Bab 3: Persiapan Perang di Antara Bintang

Di dalam ruang bengkel canggih Galaxy Ark, suara denting logam dan percikan api terdengar tanpa henti. Arya berdiri di depan rangka besi raksasa yang hampir selesai dirakit. Matanya fokus, kedua tangannya cekatan memasang komponen-komponen terakhir.

"Ini gila... Kau benar-benar ingin melawan monster luar angkasa dengan ini?" tanya Dika yang berdiri di belakangnya, wajahnya takjub.

Arya tersenyum tipis, matanya menyala dengan semangat yang berkobar. "Kita tidak tahu apa yang menunggu di galaksi ini. Jika makhluk sebesar itu datang lagi, aku tidak akan membiarkan kita menjadi mangsa mereka."

Pikiran Arya kembali ke beberapa hari yang lalu, saat Galaxy Ark nyaris dihancurkan oleh makhluk raksasa yang muncul dari kabut antarbintang. Monster itu memiliki tentakel mematikan dan kulit yang lebih keras dari baja. Hampir saja mereka kehilangan Raka saat mencoba melarikan diri dari cengkeraman makhluk itu.

"Mecha ini... adalah harapan kita," lanjut Arya sambil mengencangkan baut terakhir. Ia menatap Nadia yang duduk di pojok ruangan, wajah adiknya masih pucat setelah pertemuan mereka dengan monster tersebut. "Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi."

Mecha tempur setinggi 15 meter itu berdiri gagah di hadapan mereka. Tubuhnya dilapisi armor titanium-neutron yang mampu menahan serangan energi tinggi. Di punggungnya terdapat booster jet untuk manuver cepat di ruang angkasa. Kedua lengannya dipersenjatai meriam plasma dan pedang energi yang bersinar biru terang.

"Mantap! Kalau monster itu muncul lagi, kita bisa bikin dia menyesal datang ke sini," seru Dika sambil tertawa kagum.

Nadia berdiri dan mendekat, matanya berbinar-binar melihat Mecha raksasa itu. "Kau memang jenius, Kak..."

Tiba-tiba, alarm Galaxy Ark berbunyi nyaring. Lampu merah berkedip-kedip di seluruh kapal. Suara komputer otomatis terdengar jelas, "Peringatan! Deteksi objek tak dikenal mendekat dengan kecepatan tinggi!"

"M-Makhluk itu datang lagi?!" seru Nadia dengan wajah panik.

"Tidak... ini lebih besar dari sebelumnya!" Dika menunjukkan radar yang menampilkan titik merah besar bergerak cepat menuju kapal mereka.

"Waktunya untuk uji coba," ujar Arya tegas. Ia mengenakan baju pilot khusus dan memasuki kokpit Mecha melalui lift yang terhubung ke bagian dada robot raksasa itu. Monitor di dalam kokpit menyala, menampilkan berbagai data dan sensor visual.

"Aktivasi Mecha Tempur: GARUDA-X!" Arya menekan tombol hijau di konsol utama.

Mata Mecha menyala biru terang, suara mesin berderu keras saat tubuh raksasa itu mulai bergerak. Armor titanium-neutron berkilauan diterpa cahaya bintang.

"Pengaturan kontrol manual aktif. Semua sistem siap tempur," suara komputer di dalam kokpit melaporkan dengan tenang.

"Baiklah... Ayo kita lihat seberapa kuat kau!" Arya menggenggam joystick kendali, memutar tubuh GARUDA-X dan mengarahkan meriam plasma ke arah objek yang mendekat.

Di layar monitor, terlihat sosok monster raksasa yang jauh lebih mengerikan daripada sebelumnya. Tubuhnya ditutupi sisik hitam keras yang bersinar seperti logam, dengan sayap besar yang memancarkan aura gelap. Matanya merah menyala penuh kebencian.

"Itu... Naga Void?!" seru Dika dari pusat komando, matanya melebar ketakutan. "Makhluk legendaris dari galaksi kegelapan... Bagaimana mungkin dia muncul di sini?!"

"Apapun itu... Aku tidak akan membiarkannya menghancurkan kapal ini!" Arya menarik tuas kendali. "Mode Pertempuran Aktif!"

GARUDA-X melesat ke luar Galaxy Ark dengan kecepatan luar biasa, booster jet di punggungnya menyala terang, meninggalkan jejak cahaya biru di kehampaan angkasa.

Naga Void mengaum keras, suaranya menggema hingga ke dalam kapal. Sayap raksasanya mengepak kuat, menciptakan pusaran energi gelap yang mengarah ke GARUDA-X.

"Aku tidak takut padamu!" Arya menekan tombol peluncur. Meriam plasma menembakkan sinar biru terang, menghantam tubuh Naga Void dan meledak dengan kekuatan dahsyat.

Namun, saat asap ledakan menghilang, Naga Void tidak terluka sedikit pun. Sisiknya bersinar hitam pekat, memantulkan serangan plasma seolah tidak terjadi apa-apa.

"M-Mustahil! Serangan plasma tidak mempan?!" Arya menggertakkan gigi, keringat dingin mulai mengalir di dahinya.

Naga Void membuka mulut besarnya, mengumpulkan energi gelap di tenggorokannya. Cahaya merah menyala terang, bersiap menembakkan serangan balasan yang bisa menghancurkan GARUDA-X dalam sekali tembakan.

Arya menggenggam joystick lebih erat. "Kalau begitu... kita coba ini!"

Pedang energi di tangan GARUDA-X menyala biru terang, menciptakan getaran energi yang memotong ruang angkasa. Arya mengaktifkan Mode Serangan Cepat, mengarahkan GARUDA-X melesat ke arah kepala Naga Void dengan kecepatan kilat.

"Serangan Pemotong Dimensi!" Arya berteriak sambil mengayunkan pedang energi dengan kekuatan penuh. Cahaya biru menyilaukan membentuk garis tebasan yang membelah kegelapan.

Tepat sebelum pedang itu mengenai kepala Naga Void, waktu seolah melambat. Mata merah monster itu memancarkan cahaya penuh kebencian, namun ekspresinya berubah saat menyadari bahaya yang datang.

Pedang energi menebas tepat di leher Naga Void, menciptakan ledakan cahaya yang sangat terang hingga membuat seluruh ruang angkasa bersinar sejenak. Tubuh raksasa Naga Void terhuyung, kepalanya terpotong dan melayang perlahan sebelum hancur menjadi partikel cahaya.

Arya terengah-engah di dalam kokpit, tubuhnya gemetar karena tegang dan lelah. Ia menatap tubuh Naga Void yang perlahan menghilang menjadi debu kosmik.

"Kita... kita berhasil..." suaranya bergetar, tak percaya bahwa mereka baru saja mengalahkan makhluk legendaris dari galaksi kegelapan.

Namun, sebelum Arya bisa bersantai, radar kembali berbunyi. Kali ini, lebih banyak titik merah muncul di layar. Puluhan, bahkan ratusan makhluk serupa bergerak cepat menuju Galaxy Ark.

"Tidak... Ini baru permulaan..." bisik Arya, wajahnya berubah tegang.

Bersambung...

Vote dan dukung terus ceritanya ya, guys! Supaya mimin cepat update kelanjutan kisah epik ini!