Bermain Catur [2]

“Ini aku. Yvonne. Orang yang kau cari belakangan ini”

Wajah putri Cordelia menjadi jauh lebih terkejut. Tapi dia dengan cepat menelan ekspresinya sendiri. Wajahnya kini menjadi berubah menjadi tenang dengan begitu cepat.

“Kau bohong” Tegas Cordelia. “Apa maksudmu”.

“Orang itu begitu hati hati hingga tak meninggalkan petunjuk seremeh apapun. Dan kau berada di depanku, mengaku jika kau itu dirinya. Apa kau bercanda?” Hina Cordelia padanya.

“Ini lebih masuk akal jika sebenarnya kau itu bawahannya. Dan kau sedari tadi memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku, tapi kau tak melakukannya. Yang berarti, kau disuruh menyampaikan pesan olehnya. Apa aku salah?”.

Saat itu, Nino tersenyum karena semuanya sesuai dengan prediksi Tuannya. “Ternyata semua yang dikatakan Tuanku tentangmu itu benar” Puji Nino padanya.

“Salam kenal, aku Nino, salah satu bawahannya” Ungkap Nino. “Tuhkan, sudah kuduga. Dia pasti ingin mengirimkan pesan padaku, apa dia akan mengancamku agar berhenti menyelidikinya?” Pikir Cordelia.

“Mulai sekarang, apapun yang kukatakan adalah hal yang ingin beliau katakan” Ungkap Nino. “Ya, lanjutkan perkataanmu” Suruh Cordelia.

“Sudah kuduga kau mengetahui niatku. Cordelia, aku mengakuimu, aku benar benar menyukaimu” Kata Nino dengan nada dan ekspresi yang begitu merendahkan. “Dia mengakuiku? Memangnya dia pikir sehebat apa dirinya” Pikir Cordelia sambil melihat keluar jendela.

“Cordelia, lebih baik kau berhenti mencariku. Karena kau takkan pernah bisa menemukanku walau kau menghabiskan hidupmu” Kata Nino. “Ohh, jadi dia memberiku tantangan” Pikir Cordelia.

“Anak haram hasil selir sepertimu mau melawanku, apa kau bercanda” Hina Nino, dia menyampaikan maksud Yvonne dengan begitu baik. “Bangsat, dia meremehkanku karena identitasku” Pikir Cordelia.

Putri Cordelia mengepalkan tangannya, dia sekuat tenaga mencoba menahan amarahnya karena hinaan yang diberikan lawannya itu. “Tahan tahan, tahan amarahmu. Jika kau memperlihatkan sedikit amarah, kemungkinan kau akan langsung dibunuh olehnya” Pikir Cordelia saat melihat Nino.

Dia benar benar menghindari risiko sekecil apapun itu. “Sebaliknya, bekerjalah untukku. Aku akan memberikan apapun yang kau inginkan nantinya” Ucap Nino. “Sudah, hanya itu hal yang disampaikan Tuanku Yvonne” Ungkap Nino.

“Huhh, Tuanmu itu benar benar meremehkanku ya” Imbuh Cordelia. “Sampaikan pesanku untuknya. Yvonne, Akan kutemukan dirimu. Lalu aku akan menyeretmu dan akan kupajang dirimu di alun alun kerajaan” Hina Cordelia.

“Kau meremehkan beliau?” Tanya Nino dengan sedikit ekspresi kesal. “Ya, lantas kenapa. Kau marah?” Tanya si putri. “Toh, aku lebih hebat darinya” Imbuh Cordelia.

“Walau aku berkata begitu. Sebenarnya dialah lawan yang paling sulit bagiku” Pikir Cordelia. Saat dia melihat Nino, dia menyadari jika Nino menjadi begitu marah.

“Sialan” Bentak Nino. Dia mulai mengambil pisau kecil di pahanya. Lalu dia mulai menebas kedepan, ke arah mata Cordelia. “Kyahh” Teriak Cordelia. Melihat serangan Nino, dia reflek menutupi wajahnya sendiri dengan tangannya. Dia juga menutup matanya karena takut dengan serangan itu.

“Tuan putri, ada apa” Tanya seorang prajurit yang membuka gerobak kereta kuda itu. Para prajurit berhenti sejenak untuk memeriksa keadaan sang putri. Saat putri Cordelia membuka matanya, dia menyadari jika Nino sudah menghilang dari hadapannya.

“Jadi dia memancingku untuk melakukan gerakan itu” Pikir Cordelia. “Tak ada apa, tadi hanya ada serangga” Jawab si putri pada prajurit yang mengawalnya.

