Langit senja memudar menjadi warna oranye yang menenangkan, sementara angin lembut berhembus di sekitar Kael dan Eldoria yang berdiri berdampingan di tepi tebing. Kael menatap cakrawala dengan tatapan kosong, pikirannya dipenuhi dengan beragam pertanyaan. Baru-baru ini, ia telah menguak sebagian besar hukum penciptaan, namun itu terasa jauh lebih rumit daripada yang ia bayangkan. Kekuatannya terasa semakin besar, namun kekosongan dalam dirinya juga semakin terasa.
Eldoria, wanita yang selama ini selalu ada di sisi Kael, berdiri dengan tenang, namun ada ekspresi kebingungannya yang tak terungkapkan. Sebagai wanita yang masih belajar banyak tentang dunia, dia kadang merasa tersesat dalam pemahaman yang semakin dalam ini, namun dia selalu percaya pada Kael, pada kemampuan dan niat baiknya.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Eldoria dengan suara lembut, matanya menatap Kael dengan penuh perhatian.
Kael mengalihkan pandangannya, menghela napas panjang. "Aku merasa... ada sesuatu yang lebih besar dari ini, Eldoria. Sesuatu yang belum bisa kutangkap sepenuhnya. Tapi aku harus melakukannya. Harus memahaminya lebih dalam."
Eldoria mengangguk dengan lembut, meskipun dia belum sepenuhnya mengerti apa yang dimaksud Kael. "Aku akan selalu ada di sisimu, Kael. Selama kita bersama, aku percaya kita bisa menghadapi apa pun."
Kael tersenyum tipis, matanya menunjukkan kelembutan yang jarang ia tunjukkan. "Terima kasih, Eldoria. Kamu selalu ada di sisi yang tepat."
Namun, ketenangan mereka seketika terganggu oleh suara berat langkah seseorang yang mendekat. Kael segera menegakkan tubuhnya dan mengalihkan pandangan, memperingatkan Eldoria untuk tetap siaga.
Di balik bayang-bayang pepohonan besar, muncul seorang wanita dengan jubah hitam yang membungkus tubuhnya. Wajahnya tertutup sebagian oleh tudung, namun matanya yang tajam memancarkan kecerdikan yang luar biasa. Ada sesuatu yang misterius dalam tatapan matanya, sesuatu yang membuat Kael merasakan ketegangan di udara.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" suara wanita itu terdengar penuh kewaspadaan dan ketegasan, seolah langsung mengenali mereka.
Kael memandang wanita itu, merasa ada yang tidak biasa dari kehadirannya. "Siapa kamu?" tanya Kael dengan nada yang tidak terlalu ramah, namun penuh rasa ingin tahu.
Wanita itu mengangkat tangannya, memperkenalkan dirinya. "Aku Lyria," katanya dengan suara datar namun penuh makna. "Aku tahu tentang perjalananmu, Kael."
Kael merasakan ketegangan di dalam dirinya meningkat. "Kamu tahu tentang aku?" tanyanya, matanya tetap tajam menilai.
Lyria mengangguk perlahan. "Aku tahu lebih banyak dari yang kamu kira. Aku datang untuk memberimu pengetahuan, Kael. Pengetahuan tentang hukum yang lebih besar daripada yang telah kamu pahami."
Kael tetap diam sejenak, mencoba menilai wanita yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Sebelumnya, ia belum pernah mendengar nama Lyria, dan pertemuan ini terasa terlalu tiba-tiba.
"Kenapa kamu datang kemari?" tanya Kael, masih penuh curiga.
Lyria menghela napas panjang. "Karena dunia ini sedang berada dalam bahaya, Kael. Ada kekuatan yang lebih besar yang sedang bergerak, dan jika kita tidak bertindak sekarang, dunia ini bisa hancur."
Eldoria, yang berdiri di samping Kael, menatap Lyria dengan pandangan bingung. "Apa maksudmu?" tanyanya, merasa sedikit cemas dengan pembicaraan yang semakin rumit.
Lyria melihat ke arah Eldoria dengan tatapan lembut namun penuh makna. "Dunia ini lebih rumit dari yang kamu kira, Eldoria. Apa yang kamu pahami tentang hukum tidak sebanding dengan yang Kael pelajari. Namun, kalian berdua perlu bekerja sama jika ingin menghadapi ancaman yang lebih besar."
Kael menatap Lyria dengan serius. "Apa yang kamu tahu tentang hukum penciptaan? Apa yang kamu tahu tentang kekuatan ini?"
Lyria sedikit tersenyum, meskipun ada keseriusan yang tetap mendalam di matanya. "Aku tahu bahwa kekuatan yang kamu pelajari, Kael, adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Sesuatu yang bisa mengubah segala sesuatu, termasuk takdir dunia ini. Tapi itu bukan sesuatu yang bisa kamu kendalikan dengan mudah."
Eldoria menggenggam tangan Kael, tampaknya ingin merasa lebih dekat dengan apa yang sedang dibicarakan, meskipun ia merasa bingung. "Kael," katanya dengan suara lembut, "Apakah kita benar-benar siap untuk hal ini?"
Kael memandang Eldoria dengan penuh kasih sayang. "Kita akan mempersiapkan diri. Aku tidak bisa melakukannya sendirian. Tetapi bersama kita, kita akan mencari jalan keluar dari ini."
Lyria mengangguk perlahan. "Aku bisa mengajarkanmu lebih banyak tentang hukum ini, Kael. Tetapi ingat, semakin besar pengetahuan yang kita miliki, semakin besar pula beban yang harus kita pikul."
Kael menghela napas panjang, kemudian menatap Eldoria. "Aku tidak akan bisa melakukannya tanpa kamu, Eldoria. Kita harus berjalan bersama, meskipun jalan ini penuh bahaya."
Eldoria tersenyum dengan tulus, matanya memancarkan keyakinan. "Aku akan selalu di sisimu, Kael."
Lyria mengamati keduanya, lalu berbicara dengan lebih tegas. "Jika kalian benar-benar ingin menghadapinya, kalian harus lebih kuat. Dan hanya dengan memahami hukum yang lebih besar, kalian akan siap untuk itu."
Kael menatap Lyria dengan penuh tekad. "Aku akan siap. Apa pun yang terjadi, aku akan melindungi dunia ini, dan aku akan melindungi Eldoria."
Dengan itu, pertemuan yang penuh ketegangan dan kebingungannya berakhir. Kael, Eldoria, dan Lyria kini berdiri bersama, meskipun jalan yang harus mereka tempuh masih panjang dan penuh misteri. Dunia ini akan segera diuji, dan mereka harus siap menghadapi apa pun yang datang.
---