Bab 43: Rahasia Para Penguasa Waktu
Kael berdiri di tengah kehampaan, sisa-sisa energi temporal masih bergetar di sekelilingnya. Pertempurannya dengan Aetherius telah berakhir, tetapi pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan.
Siapa sebenarnya pria itu? Dan bagaimana mungkin seseorang bisa memiliki pemahaman tentang waktu yang begitu mutlak?
Kael menarik napas dalam. Ia telah melampaui batasnya sendiri, namun ia tahu bahwa pemahamannya masih belum sempurna.
Tiba-tiba, sebuah suara bergema di kehampaan.
"Kau telah melihat sekilas kekuatan para Penguasa Waktu, tapi itu hanya permulaan."
Kael menoleh cepat.
Di hadapannya berdiri seorang pria berjubah hitam keperakan, dengan mata yang memancarkan cahaya biru tua. Tidak ada aura membebani dari sosok itu, namun Kael bisa merasakan bahwa pria ini jauh lebih kuat dari Aetherius.
"Siapa kau?" tanya Kael, bersiaga.
Pria itu tersenyum samar.
"Aku adalah salah satu dari mereka yang mengawasi waktu."
Kael menajamkan tatapannya.
"Para Penguasa Waktu…?"
Pria itu mengangguk. "Kami adalah mereka yang melampaui batas waktu dan keberadaan. Namun, meski kami memiliki kekuatan yang luar biasa, tidak semua dari kami memiliki tujuan yang sama."
Kael terdiam, mencoba memahami maksud perkataan pria itu.
"Jadi, Aetherius…"
"…adalah salah satu dari kami," pria itu menyelesaikan kalimatnya. "Tapi ia percaya bahwa waktu harus dikendalikan, bukan dipahami."
Kael menggertakkan giginya.
Jadi itulah alasan Aetherius bertarung dengannya. Ia ingin membuktikan bahwa hanya mereka yang mampu menguasai waktu yang pantas untuk eksis.
Pria itu melangkah maju.
"Namun, kau berbeda, Kael. Kau bukan hanya memahami waktu. Kau mulai membentuknya sesuai kehendakmu sendiri."
Kael tidak menyangkalnya.
Namun, ia tahu bahwa pemahamannya masih belum sempurna.
"Apa yang sebenarnya terjadi di balik kekuatan waktu ini?" tanyanya.
Pria itu tersenyum tipis.
"Rahasia yang bahkan banyak Penguasa Waktu pun tidak mengetahuinya."
Dan dengan itu, ia mengangkat tangannya.
Dalam sekejap, dunia di sekitar mereka berubah.
Kael kini berdiri di hadapan sebuah menara raksasa yang tampak menembus realitas itu sendiri.
Menara itu tampak tak berujung, dengan ukiran-ukiran yang tampaknya terus berubah seiring waktu.
Kael merasakan energi yang begitu kuat, seakan menara ini adalah pusat dari segala waktu di multisemesta.
"Inilah Menara Temporal," kata pria itu. "Di sinilah seluruh rahasia waktu tersimpan."
Kael mengamati menara itu dengan saksama.
"Dan kau ingin aku masuk ke dalamnya?"
Pria itu mengangguk. "Jika kau ingin benar-benar memahami waktu… maka kau harus melangkah ke dalamnya."
Kael menarik napas dalam.
Ia tahu bahwa ini bukan sekadar perjalanan biasa.
Menara ini bukan sekadar tempat…
Menara ini adalah ujiannya yang sesungguhnya.
Tanpa ragu, ia melangkah maju.
Dan begitu ia menyentuh pintu masuk menara…
Waktu di sekelilingnya meledak.
---