“Ohh iyaa, panggilkan Lucas” Suruh Cordelia pada prajurit itu. Saat dia mengamati sekelilingnya, dia menyadari jika di tempat duduk Nino ada secarik kertas. Cordelia pun mengambilnya dan membacanya.

“Sudah kuduga kau akan bereaksi seperti itu saat Nino menyerangmu. Cordelia, ini tantangan untukmu. Temukan aku jika kau bisa”. “Brengsek, dia benar benar menginjak injak harga diriku” Sesal Cordelia sambil merobek robek kertas yang ditinggalkan Nino.

“Tuan Putri, ada apa Anda memanggil saya”. Saat itu datanglah seorang prajurit, dia memasuki kereta kuda dan dia duduk di depan Cordelia.

Tatapan yang begitu garang, rambut pirang yang terlihat seperti cahaya matahari. Dia adalah Lukas, bawahan Cordelia.

“Lucas, kau adalah satu satunya bawahan yang bersumpah setia padaku” Kata Cordelia. “Maukah kau membantuku untuk melakukan satu hal?” Tawar Putri itu. ‘Tentu, saya akan melakukannya demi Anda” Ungkapnya.

Saat itu Cordelia mengamati lantai kereta kuda itu. Dia menemukan beberapa jejak yang ditinggalkan sepatu dari Nino. “Aku tahu ini jebakan, tapi akan tetap kulakukan” Pikir Cordelia.

“Lukas, pergilah ke bagian paling barat kekaisaran ini. Carilah rumor ataupun informasi yang baru baru ini ada disana. Selidikilah, misalkan ada suatu tempat aneh di Hutan Assiria” Suruh Cordelia.

“Kuberikan 10 Koin emas untuk bekalmu, sewa lah penyihir yang bisa melakukan teleportasi agar tak membuang waktu” Suruh si putri sambil memberikan sekantung uang pada prajuritnya itu. “Pergilah sekarang juga” Suruh Cordelia.

“Baik” Jawabnya. Lukas saat itu memisahkan diri dari ratusan prajurit yang mengawal. Dia memutar arah untuk kembali ke kekaisaran secepat mungkin untuk menyewa penyihir.

Semetara itu, di tempat lain di dekat pesisir pantai bagian paling selatan Kekaisaran Claudia. Disana, Yvonne dan bawahannya sedang melawan pasukan Hell Hound di dalam Slave Association. Tak lama kemudian, datanglah seorang eksekutif yang menghalangi mereka.

“Wahh, dasar para anjing anjing sialan. Kalian mengganggu waktu istirahatku” Teriak seorang gadis muda dari kejauhan. Dia berjalan menyusuri lorong mendekati Yvonne dan bawahannya. Rambut kuning bersih sepanjang paha. Di tangan kanannya dia membawa sebuah tongkat emas dengan motif tengkorak di bagian atasnya. Lalu di tangan kirinya dia membawa sebuah cawan perak pula.

“Salam kenal. Aku 017, orang yang akan menjadi Arabella generasi berikutnya. Ahahahhaahaa” Pekiknya. Dia dengan beraninya membandingkan dirinya sendiri dengan penyihir legendaris, yaitu Arabella.

“Sekuat itukah dirinya? Mari kita coba” Pikir Yvonne. Yve mulai membuat pedang dari elemen kristal, dia membuat pedang itu di belakang 017. Menciptakan suatu hal dari jarak yang begitu jauh, itu adalah salah satu keunggulan sihir Yvonne.

Yvonne menusukkan pedang kristalnya itu ke punggung 017. Tapi ada suatu keanehan. Pedang itu gagal menusuknya karena ada barrier kecil yang menghalanginya. Barrier sihir yang aktif tanpa rapalan eksekutif 017.

“Wahh, kau pasti ketuanya. Sihir tanpa rapalan dari jarak yang begitu jauh” Ucap 017. “Dasar bodoh. Itu tadi namanya sihir pasif, kau pasti tak bisa melakukannya bukan?” Hina 017 pada Yvonne. “Penyihir tanpa bakat sepertimu takkan memahami hal ini” Hinanya pada Yve.

“SEKARANG, WAKTUNYA PENGHAKIMAN” Teriaknya. Tongkat dan cawan yang dia pegang itu mulai mengeluarkan cahaya. Kini Yvonne, Ayaa, Zero dan Rhea menghilang dari tempat itu. Mereka diteleportasikan secara paksa ke lantai terdalam tempat itu.

