Suruh Yve. Nino pun ikut duduk di sofa. Dia duduk diantara Zero dan Ayaa karena ada celah kosong diantara mereka.

“Wah, kau kelihatan lelah” Sapa Ayaa pada Nino. “Hmph. Aku selesai mengawasi hal yang begitu merepotkan” Kata Nino menjawab perkataan Ayaa. Melihat tingkah mereka, Yvonne menepuk tangannya sendiri agar mereka berhenti berbincang bincang. “Sudah sudah, jangan bicara lagi” Suruhnya sambil tersenyum.

“Nino, berikan laporanmu” Suruh Yvonne. “Setelah 3 hari mengawasi makhluk itu. Dia hanya keluar saat matahari terbit dan terbenam. Dia hanya keluar goa untuk mencari makan. Dia juga suka menghias pohon pohon. Dan setelah kuamati, seperti yang anda katakan, dia memang sedang bertelur. Dan karena bertelur, dia hanya bisa menggunakan kekuatannya sebesar 5%” Lapor Nino.

“Saya masih bingung, padahal makluk sepertinya jarang bertelur. Bahkan bukan jarang, tapi mereka yang tak mau bertelur. Lalu yang ini, kenapa dia melakukan hal itu?” Tanya Nino. “Itu karena ada hal besar yang akan dia dapatkan jika berhasil melakukan hal itu” Ungkap Yve.

“Tapi tuan. Walau hanya bisa mengerahkan 5% dari kekuatannya, tapi naga itu adalah makhluk yang kuat. Apalagi dia adalah satu dari tiga naga utama yang ada di dunia ini” Ungkap Nino. “Hah? Naga? Jadi si Nino selesai mengawasi bencana alam itu?” Pikir Ayaa di benaknya. “Jika beliau mau melawan naga, aku tanpa ragu akan membantunya” Pikir Ayaa.

“Hah? Jadi misi pertamaku nanti adalah melawan naga. Ini sedikit aneh” Pikir Rhea. “Tuan, apa Anda berniat melawan naga? Sudah pasti kita yang akan disapu habis olehnya” Ungkap Zero. “Kita takkan melawannya kok, kita hanya akan bernegosiasi dengannya” Kata Yvonne dengan penuh keyakinan.

Nevanesce, satu dari tiga naga utama yang memiliki pikiran dan kehendak sendiri. Naga terbentuk karena kepadatan mana yang kuat. Dan di dunia ini hanya ada 3 naga yang memiliki kehendak sendiri. Mereka juga disebut tiga naga terkuat. Mereka tak seperti naga lain yang bersifat liar dan tak memiliki akal.

“Aku juga memiliki rencana” Imbuh Yve. “Lalu Nino, apa ada perkembangan soal tugas lain yang kuberikan padamu” Tanya Yvonne. “Suku putih dan biru muda sudah selesai berpindah di dekat wilayah naga itu” Ungkap Nino.

“Lalu, ini hal yang terpenting. Cordelia de Claudia, si putri sedang pergi ke kerajaan tetangga untuk urusan politik. Dia pergi ke Kerajaan Funisia, Kerajaan para Dwarf, tempat Dean berasal” Imbuhnya.

“Nona Yvonne, apa kau akan membunuhnya kali ini?” Tanya Frederick. “Tidak kok, dia itu cerdas. Jadi dia pasti akan kuperlukan untuk bagian rencanaku di masa depan” Ungkap Yvonne.

“Frederick, Dean, Matteo, Tobias, Fiona. Kuperintahkan kalian untuk menyiapkan kepindahan kita sekarang. Ada tiga gerobak besar di belakang mansion. Isi gerobak pertama dengan semua buku yang kutulis di perpustakaan. Perkiraan ada sekitar 1400 buku” Suruhnya.

“Gerobak kedua kalian isi dengan barang barang. Seperti peralatan tempur, alat memasak dan semacamnya. Lalu yang ketiga kalian isi dengan pasokan makanan. Lalu kalian pergilah ke tempat yang sudah ditandai. Kami akan menyusul. Cepat, lakukan sekarang” Suruhnya. Setelah itu orang yang dia perintahkan meninggalkan ruangan itu.

“Dan untuk kalian yang masih disini. Persiapkan baju hitam kalian yang biasa digunakan untuk misi. Setelah itu temui aku di depan mansion. Lakukan sekarang!!” Perintah Yvonne. “Baikk” Jawab Ayaa, Nino, Zero, Rhea secara serentak. Mereka akhirnya pergi meninggalkan Yvonne dan Vio di ruangan itu.

