Bab 2: Pelarian yang Berbahaya

Celah menganga semakin melebar, menyedot segala sesuatu di sekitarnya. Angin kencang berputar seperti badai, membuat Arya dan Nadia berjuang keras untuk bertahan. Tangan Arya semakin erat menggenggam pergelangan adiknya, namun kakinya mulai kehilangan pijakan.

"Nadia! Jangan lepaskan!" Arya berteriak di tengah gemuruh tanah yang runtuh. Keringat dingin mengalir di dahinya, jantungnya berdetak kencang. Ia tahu, jika ia gagal memegang Nadia, adiknya akan jatuh ke dalam kegelapan yang tak berdasar.

"A-Arya... Aku takut!" Nadia terisak, tubuhnya melayang di ujung jurang.

Tiba-tiba, sebuah tangan kuat menjulur dari belakang Arya dan menarik bahunya. Dika muncul dengan wajah tegang. "Pegang aku! Aku tidak akan membiarkan kalian jatuh!" teriaknya sambil menahan tubuh Arya dengan sekuat tenaga.

Dengan bantuan Dika, Arya akhirnya berhasil mengangkat Nadia dari tepi jurang. Mereka jatuh terduduk di tanah yang masih bergetar, napas terengah-engah, wajah mereka pucat pasi.

"Terima kasih... Dika..." suara Arya parau, matanya memandang sahabatnya penuh rasa syukur.

"Kita harus segera pergi! Galaxy Ark akan lepas landas dalam lima menit!" Raka berteriak dari arah pintu masuk kapal, melambai-lambaikan tangannya dengan cemas.

Mereka berlari sekuat tenaga, mencoba menghindari reruntuhan bangunan dan celah-celah yang terus bermunculan di tanah. Getaran gempa semakin kuat, suara gemuruh tak henti-hentinya mengguncang langit.

Saat mereka hampir mencapai pintu masuk Galaxy Ark, tiba-tiba kilatan cahaya merah melesat di udara. Meteor berjatuhan, menghantam area peluncuran dan menimbulkan ledakan dahsyat. Satu per satu meteor menghantam tanah, menciptakan kawah besar yang memuntahkan api.

"Cepat! Masuk ke dalam!" teriak Komandan Harris yang sudah menunggu di dalam kapal. "Kita tidak punya waktu lagi!"

Dengan sisa-sisa tenaga, Arya, Nadia, Dika, dan Raka berhasil melompat ke dalam Galaxy Ark tepat sebelum pintu raksasa itu tertutup rapat. Suara deru mesin mulai terdengar, getarannya terasa hingga ke seluruh badan kapal.

"Persiapan peluncuran dimulai! Semua kru, bersiap di pos masing-masing!" suara komputer otomatis terdengar di seluruh ruangan.

Arya memandang keluar jendela kaca besar. Dari dalam kapal, ia melihat Bumi yang semakin hancur. Gunung-gunung meletus, lautan meluap, dan petir menyambar tanpa henti. Planet biru yang dulu indah itu kini berubah menjadi neraka yang menakutkan.

Hatinya terasa berat, seolah-olah sepotong jiwanya tertinggal di sana. "Selamat tinggal... Bumi..." bisiknya pelan.

Tiba-tiba, kapal terguncang hebat. "Apa yang terjadi?!" tanya Nadia panik, matanya membelalak ketakutan.

"Gravitasi lubang hitam! Itu semakin dekat!" jawab Dika yang sedang memeriksa radar. "Jika kita tidak segera lepas landas, kita akan tersedot ke dalamnya!"

"Akselerasi maksimal! Aktifkan mesin warp!" perintah Komandan Harris.

Mesin Galaxy Ark menyala terang, mengeluarkan cahaya biru menyilaukan. Dalam hitungan detik, kapal raksasa itu meluncur ke angkasa dengan kecepatan luar biasa, menembus atmosfer yang bergejolak.

