Di tengah hutan yang sunyi, Kael berdiri berhadapan dengan Sevaris, anggota Ordo Penjaga Hukum yang dikirim untuk menghentikan pemahamannya. Udara di sekitar mereka bergetar, menunjukkan betapa besar kekuatan yang siap dilepaskan.
Putri Eldoria menatap Kael dengan kekhawatiran, tetapi dia tahu tidak ada jalan untuk menghindari pertempuran ini.
Sevaris tersenyum tipis. "Aku sudah mendengar banyak tentangmu, Kael. Seorang pemuda yang dapat memahami hukum dunia dengan cara yang tidak bisa dilakukan orang lain. Itu mengesankan… tetapi juga berbahaya."
Kael mengangkat alisnya. "Berbahaya bagi siapa? Aku hanya berusaha memahami dunia ini."
Sevaris mengangkat tangannya perlahan. Udara di sekitar mereka tiba-tiba berubah—seolah-olah ruang di sekeliling mereka melengkung.
"Kau mungkin memahami hukum, tetapi aku telah memanipulasi hukum ini jauh sebelum kau lahir," katanya.
Dan dengan itu, pertarungan dimulai.
---
Serangan dari Dimensi yang Berbeda
Sevaris mengayunkan tangannya, dan seketika ruang di sekitar Kael mulai berlipat ganda.
Dalam sekejap, Kael melihat puluhan versi dirinya sendiri, bergerak dalam berbagai arah, seperti refleksi dalam cermin yang terpecah.
"Manipulasi ruang?" pikir Kael.
Namun, sebelum dia bisa bereaksi lebih jauh, serangan pertama datang.
Dari arah yang tidak jelas, sebuah bilah energi muncul entah dari mana dan hampir menembus dadanya. Kael berhasil menghindarinya dengan cepat, tetapi luka kecil muncul di bahunya.
Dia menyipitkan mata. "Jadi kau bisa mengendalikan ruang dengan bebas?"
Sevaris tersenyum. "Aku bisa membuat seranganku muncul dari mana saja, dari dimensi mana pun."
Kael menarik napas dalam. Jika Sevaris benar-benar dapat mengendalikan ruang, maka ini adalah tantangan yang lebih besar dari pertarungan sebelumnya.
Namun, dia tidak akan mundur.
---
Melawan dengan Pemahaman Sendiri
Kael menutup matanya sejenak.
"Ruang adalah ekspansi… tetapi bagaimana jika aku membatasinya? Jika aku memahami batasan ruang, maka aku bisa membalikkan kendali Sevaris."
Ketika dia membuka matanya kembali, udara di sekitar Kael tiba-tiba berhenti bergerak.
Sevaris mengerutkan kening. "Apa yang kau lakukan?"
Kael tersenyum tipis. "Aku hanya meniadakan kemungkinan pergerakan ruang."
Dalam sekejap, ruang di sekitar Sevaris mulai menyusut.
Dia mencoba memanipulasinya kembali, tetapi setiap gerakannya terasa terhambat—seolah ruang itu sendiri menolaknya.
Sevaris terkejut. "Ini… ini mustahil!"
Kael melangkah maju. "Tidak, ini hanya pemahaman yang berbeda."
Dan dengan satu gerakan, Kael mengayunkan tangannya, membalikkan ruang di sekitarnya.
Dalam sekejap, serangan Sevaris berbalik kepadanya sendiri.
BOOM!
Sevaris terpental ke belakang, jatuh dengan keras di atas tanah. Dia terengah-engah, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
---
Kemenangan yang Tidak Mudah
Putri Eldoria berlari ke sisi Kael. "Kau… kau berhasil!"
Kael menatap tubuh Sevaris yang masih berusaha bangkit.
Sevaris menatapnya dengan mata penuh keheranan. "Kau… benar-benar sesuatu yang berbeda."
Dia menghela napas panjang. "Kerajaan tidak akan diam saja setelah ini… Mereka akan mengirim lebih banyak orang untuk menghentikanmu."
Kael tidak mengatakan apa-apa. Dia sudah tahu itu.
Sevaris tersenyum lemah. "Tapi aku juga bukan orang yang bodoh… Aku bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh Raja Eldoria."
Dia bangkit dengan susah payah. "Kael, suatu hari nanti, kau akan menghadapi sesuatu yang jauh lebih besar dari kerajaan ini. Aku penasaran apakah pemahamanmu akan cukup untuk menghadapi itu."
Dengan langkah tertatih, Sevaris menghilang ke dalam celah ruang yang diciptakannya sendiri.
Kael terdiam sejenak.
Putri Eldoria menatapnya. "Kael… apa yang akan kita lakukan sekarang?"
Kael menatap langit. Dia tahu, ini baru permulaan.
"Tujuan kita tetap sama," katanya. "Menuju Kota Rahasia Xenthar. Dan lebih dari itu… Aku harus memahami lebih banyak lagi."
---