Bab 41: Langkah Menuju Keabadian

Kael membuka matanya, merasakan perubahan mendalam yang terjadi dalam dirinya. Pemahamannya terhadap waktu kini berbeda. Ia bukan lagi hanya seorang pengamat—ia adalah seorang penguasa yang mulai menyusun jalannya sendiri.

Namun, pemahaman ini masih berada di tahap awal.

Ia berdiri di tengah kehampaan, merasakan denyutan energi yang mengalir melalui tubuhnya. Dunia di sekelilingnya perlahan kembali terbentuk, seperti potongan teka-teki yang tersusun dengan sendirinya.

"Domain…" Kael berbisik pelan.

Ia telah mencapai ranah Domain Sovereign, langkah awal menuju penguasa sejati. Namun, domainnya masih belum terbentuk sepenuhnya.

Ia menutup matanya dan membiarkan pikirannya menyelami pemahamannya yang baru.

Jika waktu bukan sesuatu yang linier, tetapi sesuatu yang bisa dibentuk, maka bagaimana cara ia membentuknya sesuai dengan keinginannya?

---

Di Dalam Ruang Kesadaran Kael

Di dalam pikirannya, ia melihat sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Sebuah lingkaran besar yang terdiri dari cahaya dan kegelapan, berputar tanpa henti.

Lingkaran Keabadian.

Setiap titik cahaya di lingkaran itu mewakili momen dalam waktu. Setiap kegelapan adalah kekosongan di antara mereka.

Kael mendekat.

Ketika ia menyentuh salah satu titik cahaya, ia melihat sekilas gambaran masa lalu—kenangan dirinya di dunia sebelumnya, perjalanan panjangnya hingga saat ini.

Namun, ketika ia menyentuh kegelapan…

Ia merasakan sesuatu yang lain.

Ketiadaan.

Bukan hanya kehampaan, tetapi kemungkinan tak terbatas.

Kael mulai memahami sesuatu.

Bahwa keabadian bukan hanya tentang eksistensi yang tak berujung, tetapi tentang kemampuan untuk memilih titik waktu yang ingin tetap ada.

Dengan pemikiran itu, ia mencoba sesuatu yang baru.

Ia mengulurkan tangannya dan menciptakan sebuah titik cahaya baru di lingkaran itu.

Dan dalam sekejap…

Dunia di sekelilingnya berubah.

---

Di Dunia Nyata

Kael membuka matanya, dan kali ini, ia benar-benar memahami apa yang baru saja terjadi.

Ia tidak hanya memanipulasi waktu—ia telah menciptakan titik waktu baru dalam keberadaannya sendiri.

Sebuah pijakan di dalam keabadian.

Langkah pertama menuju sesuatu yang lebih besar.

Namun, sebelum ia bisa lebih jauh bereksperimen dengan kekuatan barunya, sebuah suara bergema di sekelilingnya.

"Menarik..."

Kael menoleh cepat.

Di depannya berdiri seorang pria yang mengenakan jubah gelap, dengan mata yang memancarkan cahaya ungu pekat. Energi yang mengelilingi pria itu terasa asing, namun memiliki kesan yang tak terbantahkan.

"Akhirnya ada seseorang yang bisa memahami apa itu Keabadian," kata pria itu dengan senyum samar.

Kael mengerutkan kening.

"Siapa kau?"

Pria itu melangkah maju, dan dengan satu gerakan, waktu di sekitar mereka berhenti.

"Kau bisa memanggilku... Aetherius," katanya. "Dan aku di sini untuk melihat apakah kau benar-benar layak melangkah lebih jauh."

Kael menatapnya tajam.

Ia tahu bahwa pertemuan ini bukan kebetulan.

Dan ia siap menghadapi apa pun yang akan terjadi selanjutnya.

---