“Aku akan pergi lagi kali ini. Kamu akan aman bersama mereka” Salam perpisahan itu diucapkan Yve untuk bayi kecilnya itu. Setelah itu dia membuka portal teleportasi yang terhubung ke kamarnya, lalu dia dan Vio memasukinya. Setelah mengenakan pakaian serba hitam yang biasa dia kenakan. Lalu, dia mengantarkan Vio agar dijaga oleh Fiona.

“Tolong jaga dia juga” Pinta Yve. “Tentu Nona” Imbuh Fiona. Lagi lagi Yvonne membuka portal teleportasi. Kini dia berpindah ke depan mansion. Tempat dimana dia berjemur dan bersantai menikmati taman bunga miliknya.

“Kalian lama juga ya” Ucap Yvonne pada para bawahannya yang keluar dari mansion.

Ctik

Suara jentikan jari Yvonne. Dia menonaktifkan barrier sihir yang melindungi mansion. “Padahal barrier ini membuat mansion menjadi tak terlihat dari luar. Kenapa dimatikan?” Pikir Nino.

“Tuan, kita akan melakukan apa?” Tanya Zero. “Kita akan mempermainkan dua pihak. Dan untuk bisa melakukannya, kita harus berjalan jalan di hutan ini” Ungkap Yvonne. “Kalian menunggu apa? Ayo pergi” Ajak Yvonne yang mulai berjalan meninggalkan mansion. Memangnya apa hubungannya mengadu domba dengan berjalan jalan di hutan ini?

Mereka semua sudah menjelajahi hutan Assiria saat itu. Anehnya Yvonne memberikan suatu perintah pada mereka. Menginjak lumpur, memanjat pepohonan, berlarian di hutan, dan melompat beberapa kali di tempat. Semuanya melakukan perintah Yvonne dengan baik. Hanya Rhea saja yang meragukannya, tapi dia akhirnya mengikuti juga.

“Baik baik. Sudah selesai berjalan jalan dihutan. Nino, kemarilah” Suruh Yve. Dia memberikan secarik kertas pada Nino. “Pergilah ke Putri Cordelia. Aku sudah menuliskan semua hal yang perlu kau lakukan disini. Kutulis dengan rapi dan detail” Ungkapnya. “Yahh, baiklah. Kau boleh pergi”.

“Baik Tuan” Ucap Nino. Kini dia mulai membuka portal teleportasinya. Dia memasukinya lalu meninggalkan semuanya.

“Okee, misi kali ini hanyalah pertempuran habis habisan. Kita akan menyerang salah satu cabang Slave Association milik Hell Hound. Lalu, utamakan keselamatan kalian” Suruh Yve.

Yvonne mulai membuka portal teleportasi miliknya. Kini dia dan beberapa bawahannya memasuki portal itu. Mereka kini berada di salah satu cabang Slave Association milik Hell Hound. Tempat ini berada di bagian paling selatan kekaisaran Claudia. Hampir mendekati garis pantai.

“Rhea, kau membenci tempat macam ini bukan” Tanya Yve. “Sangat. Aku bahkan tak ingin menginjakkan kaki disini” Ungkap Rhea. “Kalau begitu, pastikan untuk membekukan mereka dengan baik” Suruh Yve.

Diatas hamparan pasir yang begitu lembut dan halus. Mereka berjalan mendekati tempat itu yang berada cukup jauh dari pandangan. “Zero, lemparkan Ayaa keatas tempat perbudakan itu. Lalu Ayaa, kau bunuh mereka semua yang berjaga itu.

Tanpa aba aba, Zero memegang pinggul Ayaa. Dia memutarnya, lalu melemparkannya ke arah Slave Association. Ayaa melesat dengan begitu cepat bersamaan dengan angin.

“Ini saatnya kutunjukkan keterampilanku” Gumam Ayaa sambil menutup matanya. Saat dia membuka matanya, dia menciptakan puluhan pisau. Dia menghujani semua lawan yang berada dibawahnya dengan pisaunya saat itu. “Arghh”. “Tidakk”. “Serangan, ada serangan” Teriak orang orang itu.

Setelah semuanya tewas. Ayaa mulai jatuh kebawah ke tempat itu. Lantai bebatuan yang keras tak ada bedanya baginya karena dia begitu terampil saat mendarat. Itu teknik mendarat dari tempat tinggi yang diajarkan Yve. Membuat hanya merasakan sedikit rasa sakit dari yang seharusnya dia terima.

“Kerja bagus. Kini giliranku” Puji Yve. Dia mulai memukul lantai batu itu dengan sekuat tenaga. Kini lantai yang di pijaknya menjadi jebol. “Masih belum, ini kurang dalam” Ucap Yve. Dia mulai menggunakan sihirnya. Dia menciptakan batu besar dan menghempaskannya ke bawah. Sekarang beberapa lantai jebol karenanya.