Saat mereka memasuki ruang hampa udara, lubang hitam raksasa terlihat jelas di layar monitor. Warnanya gelap pekat, menghisap cahaya dan benda-benda di sekitarnya. Lingkaran gravitasi terlihat berputar dengan kecepatan tinggi, menciptakan pusaran yang menakutkan.

"Kita harus menghindarinya! Jika tersedot, kita tidak akan pernah keluar hidup-hidup!" teriak Arya sambil memperkuat sabuk pengamannya.

Komandan Harris mengendalikan kapal dengan terampil, mencoba bermanuver keluar dari tarikan gravitasi lubang hitam. Namun, kekuatannya begitu dahsyat hingga membuat Galaxy Ark terguncang hebat. Alarm berbunyi keras, memperingatkan bahaya yang semakin dekat.

"Kekuatan gravitasi terlalu kuat! Mesin warp tidak cukup!" lapor Dika dengan suara gemetar. "Jika kita tidak segera menemukan jalan keluar, kita semua akan mati di sini!"

Arya mengepalkan tangan, pikirannya bekerja keras mencari solusi. Ia menatap monitor yang menunjukkan perputaran lubang hitam yang semakin mendekat. Tiba-tiba, sebuah ide gila melintas di kepalanya.

"Apa yang kau pikirkan, Arya?" tanya Raka yang melihat wajah sahabatnya berubah serius.

"Aku tahu cara keluar dari sini... tapi risikonya sangat besar," jawab Arya, suaranya tegas. "Jika berhasil, kita akan selamat. Tapi jika gagal... kita semua akan hancur lebur tanpa sisa."

Semua orang terdiam, menatap Arya dengan tatapan penuh harap dan ketakutan.

"Apa rencananya, Arya?" tanya Komandan Harris dengan suara bergetar. "Kita akan mencoba apa pun... asalkan masih ada kesempatan untuk hidup."

Arya menarik napas dalam-dalam, lalu menjelaskan idenya dengan cepat. "Kita akan memanfaatkan gravitasi lubang hitam untuk meningkatkan kecepatan. Jika kita bisa mengitari pusarannya dengan sudut yang tepat, kita bisa mendapatkan dorongan gravitasi yang cukup kuat untuk melepaskan diri dari tarikan lubang hitam."

"Itu gila!" seru Nadia. "Jika kita terlalu dekat, kita akan hancur!"

"Tapi itu satu-satunya cara," jawab Arya tegas. "Kita tidak punya pilihan lain."

Komandan Harris terdiam sejenak, menatap wajah Arya yang penuh keyakinan. "Baiklah... kita akan melakukannya."

Seluruh kru bersiap menghadapi momen paling berbahaya dalam hidup mereka. Galaxy Ark mulai mendekati pusaran lubang hitam, gravitasi kuat mulai menarik kapal dengan kecepatan yang mengerikan.

Arya menggenggam tangan Nadia erat-erat. "Bertahanlah... kita pasti bisa keluar dari sini..."

Galaxy Ark berputar mengelilingi lubang hitam dengan kecepatan luar biasa, merasakan tarikan gravitasi yang luar biasa kuat. Alarm berbunyi kencang, memperingatkan struktur kapal yang mulai retak.

"Sekarang! Aktifkan mesin warp maksimum!" teriak Arya.

Galaxy Ark melesat keluar dari pusaran gravitasi, meninggalkan lubang hitam yang terus berputar ganas. Cahaya biru menyilaukan memenuhi seluruh layar monitor saat kapal itu akhirnya berhasil meloloskan diri.

Semua orang terdiam, tak percaya bahwa mereka masih hidup.

Namun, saat mereka mulai merasa lega, sebuah sinyal misterius muncul di radar. Sinyal dari suatu tempat di galaksi yang tidak dikenal...

Bersambung...

Vote dan dukung terus ceritanya ya, guys! Supaya mimin cepat update kelanjutan kisah epik ini!