“Wahh, Anda benar benar hebat” Puji salah satu penjaga pada 017, dia pasti bawahan langsung darinya. “Jangan bercanda kau. Aku hanya mengulur waktu. Cepat panggil ketua agar segera kesini” Suruh 017 pada bawahannya itu.

“Gadis itu berbahaya. Jika aku tak memiliki sihir pertahanan pasif, pasti aku sudah tewas tertusuk pedang miliknya” Gumam 017. “Nahh, sekarang waktunya menunggu” Ucap 017 sambil berjalan menjauh dari tempat itu.

Yvonne saat itu sendirian di tempat yang begitu luas. Kemungkinan dia dan seluruh bawahannya terpisah. Dan lantai terdalam tempat itu seperti labirin besar yang begitu pengap. Akan sulit untuk keluar baginya dari sana.

Yvonne mulai menekan anting besi miliknya, disana ada kristal komunikasi yang dibuat oleh Dean dan Tobias. “Nino, tadi ada eksekutif 017. Sesuai perkataanmu, dia benar benar mengganggap dirinya tinggi” Kata Yve.

“Tentu tuan. Saya sejujurnya juga tak menyukai sikapnya dari dulu. Kami juga tak begitu akrab. Apa perlu kuberitahu kelemahan dari 017?” Tanya Nino. “Tak perlu, aku sudah selesai menganalisa sihir pertahanannya. Aku bisa membunuhnya jika bertemu dengannya lagi” Ucap Yve.

“Omong omong, aku sedang berada di asosiasi budak, lokasinya ada di pesisir bagian selatan kerajaan ini” Ungkap Yve. “Dan tadi si 017 itu membawa alat yang begitu aneh. Togkat emas dengan pola tengkorak, dan sebuah cawan” Sambung Yve.

“Cawan perak itu adalah sebuah relik Tuan. Itu bisa memindahkan seseorang dengan paksa ke sekitar tempat itu. Kemungkinan Anda saat ini berada di bawah asosiasi budak, lantai terbawah. Tempat itu seperti labirin yang begitu besar” Ungkap Nino.

“Lalu, soal tongkat emas miliknya itu. Itu membuat seseorang untuk melaw” Ucapan Nino terhenti. “Melawan dirinya sendiri dalam wujud patung” Perkataan Yve menghentikan penjelasan Nino. “Itu benar, bagaimana Anda bisa tahu?” Tanya Nino.

“Karena saat ini, aku sudah melihat patung dengan wujudku” Imbuh Yve. “Bagaimana kekuatannya?” Tanya Yve. “Dua kali lipas dari yang asli”. “Wahh, ini menarik. Baiklah, kumatikan panggilannya. Aku akan sedikit sibuk” Ucap Yvonne sambil mematikan komunikasinya.

Saat itu Yvonne mencoba menghubungi ketiga bawahannya. Zero, Ayaa dan Rhea. “Kalian, apa kalian sudah berhadapan dengan patung yang menyerupai kalian” Tanya Yve. “Iyaa, sekarang kami saling berhadapan” Ujar mereka bertiga.

“Patung ini lebih kuat dua kali lipat dari kalian. Jika kalian berhasil mengalahkannya, maka akan kukabulkan satu permintaan kalian. Apapun itu asal bisa kuberi” Tawar Yvonne pada bawahannya. Dia mencoba untuk menaikkan semangat mereka.

“Wahh? Anda yakin memberikan apapun?” Tanya Ayaa. “Ugh. Kenapa saat Ayaa menjawab, aku merasa dia akan meminta yang aneh aneh” Pikir Yvonne. “Iyaa. Apapun. Asal bisa kuberikan” Jawab Yve.

“Ahh, baiklah. Aku ingin Anda mengajari Fiona melukis” Pinta Rhea. “Aku ingin berpesta daging rusa” Jawab Zero. “Saya ingin mencium perut Anda lima kali” Imbuh Ayaa. “Tuhkan Ayaa. Sudah kuduga aneh aneh” Batin Yve. “Okee, akan kukabulkan” Tegas Yvonne.

Kini, Yvonne kembali fokus ke patung dirinya itu. “Jika lebih kuat dariku sih tak masalah. Lalu kecerdasan dan pengalamannya bagaimana? Aku tak tahu. Jika dia sama cerdasnya sepertiku, maka ini akan menjadi masalah besar”

Saat itu, patung Yvonne langsung berada tepat di depan Yvonne. Patung itu mengangkat kakinya begitu tinggi, lalu dia menghantamkan kakinya ke kepala Yvonne. Sebuah axe kick yang begitu memukau hingga menghancurkan lantai batu yang begitu keras. Tapi, tendangan dari patung itu tak mengenai Yvonne sedikitpun.

