Bab 22 - Langkah Menuju Pemahaman Hakiki

Kael menatap sosok berjubah di hadapannya tanpa sedikit pun rasa takut. Di sampingnya, Eldoria tetap waspada, meskipun ada ketidakpastian di matanya. Udara di sekitar mereka bergetar, seakan hukum dunia di tempat ini berbeda dari tempat lain.

"Aku mencari pemahaman," Kael menjawab mantap. "Aku ingin melampaui batas yang mengurungku, memahami hukum yang mengatur realitas ini."

Sosok berjubah itu mengangguk, seolah sudah mengharapkan jawaban tersebut. "Jika itu yang kau cari, maka bersiaplah. Pemahaman bukanlah sesuatu yang diberikan, melainkan sesuatu yang harus kau peroleh dengan melampaui dirimu sendiri."

Tiba-tiba, ruang di sekitar mereka berubah. Langit yang gelap menjadi lautan cahaya, tanah yang mereka pijak berubah menjadi susunan simbol dan garis-garis yang berpendar. Eldoria terkejut, namun Kael tetap diam, mencoba memahami perubahan ini.

"Di dunia ini," lanjut sosok itu, "tidak ada yang absolut. Kekuatan, keberadaan, waktu—semuanya hanyalah konsekuensi dari pemahaman. Jika kau tidak memahami, maka kau tidak bisa mengendalikan."

Kael menghela napas pelan. Ia sadar bahwa ini adalah ujian lain, sebuah perjalanan yang harus ia lewati untuk melangkah lebih jauh. Ia memejamkan mata, membiarkan pikirannya menyatu dengan aliran hukum yang ada di tempat ini.

Namun, begitu ia mencoba memahami, kepalanya terasa berat. Informasi yang begitu luas membanjiri pikirannya, seakan ia dipaksa untuk melihat dunia dalam sudut pandang yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya. Ia melihat hukum gravitasi mengalir seperti sungai, hukum waktu bergerak seperti pusaran angin, hukum materi membentuk dirinya sendiri dalam pola yang tak terhitung jumlahnya.

Ini… bukan hanya sekadar pemahaman biasa. Ini adalah sesuatu yang lebih dalam.

Tubuhnya bergetar, lututnya hampir roboh, tetapi ia menggertakkan giginya dan bertahan. Jika ia ingin melampaui batas, ia harus melewati penderitaan ini.

Eldoria menatapnya dengan khawatir, langkahnya terhenti sejenak. "Kael…?" suaranya lembut, namun penuh dengan kecemasan. "Jangan lakukan ini jika kamu merasa terlalu berat."

Kael membuka matanya, kilatan cahaya melintas di dalam irisnya, menandakan sesuatu telah berubah dalam dirinya. Ia mengangkat tangannya, merasakan bagaimana hukum di tempat ini beresonansi dengannya. Ia bisa melihatnya—struktur dari realitas itu sendiri.

Sosok berjubah itu tersenyum tipis. "Kau telah melangkah ke ambang batas. Sekarang, pertanyaannya adalah… apakah kau siap untuk melampauinya?"

Eldoria mendekat, matanya dipenuhi dengan kekhawatiran yang mendalam. "Kael, kamu harus berhati-hati. Aku takut kalau kamu terlalu terburu-buru, kamu bisa kehilangan dirimu sendiri."

Kael menatap Eldoria dengan mata yang kini dipenuhi keyakinan baru. "Aku tahu apa yang aku lakukan, Eldoria. Aku harus melewati ini, untuk kita semua."

Sosok berjubah itu memandang mereka berdua, senyuman penuh makna muncul di wajahnya. "Kau telah memutuskan, Kael. Kini, perjalananmu menuju pemahaman hakiki dimulai."

Dengan kata-kata itu, ruang di sekitar mereka mulai berubah lagi, dan Kael merasa dirinya semakin tenggelam ke dalam pemahaman yang lebih dalam tentang realitas dan hukum dunia yang tak terbatas.

---