Kael lahir di sebuah desa kecil yang tidak memiliki banyak kekuatan atau pengaruh. Sejak kecil, ia menyaksikan bagaimana dunia diatur oleh hukum yang tidak adil—di mana mereka yang kuat berkuasa, dan mereka yang lemah harus tunduk tanpa bisa melawan.
Saat berusia sepuluh tahun, desanya dihancurkan oleh bangsawan lokal yang menganggap wilayah itu tidak memiliki nilai. Ayah dan ibunya tewas, dan semua yang ia kenal lenyap dalam satu malam. Namun, yang paling membuatnya terpukul bukanlah kehancuran itu sendiri, melainkan ketidakmampuannya untuk mengubah apa pun.
Ia bertanya-tanya:
"Mengapa beberapa orang bisa menentukan nasib orang lain hanya karena mereka lebih kuat?"
"Jika hukum dunia sudah ditetapkan, apakah tidak ada yang bisa mengubahnya?"
Sejak saat itu, Kael bertekad untuk memahami dunia—bukan untuk sekadar bertahan hidup, tetapi untuk memahami esensi dari kekuatan itu sendiri. Jika hukum dunia bisa mengikat seseorang, maka harus ada cara untuk mengubah atau menulis ulang hukum tersebut.
Pencariannya membawanya ke berbagai tempat, dari perpustakaan kuno hingga medan perang, dari pertemuan dengan ilmuwan hingga penyihir. Ia menyadari satu hal: Mereka yang menguasai hukum, menguasai dunia.
Dan dia tidak akan pernah membiarkan hukum yang ada mengendalikan hidupnya lagi.
---