“Dia langsung menerobos. Aku tak mungkin memberikan data pada diriku sendiri, berarti kecerdasannya tak sepertiku” Pikir Yvonne sambil menghindari tiap serangan patung itu. Dia menghindar dengan teknik shadow step miliknya.

“Pukulan dan tekniknya benar benar sama dengan milikku. Cara bertahan da menyerang, cara mengalirkan serangan. Cara menyerap tenaga musuh dan menjadikan miliknya. Sangat seru untuk bertarung dengan diriku sendiri” Pikir Yvonne.

Yvonne dan patung Yvonne itu saling memberikan tendangan dan sapuan. Memberikan pukulan dan teknik mereka masing masing. Tapi satu serangan dari mereka tak saling mengenai. Keduanya benar benar menghindar dengan begitu anggun.

“Tenaga yang dia keluarkan sama persis seperti diriku. Yang berarti perkataan Nino tak sepenuhnya salah. Dia mengeluarkan tenaga yang sama, tetapi serangan yang diterima olehku akan dikali dua” Pikir Yvonne.

Saat itu Yvonne berada di belakang patung itu, dia memegang tangan patung itu dan akan menguncinya. Yvonne berniat mematahkan lengan patung itu. Tapi, patung Yve itu bisa lolos dari teknik kuncian itu. “Luar biasa, diriku memang hebat” Pikir Yvonne saat melihat patung dirinya sendiri.

Patung Yvonne mulai menghantam kebawah, ke arah kaki Yvonne. “Aku tahu jika diriku sendiri pasti akan kesal dengan kelincahanku. Karena kami saling tak bisa mendaratkan serangan”. Yvonne mulai meloncat begitu tinggi di udara.

“Itu benar. Posisiku sekarang ada di udara. Aku pasti akan membuat sihir untuk menghalangiku mendarat”. Benar, semuanya sesuai prediksi Yvonne. Patung itu membuat duri duri besi besar yang memenuhi lantai. Hal itu sangat mengganggu Yvonne saat mendarat.

“Dia bisa menggunakan sihir juga. Apa mananya jadi tak terbatas? Untuk saat ini terlalu berbahaya jika menguji hal itu” Pikir Yvonne. Dia mendarat dengan menghindari semua duri duri besi itu.

Setelah sekian waktu berlalu, Yvonne akhirnya menemukan sebuah celah di pertarungan mereka. “Sekarang” Pikir Yve.

Sebuah gerakan mengalir yang begitu lembut dan halus. Tiap gerakan saat menyentuh lawan menghasilkan gelombang. Tak melukai tubuh luar, melainkan menggunakan energi gelombang untuk menghancurkan organ dalam.

“Serang terus tanpa henti. Jangan berikan satu detikpun pada diriku sendiri”. Tiap gerakan dan gerakan terhubung dengan begitu sempurna. Tak ada waktu dan gerakan yang terbuang sia sia. Sebuah teknik tai chi yang begitu elok seperti air mengalir di sungai.

“Ahh, kuda kuda itu. Sudah kuduga dia pasti akan menggunakannya”

“Itu adalah Sky Steps. Karena dari tadi kami berdua menggunakan Shadow Step untuk menghindar. Maka tingkatan kecepatan yang lebih lanjut adalah teknik gerakan Sky Steps”

Saat itu, gerakan patung Yve menjadi lebih cepat dari Yvonne itu sendiri. Serangan patung itu mulai bisa menyentuh Yvonne. “walau aku menangkis dan menahannya, dampaknya masih begitu kuat” Pikir Yvonne.

Yvonne dihujani pukulan oleh patung itu. Situasi pertarungan itu kini lebih unggul untuk si patung. Yvonne bahkan menjadi terluka karenanya. “Aku sudah menerima serangan yang cukup banyak”

Patung Yvonne mulai menggunakan sihirnya. Patung itu membuat dua buah pedang sama panjang. Kini dia mulai memegang kedua pegang itu. Patung Yvonne itu akan menggunakan teknik serangan terkuat milik Yvonne.

Infinite Slash. Sebuah teknik tebasan dengan dua pedang. Melakukan tebasan tanpa henti pada targetnya. Tentu, Yvonne menghindar dengan teknik Shadow step, tapi kemanapun dia menghindar, dia tetap terkena tebasan patung itu.

