Chapter 21 Unknown Threats (1)

(POV Luna)

Sementara itu di kelompok 37 tengah menghadapi mini bos berbentuk salamender dengan ekor api yang menyala di kedalaman dungeon

Boss tersebut bernama Salamender Rakan

Lucius, Luna, Morian, dan anggota-anggota kelompok lain tengah berusaha mengalahkan musuh tersebut. Meski dengan peralatan yang kurang memadai, tapi mereka tidak gentar menghadapi musuh yang belum sesuai dengan tingkat mereka

Akhirnya mereka berhasil mengalahkannya, dengan kerja tim yang sangat bagus, dimana Luna dan Maria menahan semburan api dari salamender tersebut dengan sihir es dan air mereka. Membuat sebuah penghalang

Lalu Ken, Jordan, Zemo, dan Kael bertugas mengalihkan perhatian mereka untuk memberikan waktu bagi Morian merapalkan 2 atribut

Setelah selesai, Morian menggunakan atribut tumbuhan untuk mengikat tubuh salamender tersebut, dan mengaliri tumbuhan tersebut dengan aliran petir. Memberikan sengatan yang besar kepada bos tersebut

Untuk penutupnya, Lucius melancarkan serangan terakhir dengan pedang kristal yang ia buat, beserta dengan pedang kristal lain yang melayang membentuk sebuah lingkaran setengah

Lucius terbang melesat dengan cepat ke arah salamender tersebut, lalu kemudian menebasnya. Kemudian ia berbalik lagi dan menebasnya lagi, lagi, dan lagi

CLANG! CLANG! CRRKK! SLASSHHH!!

Serangan itu indah, cepat, dan presisi. Seolah pangeran itu menari di atas udara

Hingga...

GRRRRRAAAAHHHHHHHHHHHHHH....!!!

Salamender Rakan tersebut tumbang dan menghilang dalam ribuan cahaya. Meninggalkan sebuah empat orb sihir

Kemudian sebuah automaton burung dari akademi Unio datang dari langit dan mulai menunjukkan jendela poin, yang dimana mereka mendapatkan poin 100 dari poin 40 milik mini boss, dan 40 poin dari masing-masing orb sihir yang jatuh

Ditambah lagi dalam jendela poin itu, kelompok mereka mendapat peringkat ke 5 dalam mengumpulkan poin

Ken:" Yeah! Kita peringkat 5" serunya

Morian:" Jangan senang dulu. Kita masih harus mengumpulkan poin lebih banyak lagi"

Jordan:" Morian benar, kita harus segera mengumpulkan lebih banyak jika peringkat kita ingin naik"

Ken:" Ayolah kawan. Peringkat 5 itu sudah termasuk bagus" sahutnya saat memberikan fakta tersebut

BLA BLA BLA BLA BLA BLA BLA BLA...

Terjadi perdebatan yang sedikit sengit di kelompok tersebut

Disaat mereka sedang berdebat soal peringkat, Maria datang untuk menghentikan perdebatan mereka bertiga

Maria:" Sudahlah kalian semua. Semakin lama kita ngobrol disini, makin menurun juga peringkat kita jika kita tidak cepat untuk mengumpulkan poin tersebut "

Seketika, ketiganya mulai terdiam sejenak

Ken:" Yah, kau benar Maria"

Morian:" Lebih baik kita cari monster tingkat menengah untuk dihadapi" Morian hendak memberi ide

Jordan:" Itu bagus sekali"

Sementara yang lainnya masih tenggelam dalam pembahasan mereka, Luna yang masih tetap diam ditempat sedang memperhatikan tiga pintu yang ada didepannya yang terletak di ruangan boss

Pintu tersebut adalah Pintu Warp yang mana adalah sebuah alat teleportasi bagi mereka yang telah mengalahkan seorang boss menuju sebuah ruangan lain

Sama halnya dengan konsep dungeon lain. Dimana jika boss dungeon tersebut telah dikalahkan, maka akan memunculkan Pintu Warp yang akan membawa mereka masuk ke ruang hadiah, atau ruangan lain

Luna:' Tapi. Kenapa pintunya ada tiga? " pikirnya

Pintu yang mereka dapat ada 3, dan bukannya satu. Sesuatu yang jarang sekali ada di setiap Dungeon. Luna pasti tahu bahwa dari masing-masing dari pintu tersebut pasti akan membawa mereka ke tempat lain yang berbeda-beda

Entah karena apa Akademi membuat hal ini? Apakah karena mereka ingin menguji kemampuan observasi para murid?

