Cahaya matahari pagi menyinari lembah tempat Kael dan Putri Eldoria berdiri. Pertarungan dengan Jenderal Zareth berakhir tanpa ada pemenang mutlak, tetapi Kael berhasil membuktikan bahwa pemahamannya tentang hukum dunia dapat melampaui pengguna hukum biasa.
Zareth mundur untuk sementara, tetapi Kael tahu itu bukanlah akhir. Raja Eldoria tidak akan diam saja setelah mengetahui bahwa dirinya adalah ancaman.
Putri Eldoria, yang selama ini hanya menyaksikan, akhirnya berbicara dengan suara ragu, "Kael… aku tahu kau kuat. Tapi… apa kau benar-benar berpikir bisa melawan seluruh kerajaan?"
Kael menatapnya sejenak sebelum menjawab, "Aku tidak mencari konflik. Namun, jika mereka terus menghalangi jalanku untuk memahami dunia ini… aku tidak akan ragu menghancurkan rintangan yang menghalangi."
Eldoria menggigit bibirnya, hatinya dipenuhi perasaan bercampur aduk. Dia tidak tahu apakah harus merasa aman di sisi Kael, atau justru takut pada kekuatannya yang berkembang pesat.
---
Konsekuensi dari Pertarungan
Di Istana Eldoria, Raja Alden duduk di singgasananya dengan ekspresi gelap. Laporan mengenai Kael ada di tangannya.
Seorang lelaki berbaju hitam, yang dikenal sebagai Grand Scholar Maltrius, berdiri di hadapannya.
"Yang Mulia," suara Maltrius terdengar tenang, tetapi penuh perhitungan. "Pemuda bernama Kael ini… dia bukan hanya petarung biasa. Dia memahami hukum dunia dengan cara yang belum pernah kita lihat sebelumnya."
Raja Alden mendengus, "Dan itu berarti dia ancaman bagi keseimbangan kerajaan kita?"
Maltrius tersenyum samar. "Bukan hanya bagi kerajaan kita… tetapi bagi seluruh dunia."
Raja menyipitkan matanya. Jika benar Kael bisa memahami hukum dunia dengan cara yang berbeda, maka ia bukan sekadar ancaman. Dia bisa menjadi penguasa yang lebih besar daripada raja mana pun yang pernah ada.
"Jika begitu…" Raja Alden berkata dengan nada dingin. "Aku akan mengirim Ordo Penjaga Hukum. Mereka akan memastikan pemahamannya tidak berkembang lebih jauh."
---
Sebuah Perjalanan ke Kota Rahasia
Sementara itu, Kael dan Putri Eldoria melanjutkan perjalanan mereka. Kael tahu bahwa dia tidak bisa diam di satu tempat terlalu lama. Mereka harus terus bergerak.
Tujuan mereka berikutnya adalah Kota Rahasia Xenthar, sebuah kota yang berada di luar kendali kerajaan dan dikenal sebagai tempat berkumpulnya para pencari ilmu. Jika ada tempat yang dapat membantunya memahami hukum dunia lebih dalam, itu adalah Xenthar.
Dalam perjalanan, mereka melewati hutan lebat. Burung-burung berkicau, angin sepoi-sepoi berhembus, tetapi ada sesuatu yang terasa… tidak wajar.
Kael berhenti berjalan. Dia merasakan perubahan dalam aliran udara, gravitasi yang sedikit berbeda, dan keheningan yang terlalu mendadak.
"Ini bukan keadaan alami… Ada seseorang yang memanipulasi hukum di sekitarku."
Tiba-tiba, dari balik pepohonan, sosok berjubah putih dengan simbol lingkaran emas di dada muncul.
Matanya menatap tajam ke arah Kael.
"Kau adalah Kael, bukan?" suara pria itu tenang, tetapi penuh tekanan.
Kael menyipitkan mata. "Siapa kau?"
Pria itu tersenyum tipis. "Namaku Sevaris, anggota Ordo Penjaga Hukum. Aku datang dengan perintah raja—untuk memastikan kau tidak pernah mencapai pemahaman penuh tentang hukum dunia ini."
Putri Eldoria tersentak, "Ordo Penjaga Hukum? Mereka hanya dikirim untuk menghadapi ancaman terbesar kerajaan! Kael, ini buruk…!"
Kael tetap tenang. "Jadi, kerajaan benar-benar takut padaku sampai mengirim seseorang seperti dirimu?"
Sevaris mengangkat tangannya, dan seketika ruang di sekitar mereka bergetar.
"Aku tidak takut padamu, Kael," katanya. "Aku hanya memastikan bahwa kau tidak menjadi ancaman bagi keseimbangan dunia ini."
Dan dengan itu, pertarungan yang lebih besar pun dimulai.
---