“Nona. Apa anda tak menggunakan mana terlalu banyak?” Tanya Rhea. “Tak masalah. Ini bahkan tak menghabiskan 5 persen mana milikku. Jantung mana milikku itu memiliki kapasitas yang besar” Ungkapnya. “Ayo masuk” Ajak Yvonne yang mulai melompat masuk ke lubang besar yang dibuatnya. Zero, Ayaa, Rhea mengikutinya masuk.

“Tempat ini sangat luas” Pikir Rhea. Memang benar tempat yang mereka masuki itu begitu luas. Lantai dan dinding yang terbuat dari batu, nampak begitu kokoh. Anehnya ruang bawah tanah ini tak terasa pengap sama sekali.

“Siapa kalian”. “Berani beraninya menyerang tempat ini” Teriak seseorang yang berada di sana. Kemungkinan dia adalah penjaga dari tempat ini. Tentunya dia pasti anggota Hell Hound. “Sial, kenapa kalian diam saja. Ayo cepat serang. Bunuh mereka” Ucapan orang itu ditujukan untuk Yvonne dan yang lainnya.

“Ice magic. Glacier Formation” Rapal Rhea. Dari kakinya kini terbentuk es yang menjalar ke sekitarnya. Sihir es yang begitu luas. Penjaga begitu menginjak sihir itu, kakinya langsung menjadi beku. Mereka tak dapat bergerak dari tempatnya.

“Apa Tuan Yve belum mengajarinya tanpa rapalan mantra? Atau dia saja yang belum menguasainya” Pikir Ayaa di benaknya. “Ice magic. Dragon breath” Rapal Rhea sekali lagi. Kini seluruh tempat itu menjadi begitu dingin hingga menciptakan embun tebal yang menciptakan pandangan.

“Wahh, lumayan juga” Puji Yvonne padanya. “Ahahahaa. Sekarang aku” Teriak Zero. Dia mulai meloncat kedepan. Bergerak kesana kemari mencabik semua musuh yang ada di depannya. Bagi Zero, mereka tak ada bedanya dengan kelinci kecil. Dia seperti sebuah predator pemangsa yang begitu beringas.

“Yaampun, bukan kau saja yang bisa pamer. Dasar Zero, kau mengambil jatahku” Bentak Ayaa padanya. Dia mulai mengeluarkan sihir partikel miliknya. Menebas semuanya yang ada di depannya.

“Panggil eksekutif, kita tak bisa menghadapi mereka” Teriak salah satu penjaga Slave Association. Tapi teriakannya itu berakhir karena dia sudah tewas dicabik cabik oleh cakar Zero. “Padahal tujuanku kemari ingin memancing. Untuk itu harus ada seseorang yang kuat dari pihak mereka” Pikir Yve.

“Yahh, nanti juga akan berjalan sesuai kemauanku” Pikirnya di benaknya sekali lagi.

Sementara itu di tempat yang begitu jauh dari mereka berada. Di wilayah netral antara Kekaisaran Claudia dan Kerajaan Funisia, kerajaan para dwarf. Di daerah itu ada sebuah pasukan berkuda.

Pasukan berkuda itu adalah prajurit Kekaisaran Claudia, mereka ditugaskan untuk menjaga putri yang akan pergi ke kerajaan para pandai besi itu. Putri itu akan pergi ke sana untuk melakukan urusan politik. Putri itu membawa delegasi politik, dia menjadi perwakilan Kekaisaran Claudia saat itu.

Cordelia de Claudia. Putri genius yang pengetahuannya tak bisa disepelekan oleh siapapun. Rambut perak miliknya yang begitu berkilau itu sudah seperti harta kerajaan. Rambut perak memang ciri khas keluarga Kekaisaran Claudia. Mata miliknya yang selalu memandang siapapun dengan rasa curiga. Kini mata itu memandang ke arah keluar jendela.

Putri kekaisaran yang begitu anggun dan bermartabat. Duduk di dalam kereta kuda yang begitu mewah. Duduk seorang diri tanpa ada seorangpun yang menemaninya didalam. Saat itu, dia ingin menjernihkan kepalanya dengan kesendirian.

“Wahh, kau sedang bersantai ya”. Putri Cordelia saat itu begitu kaget. Kenapa bisa ada seorang gadis yang duduk dihadapannya. Padahal diluar ada ratusan prajurit berkuda yang sedang mengantarnya menuju Kerajaan Kunisia. Lalu dari mana gadis di depannya ini bisa masuk.

“Ini aku. Yvonne. Orang yang kau cari belakangan ini”

Musuh yang selama ini dia cari, berada tepat di depannya. Dua gadis yang bermusuhan duduk berhadapa didalam satu kereta. “Situasi gila macam apa ini” Pikir Cordelia.