Daripada memikirkan hal tersebut, Luna mulai memikirkan pintu yang mana yang akan mereka masuki

Ia tidak menyadari dari sampingnya terlihat Lucius yang sedang melihat Luna sedang fokus pada tiga pintu yang ada di depannya

Lucius:" Sepertinya kamu sudah memilih jalannya, Luna. Pintu mana yang menurutmu terbaik untuk kita lewati? "

Luna:" Eh!? " terkejut bukan main

Luna:" Yah... Aku rasa pintu itu yang paling aman" sambil menunjuk ke arah pintu yang ada di sebelah kiri

Lucius melirik ke arah pintu yang ditunjuk oleh Luna

Pintu itu terlihat seperti pintu biasa saja, dengan warna coklat dan juga gagang yang terlihat biasa saja, membuat pintu itu tidak memiliki ciri khas tertentu

Tapi karena Lucius tahu seberapa pintarnya Luna dalam memilih, membuatnya merasa yakin dengan pilihannya

Lucius:" Kalau begitu... Teman-teman, ayo" ucapnya pada seluruh anggota kelompoknya

Lucius maju duluan, diikuti dengan jubah seragamnya yang mengepak sedikit saat terkena hembusan angin

KRAK!

Kelompok 37 mulai membuka Pintu Warp. Dalam sekejap, terlihat cahaya yang terang dari dalam membuat mereka menyipitkan mata mereka. Melindungi mata mereka dari silauan cahaya tersebut, dan masuk kesana

...

(Ruangan dungeon lain)

Diruangan dungeon yang lain yang memiliki tiga jalan. Muncullah sebuah Pintu Warp terbuka dari tengahnya

Dari dalam terlihat Luna, Lucius, Morian, dan anggota dari kelompok 37 keluar dari pintu tersebut

Jordan:" Oke... Jadi ada dimana kita sebenarnya? " tanyanya sambil memperhatikan ruangan tersebut

Ken:" Entahlah, tapi kalau dilihat dari dinding batunya kita masih berada di lantai yang sama" jawab Ken saat ia menyentuh dinding yang ada disekitar

Mereka berada dalam pertengahan di ketiga jalur. Jalur kanan, jalur kiri, dan jalur depan

Dari jalur kiri dan kanan, terlihat sebuah jalan yang panjang dan juga gelap. Sementara itu di jalur depan terlihat pendek karena ada sebuah pintu besar yang memperpendek jalur depan tersebut

Namun yang paling mengejutkannya lagi, didepan pintu tersebut sudah ada orangnya

Zemo:" Bukankah itu? " ucapnya sambil menunjuk ke beberapa orang yang ada di depan pintu itu. Kemungkinan mereka adalah kelompok lain

Lucius maju duluan, diikuti dengan Morian dan anggota kelompok 37 lainnya. Berusaha untuk mencari tahu siapa kelompok yang ada di depan mereka

Dari beberapa orang-orang tersebut, ada sebuah bola melayang yang berada di dekat kelompok tersebut

Hanya dengan mengetahui bola melayang tersebut, Luna sudah tahu bahwa tidak ada murid lain yang tidak akan membawa hal-hal seperti itu, kecuali satu orang dari kelompok 49

Orang yang selalu ia temui secara tidak sengaja, tidak lain dan tidak bukan adalah seorang laki-laki yang sangat aneh

Luna:' Wim... Lagi-lagi, disini pula' ucapnya dalam hati dengan keheranan. Kenapa ia selalu bertemu dengan orang aneh itu

Sebelum kelompok 49 menyadari sesuatu di belakang mereka, Art yang pertama kali menyadarinya

Art:" Wow, sepertinya kita kedatangan tamu"

Semua anggota kelompok 49 mulai menoleh ke arah yang di lirik oleh Art, dan disanalah mereka

Bertemu satu sama lain. Dua kelompok yang terdiri dari beberapa murid-murid berbakat dan juga terkenal berkumpul di depan pintu raksasa yang tidak diketahui

***

(Luar Dungeon Gigan - Kubah Observasi)

(Pov Kryuger)

Ruangan observasi Dungeon Gigan diselimuti oleh cahaya kebiruan dari panel sihir berbentuk lingkaran-lingkaran tipis yang menggantung di udara