Tubuh Yvonne kini dipenuhi luka pedang yang cukup dalam. Banyak tebasan pedang yang membuat dirinya lemas karena kehilangan cukup banyak darah. “Bodoh, ini kemenanganku” Gumam Yvonne.

Yvonne dengan cepat membuat tombak panjang dengan sihirnya.

Sea serpent. Teknik lemparan tombak yang melesat begitu cepat ke target. Tombak itu dilapisi mana yang bentuknya terlihat seperti ular yang begitu besar. Tombak itu dengan begitu cepat menuju ke arah patung Yve. Tapi, patung itu meloncat ke atas untuk menghindarinya.

“Moon light sword technique. Fourth technique. Sixth technique. Eight technique”. Yvonne menggunakan teknik tebasan cahaya bulan miliknya. Teknik yang begitu terampil dan rapi. Kini, patung itu sepenuhnya hancur berkeping keping.

“Aku sudah mengujinya dari awal. Patung itu tak memiliki kecerdasan sepertiku, dia hanya bergerak berdasarkan intuisi. Lalu aku menyerangnya dengan gelombang taichi untuk memastikan tubuhnya itu kosong atau berisi”.

“Kami juga sama sama tak bisa mendaratkan karena kami saling menggunakan shadow steps. Dan teknik pergerakan yag lebih cepat dari itu adalah sky step. Tapi diriku yang sekarang belum cukup kuat menggunakan teknik itu. Makanya kaki patung itu retak”

“Lalu, setelah aku terpojok. Dia akan menggunakan teknik kuat untuk membunuhku. Dia menggunakan infinite slash karena teknik itu menebas ke segala arah. Jadi aku akan tetap terkena serangannya. Dan lagi lagi, aku juga masih belum mampu menggunakan teknik itu. Makanya lengan patung itu menjadi retak juga”.

“setelah itu aku memancingnya dengan lemparan tombak. Walau kakinya terluka, dia masih mampu meghindarinya. Dan kuakhiri dengan beberapa teknik tebasan cahaya bulan. Semua rencanaku hanyalah untuk membebani kaki dan lengannya”

“Nahh sekarang. Apa aku harus pergi membantu bawahanku menghadapi dopplegangger mereka”.

Saat itu, Yvonne menyentuh anting besinya. Dia mengaktifkan kristal komunikasi untuk menghubungi bawahannya. “Kalian, bagaimana keadaan kalian?” Tanya Yvonne pada ketiga bawahannya.

“Yahh. Kembaranku walau dia lebih kuat dua kali, dia tetap menggunakan sihir partikel dengan kecepatan yang sama. Jadi kami sama sama saling menghindar. Terkena satu kali akan berakibat fatal, karena itu sihir yang mematikan” Penjelasan Ayaa melalui kristal komunikasi.

“Wahh, lalu? Bagaimana caramu mengalahkannya?” Tanya Yvonne pada Ayaa. “Saya Cuma harus berkembang. Membuat sihir partikelku bergerak lebih cepat agar bisa mengenai patung itu” Tegas Ayaa.

“Jadi dia berusaha begitu keras ya” Pikir Yve. “Lalu Rhea, bagaimana keadaanmu?” Tanya Yve. “Aku hanya langsung menyegel seluruh tubuhnya dengan ice prison. Dengan begitu dia menjadi tak bergerak karena membeku. Aku harus mengerahkan semuanya dalam satu serangan itu”.

“Wahh. Zero, bagaimana keadaanmu” Tanya Yve. Tapi, Zero sama sekali tak merespon panggilannya. “Zero, dengarkan aku. ZERO, APA KAU DISANA” Teriak Yvonne.

“Ini gawat, kalian cepatlah kelilingi labirin ini. Temukan Zero secepat mungkin. Dia pasti bertahan sekuat tenaga” Suruh Yve pada Ayaa dan Rhea. “Baik, kami pergi dulu” Ucap mereka berdua.

“Baiklah, aku harus melacak sekitar. Fokuskan mana pada seluruh indraku, lalu rasakan semua hal disekitar. 10 mot(20 meter). 50 mot (100 meter). 200 mot (400 meter)”. Setelah memfokuskan dirinya ke sekitar, Yvonne akhirnya menemukan keberadaan Zero.

“Ketemu. Sekitar 175 mot (350 meter) di arah jam delapan. Karena ini labirin, maka lebih cepat untuk menjebol temboknya saja” Pikirnya.

Yvonne lalu menjebolkan tembok batu yang berada di depannya. Satu persatu tembok dilewatinya. Lalu, akankah Zero dapat bertahan?