Beberapa Staff Arcane disana mengenakan jubah kelabu dengan emblem Unio di dada mereka, sibuk membaca aliran data energi, posisi murid, serta level ancaman sihir agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

Tidak hanya Staff dari Akademi Unio saja, Staff dari Akademi Steel juga ikut andil dalam mengawasi murid-murid Unio

Karena Akademi Steel telah menjaga dan merawat Dungeon Gigan agar bisa digunakan sebagai pelatihan praktik untuk Akademi-akademi lain, maka tidak heran jika mereka memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang Dungeon tersebut dan aktivitas-aktivitas nya

Di tengah ruangan itu, Kryuger mengawasi setiap pergerakan dari masing-masing murid. Tatapannya tajam, bersinar seperti baja dalam kegelapan. Di sampingnya, layar menampilkan kelompok-kelompok murid yang tersebar dalam dungeon

Staff Unio 1:" Lapor pak, Kelompok 37 berhasil mengalahkan Salamander Rakan"

Staff Steel 2:" Laporan untuk kelompok 19, mereka berhasil mengalahkan Orge"

Staff Unio 1:" Catat semuanya "

Staff Unio 2:" Baik pak! "

Satu persatu laporan disampaikan untuk mencatat perkembangan para murid-murid yang ada di Dungeon

Meski awalnya memasuki Dungeon itu berarti adalah bersiap untuk menghadapi kematian didalam, tapi tidak semua orang masih belum bersiap untuk menghadapi yang disebut dengan kematian tersebut. Bahkan bagi para murid-murid yang masih belum memiliki pengalaman bertempur di medan tempur

Karena itulah, staff Akademi Unio dan Steel berusaha keras untuk memberikan keamanan bagi murid-murid mereka, demi masa depan mereka

Tidak hanya ada Kryuger, staff Unio dan Steel saja di ruangan tersebut. Ada beberapa anggota akademisi lain dari berbagai faksi yang berbeda, ikut berdiri di belakang Kryuger, tangan mereka terlihat bersedekap atau memegang sebuah catatan.

Mereka datang tidak hanya untuk mengamati namun juga menilai perkembangan para murid yang dianggap mereka sangat layak untuk menjadi calon mereka

Anggota akademisi Magi Tech:" Hmm, sepertinya perempuan dari kelompok 6 itu sangat ahli sekali tentang teknologi automaton. Bahkan ia bisa memahami cara kerja dari versi awalnya "

Anggota akademisi Magic Tower:" Morian, ia benar-benar hebat dalam menggunakan dua atribut. Atribut tumbuhan milik elf dan atribut elemen milik manusia, tidak heran jika dewan memilihny menjadi calon dari Magic Tower " Ujarnya sambil melihat rekaman Morian

Anggota akademisi faksi lain:" Yah, kau benar. Mungkin dengan waktu 3 tahun lagi ia bisa menjadi seorang Arcane dengan menggunakan atribut terbanyak di dunia "

Anggota akademisi Magic Tower:" Haha... Bisa saja kau yah"

Sementara para anggota akademisi lain saling mengobrol, Kryuger masih tetap berdiri seperti batu sambil memperhatikan layar monitor sihir dengan benar

PSHHHHHHHH!

FWUOOOOH!

Sebuah asap rokok menyebar luas dari ruangan tersebut

Anggota akademisi lain :" Hei! siapa yang merokok disini? Ini bukan tempat un-"

??? :" Yah, yah, yah, aku tahu. Aku cuma ingin menyapa pada teman lamaku" ucapnya dengan tenang dan terlihat akrab

Kemudian seseorang yang merokok tersebut mulai menampakkan dirinya pada beberapa anggota akademisi tersebut. Seketika membuat mereka membeku saat melihat sosok tersebut di dekat pintu masuk

Sosok itu adalah seorang pria seumuran dengan Kryuger dengan rambut kelabu pendek acak-acakan, wajah setengah kasar dengan luka samar di rahang, dan penutup mata hitam di sisi kiri.

Pria itu mengenakan seragam Akademi Militer Steel cokelat tua dengan pelat baja ringan di dada. Di tangan kanannya, tergenggam sebatang rokok herbal beraroma pahit

Bright, mantan Militer Arcane, serta rekan setimnya Kryuger. Sekarang mengajar di Akademi Steel

Kryuger:" Bright"